Mohon tunggu...
MH Maulana
MH Maulana Mohon Tunggu... -

mencoba menuliskan tulisan yang tak kunjung tertulis mencari yang tak pernah ditemukan. membaca yang tak pernah terkatakan. merindukanmu sampai tak kunjung tersampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Relasi dari Episode Spongebob Dan Spatula

24 Mei 2014   23:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hanya ada satu spatula tuan
krab,


dan kini aku mengkhianatinya seperti orang bodoh
karena spatula dinilai dari tindakannya, bukan dari bentuk atau parasnya.
Semua yang berkilau itu belum tentu emas."
(spongebob)
kiranya setiap manusia hidup selalu punya keintiman pada suatu hal tertentu.
Dimana keintiman disini merupakan suatu relasi khusus -terlebih istimewa-
terkadang malah berlebihan pada suatu objek. Hal ini tentu bisa manusia, benda,
bahkan binatang sekalipun.
Hal inilah yang dialami spongebob ketika mengalami insiden patahnya gagang
spatula. Karena spatula menjadi benda vital ketika dia bekerja memasak kraby
patty di krusty krab. Selain itu, rangkaian cerita yang dilewati spongebob dan
spatula tidaklah singkat. Susah Senang, panas hujan, bergantinya musim. Telah
menjadi kenangan yang tertata rapi dalam ingatan si spongebob. Barangkali
benar, tidak ada harga yang sanggup membayar dari sebuah kenangan.
Neitschze mengatakan Manusia dan potensinya adalah wujud dari eksistensi
(keberadaan). Spatula -disini- tentunya adalah eksistensi spongebob sebagai
seorang koki. Tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi memiliki nilai istimewa
sendiri, karena bisa jadi spatula bukan hanya sekadar benda, Tetapi mempunyai
esensi yang begitu istimewa. Hal ini terlihat ketika spongebob tidak bisa
menggunakan spatulanya yang baru, padahal hanya spatula. Mengapa?
Bisa jadi Karena setiap orang mempunyai konsepsi pikirannya masing-masing.
Bukan sekadar materia, tetapi juga idea. Beberapa berwujud menjadi sugesti dan
persepsi.
Sugesti dan persepsi spongebob telah tertanam dari serangkaian kejadian yang
dilewati, yakni spongebob mempunyai anggapan tidak akan bisa memasak selain
dengan spatula lamanya.
Beberapa manusia secara nampak maupun tidak nampak mempunyai ikatan khusus
dengan hal tertentu. Perempuan mungkin dengan bonekanya. Laki-laki dengan motor
atau sepeda kunonya. Dan hal ini sederhana sekaligus berharga sekali. Sebagai
catatan, bukan karena nominal uang atau bentuknya. Tapi mempunyai nilai
tersendiri yang terbentuk dari serangkaian kisah atau kejadian berkesan.
Seperti halnya juga dengan binatang piaraan kesayangan.
Belajar dari spongebob dan relasinya dengan spatula, kita bisa memahami bahwa
ada hal (yang sepertinya terlihat) biasa, namun mempunyai nilai yang sangat
spesial. Kita juga bisa belajar bahwa kemewahan bukanlah hal utama. Ada yang
lebih utama lagi yaitu hubungan (relasi) dari suatu proses yang membentuk
ide-ide kebahagiaan sederhana, Dalam bahasa neitschze yaitu yang digolongkan
sebagai manusia supra historis.
Sebagai penutup, barangkali benar, ada hal yang terlihat tidak masuk akal,
konyol, berlebihan, tapi tetap dilakukan, bahkan dinikmati banyak manusia.
Beberapa orang sepakat menyebut itu sebagai "Cinta". Selamat memasuki
alam kesadaran.

MH maulana


(dengan hp, 24 Mei 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun