Apabila digali alasan kenapa orang menipu pada dasarnya adalah kurangnya atau hilangnya empati terhadap orang lain. Sehingga sungguh benar, kepada para penipu, perlu dijebak agar mereka merasakan kerugian dan berpotensi mengambil pelajaran. Walaupun tetap saja masih ada kemungkinan mengulangi lagi untuk melancarkan aksi tipunya. Berikut beberapa alasan lainnya kenapa orang menipu.
Mengejar keuntungan material
Keuntungan material dengan cara menipu didapatkan secara cepat dan mudah tidak perlu banting tulang atau kerja keras.
Kurangnya integritas
Orang tidak sanggup untuk berlaku jujur demi mencapai tujuannya sehingga ia mengambil jalan menipu.
Takut gagal
Sejumlah orang tidak yakin akan masa usaha dan masa depan bahkan tidak yakin dengan proses. Sejumlah orang lebih yakin pada hasil, sehingga mereka takut gagal dan mencoba tidak jujur dan berakhir pada melancarkan penipuan.
Nafsu kekuasaan
Kekuasaan tidak menjadi sebab utama, karena kekuasaan biasanya dipegang oleh orang yang sedikit, misalnya presiden satu saja, direktur satu saja dan seterusnya. Berbeda dengan staf atau karyawan jumlahnya banyak. Sehingga sebab ini relatif cenderung bukan menjadi sebab yang utama. Ketika seseorang sangat bernafsu pada kekuasaan ia akan mengambil jalan menipu.
Coba kita gali lebih dalam lagi alasan kenapa orang menipu! Menurut saya faktor yang lebih besar selain empati adalah faktor didikan orang tua di rumah.Â
Orang tua yang biasa tidak jujur atau tidak tepat janji dapat menjadi pembenaran bagi anak cucunya. Â Misalnya Si Ibu berkata, "Ayo jangan nonton youtube terus, ingat tugasmu jam segini harus cuci piring!" Ternyata Si Ibu asyik menonton drama Korea-China baik pagi, siang, sore maupun malam, bahka seminggu. Oleh karena itu perlulah kita sebagai orang tua memberi teladan terlebih dahulu.
Nah, apakah orang yang tertipu sebabnya sama dengan sebab orang menipu?Â
Ternyata ada kemiripan banyak, sama-sama ingin keuntungan finansial dalam jumlah besar atau ingin memanfaatkan keuntungan itu untuk proyek selanjutnya yaitu kekuasaan sehingga mencari jalan instan menabrak moral, dan sama-sama kurang percaya pada kejujuran serta kurang pengetahuan (pendidikan). Perbedaannya sedikit ,yaitu orang menipu karena kurang empati dan orang tertipu karena kurang berpikir atau larut pada feeling.