Mohon tunggu...
Emilianus Jehamun
Emilianus Jehamun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menikmati musik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Lepo Lorun, Surganya Tenun Ikat Sikka

16 Maret 2024   18:01 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrajin menunjukkan motif kain tenun ikat kepada calon pembeli di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal. (ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR) 

Melalui Lepo Lorun ibu-ibu itu dapat mengoptimalkan kemampuan menenun. "Ibu-ibu jadi leluasa menenun di Lepo Lorun ini," ungkap Alfonsa Horeng.

Semua penenun di Lepo Lorun adalah perempuan. Perempuan, tutur Alfonsa Horeng paling tahu tentang tenun. 

Laki-laki tidak tahu soal tenun karena mereka memiliki pekerjaan sendiri seperti beternak dan mencari kayu. Keuletan perempuan dalam menenun serentak menandakan kekuatannya. 

Bahwasannya perempuan bukan pribadi lemah melainkan pribadi tangguh yang dapat mengaktulisasikan diri secara baik sama seperti laki-laki. 

"Perempuan tidak hanya tangguh dalam menenun. Merekalah yang terutama menjaga kelestarian tenun ikat sebagai warisan leluhur," pungkas penerima Indonesia Digital Women Award tahun 2013 tersebut.

Yang Alami

Ada yang menarik dari tenun ikat Lepo Lorun. Bahan-bahan pewarna kain berasal dari alam yaitu kulit mengkudu, dadap serep, kunyit, kayu pohon hepang, dan kulit pohon mangga. Penggunaan bahan alami ini lebih baik ketimbang bahan sintetis. 

"Kualitas warnanya lebih cantik dibandingkan dengan pewarna toko (sintetis)," jelas Elisabeth Pagan yang berdomisili di Tebuk.

Tak ayal, Lepo Lorun memiliki lahan khusus yang ditanami berbagai jenis pewarna alam. Ada mengkudu, kesumba, pohon mangga, dadap serep dan indigo. Hampir semua pewarna alami ada di sana. Selain itu, para pengunjung dapat melihat secara langsung tanaman pewarna alami.

"Ini membantu para wisatawan menambah wawasan tentang pewarna alami," ujar perempuan 63 tahun itu.

Selain bahan baku pewarnaan kain yang sumbernya dari alam, bahan dasar kain yakni benang pun berasal dari alam. Benang dibentuk dari pohon kapas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun