Mohon tunggu...
Emelie ClorindaChan
Emelie ClorindaChan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Perkembangan dan Pengaruh Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia Dilihat dari Segi Bangunan dan Arsitektur

22 Maret 2023   12:44 Diperbarui: 22 Maret 2023   12:47 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak bisa dipungkiri bahwa akulturasi merupakan sesuatu yang terjadi setiap saat, dimana terkadang peristiwa tersebut kerap menciptakan suatu budaya baru yang merupakan campuran dari budaya-budaya yang sudah ada. Peristiwa ini bisa terjadi seluruhnya disebabkan oleh adanya interaksi yang terjadi antar manusia, antar kelompok, antar masyarakat dalam situasi mereka semua memiliki budaya yang berbeda. Secara singkat, budaya adalah suatu cara hidup yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi (Mulachela, 2022).

Akulturasi itu sendiri merupakan terciptanya sebuah kebudayaan baru dari perpaduan antara 2 budaya berbeda atau lebih tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan awal oleh suatu kelompok masyarakat (Laily, 2022).  Dibutuhkan paling sedikit 2 budaya berbeda, agar dapat terjadi akulturasi. Setiap kali akulturasi terjadi, peristiwa tersebut menciptakan budaya baru dimana nantinya budaya yang tercipta tadi akan mengalami akulturasi lagi berkali-kali dengan banyak budaya lain. 

Salah satu dari akulturasi yang telah dialami oleh Indonesia yaitu dengan budaya Hindu Buddha. Tetapi sebelum itu, mari kita meninjau terlebih dahulu masuknya budaya Hindu Buddha di Indonesia. Ada 4 teori yang dikemukakan oleh ahli-ahli mengenai topik ini. 

Di antara lain teori Waisya, teori Brahmana, teori Ksatria dan teori Arus Balik. Teori Waisya merupakan teori yang didasarkan pada kegiatan para pedagang dalam menyebarkan kebudayaan tersebut, teori Brahmana menjelaskan bahwa penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia disebabkan oleh kedatangan para Brahmana dari India ke Indonesia. Ada juga teori Ksatria  tentang prajurit yang melarikan diri ke Indonesia. Terakhir, ada teori aliran balik bahwa orang Indonesia lah yang datang ke India untuk mempelajari budaya Hindu-Buddha.

Percampuran budaya Hindu Buddha dengan budaya Indonesia telah menciptakan suatu kebudayaan baru. Hal ini dapat kita lihat dari keberadaan candi-candi Hindu Buddha yang bervariasi bentuk dan fungsinya di sejumlah daerah di Indonesia. 

Saat budaya yang satu bercampur dengan beberapa budaya lain yang berbeda maka hasil dari akulturasi tersebut tentu berlainan semua. Bagaimanakah contoh konkretnya? Contohnya adalah Candi langgam Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sebelum itu, candi merupakan salah satu peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha yang paling terkenal. Biasanya, candi digunakan sebagai tempat untuk memuliakan orang yang sudah wafat, terutama para maharaja (Bestari, 2022). Kembali ke topik, kedua bangunan tersebut sama-sama candi dari Jawa namun memiliki sejumlah perbedaan yang signifikan baik secara fisik maupun fungsi dan elemen-elemen yang terdapat padanya. 

Candi di Jawa Tengah kebanyakan berbentuk tambun dan atapnya berundak-undak, biasanya memiliki tiga tingkatan. Terdapat selasar yang lebar di antara kaki dan tubuh candi yang berfungsi sebagai tempat ritual menggiling objek candi atau yang disebut juga dengan "pradaksina."

Berbeda dengan candi langgam Jawa Tengah, candi Jawa Timur memiliki atap bertingkat mengecil ke atas dengan bentuk tubuh candi yang lebih ramping. Perbedaan lainnya terdapat pada reliefnya, dimana relief langgam Jawa Tengah memiliki corak yang menimbul cukup tinggi dan hiasan lukisan pada relief lebih terkesan naturalis. Sedangkan, relief langgam Jawa Timur tidak terlalu timbul dan berbentuk simbolis. Perbedaan ini disebabkan oleh karena langgam Jawa Tengah yang banyak terpengaruh kesusastraan India. Sementara itu, langgam Jawa lebih dipengaruhi oleh kesusastraan Jawa Kuno. 

Jika kalian berpikir bahwa budaya Indonesia bercampur sama rata dengan budaya Hindu Buddha dalam langgam candi maka pemikiran kalian kurang tepat. Mayoritas dari elemen-elemen diatas sebenarnya berasal dari kebudayaan Hindu Buddha. Bangunan megah, patung yang menyerupai dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa semuanya merupakan unsur-unsur dari India. Candi di Indonesia hanya memiliki punden berundak sebagai unsur Indonesia asli. Namun begitu, apakah artinya sebab perbedaan setiap candi hanya karena letak geografis saja? 

Tentu tidak, kenyataannya bukan hanya kebudayaan Jawa Timur dan Jawa Tengah saja yang mengakibatkan perbedaan diantara keduanya. Terdapat pula faktor dari perbedaan candi yang bercorak Hindu dengan candi yang bercorak Buddha, beberapa diantaranya yaitu fungsi, struktur, dan relief. 

Candi yang bercorak Hindu umumnya memiliki fungsi sebagai makam para raja dan pembesar. Contohnya Candi Penataran, Candi Arjuna, serta Candi Gedong Songo. Tetapi selain itu, candi-candi bercorak Hindu kadang juga digunakan sebagai tempat penyembahan kepada dewa. Sedangkan candi yang bercorak Buddha hanya berfungsi sebagai tempat untuk beribadah kepada dewa. Contohnya yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut, serta Candi Pawon.

Secara struktur, perbedaan diantara keduanya dapat dilihat mulai dari eksterior sampai interiornya. Candi Hindu memiliki desain yang relatif lebih sederhana, bisa dilihat dari bangunan, seni arca, dan ornamennya. Bangunan dari candi yang bercorak Hindu memiliki kesan ramping dan menjulang tinggi. Puncaknya berbentuk runcing yang dapat disebut juga sebagai ratna/amalaka.

Beberapa arca yang terdapat di candi Hindu antara lain, arca Dewa Trimurti (Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma), Dewa Ganesha, dan lain-lain. Jauh berbeda dengan candi Hindu, candi Buddha memiliki desain yang megah, besar, dan mewah. Meskipun begitu, bentuk bangunannya lebih melebar dan tidak terlalu tinggi, serta puncaknya berupa stupa. Dalam sebuah candi Buddha, umumnya terdapat 3 jenis arca yang melambangkan arca Buddha yaitu Dhyani-Buddha, Manusi-Buddha, dan Dhyani-Bodhisattva. 

Perbedaan lainnya juga terdapat pada relief yang terdapat di candi Hindu dan Buddha. Relief pada candi Hindu biasanya menceritakan kisah Ramayana, Mahabharata dan Garudeya, yaitu legenda dewa dan prajurit dalam cerita rakyat Hindu. Bedanya, relief di candi Buddha menceritakan kisah-kisah tentang Sang Buddha, seperti Jataka dan Lalitavistara. Contoh dari relief candi Buddha terdapat di candi Borobudur dimana reliefnya bercerita tentang perjuangan meninggalkan sisi manusiawi manusia. Relief tersebut merupakan salah satu relief candi Buddha yang bercerita tentang kisah tertentu sesuai dengan ajaran Buddha. 

Dengan demikian, terjawab sudah bahwa masuknya budaya Hindu Buddha telah membawa banyak perkembangan dalam seni bangunan dan arsitektur, terutama pada candi-candi di Indonesia. Bukan hanya seni bangunan saja, budaya Hindu Buddha juga telah berpengaruh dalam bidang seni rupa, yang bisa kita lihat dari relief-relief yang terletak pada candi bercorak Hindu Buddha. 

Referensi

Bestari, N. (2022, April 21). 5 Bentuk Perbedaan Candi Hindu dan Buddha, Sudah Tahu Bedanya? - Semua Halaman - Bobo. Bobo Grid. Retrieved March 20, 2023, from https://bobo.grid.id/read/083247030/5-bentuk-perbedaan-candi-hindu-dan-buddha-sudah-tahu-bedanya?page=all

Gina, F. V. (2022, October 28). Cari Jawaban IPS, Bagaimana Perbedaan Candi Langgam Jawa Tengah dan Candi Langgam Jawa Timur? - Semua Halaman - Bobo. Bobo Grid. Retrieved March 20, 2023, from https://bobo.grid.id/read/083545851/cari-jawaban-ips-bagaimana-perbedaan-candi-langgam-jawa-tengah-dan-candi-langgam-jawa-timur?page=all

Gunawan, R., Lestariningsih, A. D., & sardiman. (2017). Sejarah Indonesia (Untuk SMA/MA/SMK/MAK-Kelas X) (Revisi (Cetakan ke-4) ed.). Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/Sejarah-Indonesia-Kelas-X

Laily, I. N. (2022, January 12). Akulturasi Adalah Perpaduan Kebudayaan, Ini Penjelasannya - Nasional Katadata.co.id. Katadata. Retrieved March 15, 2023, from https://katadata.co.id/intan/berita/61de37b981625/akulturasi-adalah-perpaduan-kebudayaan-ini-penjelasannya

Mulachela, H. (2022, January 14). Budaya Adalah Cara Hidup, Begini Penjelasannya - Nasional Katadata.co.id. Katadata. Retrieved March 21, 2023, from https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e128ff924cd/budaya-adalah-cara-hidup-begini-penjelasannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun