Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kemerdekaan RI: Jejak Rahmat Allah di Bulan Ramadhan

31 Maret 2023   08:43 Diperbarui: 31 Maret 2023   08:52 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jejak rahmat Allah di bulan Ramadhan pada abad ke-7, abad ke-8, abad ke13, dan abad ke-20 di antaranya adalah kemenangan umat Islam pada perang Badar yaitu pada tanggal 17 Ramadhan 2H, Fathu Makkah yaitu pada tanggal 10 Ramadhan 8H, kemenagnagn pasukan muslim di bawah komando Thariq bin Ziyad yang mengalahkan pasukan Roderick (Raja Visigoth) pada perang Guadalete (selatan Spanyol) yaitu pada tanggal 24 Ramadhan 92H (19 Juli 711) dan kemenangan pasukan Sultan Quthuz dari Dinasiti Mamluk Mesir mengalahkan pasukan Hulagu Khan dari Kerajaan Mongolia pada perang Ain Jalut yaitu pada tanggal 25 Ramadhan 658H (10 September 1260). Khusus bagi bangsa Indonesia jejak rahmat Allah di Bulan Ramadhan yaitu pembebasan bangsa Indonesia  dari penjajahan yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H (17 Agustus 1945).

ketika kita mundur ke abad sebelumnya, keruntuhan Romawi Barat pada abad ke-5 membawa sebagian Eropa ke dalam abad kegelapan yang kaya dogma dan miskin riset di bawah dominasi politik Gereja. Renaisans pada abad ke-15 telah mendorong bangsa Eropa penjelajahan samudera, kolonialisme, imperialisme pada abad ke-15 dan 16, juga mendorong reformasi gereja pada abad ke-16, kemudian mendorong sejumlah revolusi seperti revolusi  Amerika (ingin bebas dari penjajahan Inggris) dan penggulingan monarki (kerajaan Perancis) serta revolusi industri Inggris pada abad ke-18.

Pertumbuhan ilmu pengetahuan demikian liar pada abad ke-19 hingga abad ke-20 ketika Darwn menduga setiap makhluk berevolusi dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang sempurna dengan mekanisme seleksi alam danmenyodorkan apa yang ia yakini sebagai bukti evolusi yaitu fosil peralihan yang ia akui sendiri menjadi titik lemah teorinya yaitu minimnya jumlah fosil peralihan (seperti dinyatakan dalam bukunya On the Origin of Species, tahun 1859) yang ditemukan bahkan hingga abad ke-21 ini. Menurut Adnan Oktar (Harun Yahya) teori Darwin menginspirasi dunia menuju perang Dunia I dan II (abad ke-20) sebab setiap makhluk hidup menurut Darwin harus bersaing dan berdampak pada kepunahan suatu spesies atau bertahannya spesies lain. pertumbuhan ilmu pengetahuan demikian liar juga terlihat pada zionisme yang digaungkan Theodor Herzl pada abad ke-19 dalam bukunya Der Judeen Staat tahun 1896 yang hasilnya menimbulkan konflik hingga abad ke-21 ini di mana Israel menjajah Palestina dan bertentangan dengan Piagam Jakarta atau pembukaan UUD 1945 "bahwa sesungghnya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan".

Pada abad ke-20 Paham kolonialisme pun dianut Jerman dan Italia dengan paham fasismenya yang ingin menguasai dunia dengan perang, begitupun Jepang yang ingin menjadi pemimpin dan berkuasa atas Asia (Hakko Ichiu). Pada 8 Maret 1942 (20 Shafar 1361H) Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang maka dimulailah pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia. Pada 16 Oktober 1943 (16 Syawal 1362H) Jepang membentuk Chuo Sangi In (dewan Perwakilan Rakyat seperti Volksraad di zaman pendudukan Hindia Belanda) agar dikesankan bahwa Jepang memperhatikan aspirasi rakyat jajahannya. Agar bangsa Indonesia tidak memberontak kepada Jepang dan tidak mempersulit Jepang menguasai Asia maka pada 7 September 1944 (19 Rmadhan 1363H) Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso yang menggantikan Jenderal Hideteki Tojo menjanjikan memberikan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia  namun tidak menentukan kapan tanggalnya.

Sebagai langkah awal Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 (16 Jumadil Awal 1364H). Kemudian pada tanggal 22 Juni 1945 (12 Rajab 1364H) BPUPKI menghasilkan piagam Jakarta yang memuat Pancasila dasar Negara Indonesia, di antara paragrafnya adalah: (1)  "Bahwa sesungghnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di tas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. (2) "Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur." (3) "Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

Barulah pada Juli 1945 Jenderal Koiso mengumumkan memberikan kemerdakaan  pada tanggal 7 September 1945 (30 Ramadhan 1364H) untuk bangsa Indonesia. PAda tanggal 7 Agustus 1945 (28 Sya'ban 1364H) Jenderal Masatake Terauchi Panglima militer Jepang untuk Asia Tenggara menyetuji pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia - PPKI) sebagai kelanjutan dari hasil kerja BPUPKI, saat itu juga BPUPKI dibubarkan. Maka Soekarno dan Moh Hatta akan dilantik sebagai ketua dan wakil ketua PPKI ditemani Rajiman Wediodinginrat berangkat ke Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945 (1 Ramadhan 1364H).

Berhubung Jepang dibom atom pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 (27 Sya'ban dan 1 Ramdhan 1364H) pada Perang Dunia II maka jadwal pemberian kemerdekaan dipercepat menjadi 24 Agustus 1945 (16 Ramdhan 1364H). Pada tanggal 15 Agustus 1945 (7 Ramadhan 1364H) Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada Perang Dunia II. Berita kekalahan Jepang dengan cepat diketahui tokoh bangsa melalui radio luar negeri.

Langsung saja pada hari itu juga  7 Ramadhan 1364H tokoh muda mengadakan rapat yang dipimpin Chairul Shaleh menghasilkan keputusan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak bangsa Indoensia sendiri, tidak ditentukan oleh penjajah Jepang dan proklamsi kemerdekaan harus dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 (8 Ramadhan 1364H). Namun Soekarno- Hatta dan golonagn tua (anggota PPKI) tidak setuju karena khawatir terjadi pertumpahan darah menimbang kekuatan militer Jepang masih amat tangguh di Indonesia dan golongan tua berpegang pada janji Jenderal Masatake Terauchi yang akan memberikan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945 (16 Ramadhan 1364H).

Pada malam ke-8 ramadhan tokoh muda  (mahasiswa dan tentara PETA) kembali menggelar rapat dan dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr Muwardi, Shodanco Singgih (tentara PETA Jakarta) menghasilkan keputusan untuk menculik atau mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok untuk mendiskusikan kapan waktu yang tepat untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia dan agar Soekarno Hatta tidak terpengaruh oleh Militer Jepang. Akhirnya Soekarno dan Moh Hatta dibawa ke Rengasdengklok (Karawang, Jawa Barat) pada jam 04.30 WIB dini hari dengan pengamanan oleh Shodanco Singgih. Setelah berdiskusi mereka sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sementara tokoh muda dan tua di Jakarta juga sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal yang sama, kemudian Ahmad Subarjo menuju Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno Hatta untuk kembali ke Jakarta dan meyakinkan Shodanco Subeno (tentara PETA Rengasdengklok) bahwa Sokarno Moh Hatta dalam jaminan pengamanan.

Saat di Jakarta Soekarno Hatta sempat meminta persetujuan Mayor Jenderal Nishimura kepala pemerintahan umum tapi tidak disetujui untuk kegiatan apapun yang terkait rapat PPKI maupun proklamasi kemerdekaan Indoensia. Nishimura mempertahankan satus quo di Indonesia sesuai kebijakan Blok Sekutu Pemenang Perang Dunia II. Kemudian  sekitar jam 23.00 WIB pada malam ke-9 Ramadhan Soekarno-Hatta rapat dengan anggota PPKI dan tokoh muda di Rumah Laksamana Tadashi Maeda (KEpala perwakilan Angkatan Laut Jepang) untuk proklamasi kemerdekaan esok hari.

Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang disusun dan disaksikan  Sukarni, B.M Diah, dan Sudiro pada malam ke 9 Ramadhan itu kemudian ditandatangani Soekarno dan Moh. Hatta sekitar waktu sahur yaitu jam 03.00 WIB dini hari. Kemudian teks proklamasi kemerdekaan itu dibacakan pada hari Jum'at  jam 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan 1364H). Peristiwa ini terjadi pada hari Jum'at dan Bulan Ramadhan yaitu hari dan bulan yang penuh berkah. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia menyatakan dua hal yaitu pernyataan bangsa Indonesia yang merdeka dan tentang pemindahan kekuasaan dari tangan penjajah ke bangsa Indonesia. Hari itu adalah hari di mana bangsa Indonesia menyatakan kedaulatannya sendiri:berkuasa atas tanah air sendiri. Maka beberapa waktu setelah berita proklamasi menyebar ke penjuru Indonesia dan dunia maka bangsa Indonesia memasuki arena pertempuran dengan penjajah yang hendak menguasai kembali tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun