Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Money

Penyesuaian Harga BBM di Akhir Tahun 2014, selanjutnya setiap awal bulan

31 Desember 2014   18:10 Diperbarui: 2 Juli 2015   23:21 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Turunnya harga migas di pasar dunia yang telah menghunjam ke titik terendah selama sepuluh tahun terakhir mendorong pemerintah RI untuk kembali menyesuaikan harga BBM subsidi, merespon suara jalanan karena ternyata harga subsidi lebih mahal dari harga rata rata minyak dunia. Baru saja sekitar  jam 10.oo tadi pagi, saya selintas  mendengar dari berita Komoas TV, menteri ESDM menyatakan akan ada pengumuman mengenai penyesuaian harga BBM di akhir tahun ini.Terutama pada 3 jenis BBM subsidi. Tapi karena saya sedang mendengarkan lagu oldies antara lain biduanita Skeeter Davis, dan biduan Jim Reeves dll penyanyi saat akil baliqku, jadi apa yang beliau sampaikan tak ada yang tertangkap di telingaku, maap saja. Hanya sayup sayup beliau akan menyampaikan pengumuman lebih lanjut malam ini, demikian juga TV Kompas akan menyiarkan lanjutannya, tapi ditunggu tunggu tak juga muncul ulangan ataupun perkembangan lanjutan beritanya, sial!. Dampak perang minyak Saudia dan OPEC versus Gas/Oil shale negeri paman Sam, memang bakal menjadi buah simalakama untuk Indonesia. Turunnya harga BBM tentu membawa berkah bagi rakyat Indinesia , baik secara langsung maupun tak langsung. Terutama dunia transport, dan industri nasional maupun internasional, setidaknya  bergairah kembali bakal memproduksi komoditi sebanyak banyaknya, maka dengan adanya suplai yang membludak kita harap harga harga akan longsor. Tetapi dengan turunnya harga migas dunia, tentu juga berdampak pada pendapatan devisa RI yang juga melorot, alias bakal devisit. Benar benar berkah kutukan minyak buah simalakama. Tepatkah tindak antisipasi pemerintah yang bakal menurunkan harga BBM di saat tengah ketak pastian harga direspon tepat, atau bakal disusul lagi dengan tindakan ala managemen krisis eh managemen "kumaha engke". Yang jelas ahli ekonom pasar kelontong, memang sudah umbar iler, bahwa harga BBM subsidi sudah diatas harga pasar dunia, tak perduli jika itu harga snapshot sesaat bukan direntang suatu masa. Bagaimana jika ternyata harga minyak dunia kembali rebound kembali ke harga normal alias harga wajar, yaitu harga yang sesuai dengan biaya produksi/ekonomiya, yaitu jika oil/gas shale sekitar USD 80/barel. Atau ini akan menjadi titik awal, bahwa pemerintah akan menerapkan harga mengikuti dan sesuai harga pasar, jika harga naik ikut naik, tapi jika turun bakal ikut turun. Padahal ketika awalnya pemerintah menerapkan kenaikan harga BBM di awal pemerintahannya, kuduga pemerintah akan menerapkan harga "fix price" BBM subsidi yang telah mengantisipasi turun dan naiknya harga BBM pada suatu perioda naik turunya harga BBM dunia, ternyata salah! Oo yaa, dari Detik.com ada berita bahwa Presiden Jokowi akan mengumumkan harga dasar BBM tiap awal bulan, jadi ia akan mengikuti perkembangan harga pasar, tak mengikuti "fix price" yang memang lebih sulit hitung hitungan maupun memperediksi dan memperkirakan perilaku harga BBM di pasar dunia. Cara yang termudah ya dengan cara mengantisipisasi tiap bulan. Beruntung jika harga sedang di bawah, kita sebagai konsumen, dengan cara ini bakal rugi besar jika harga BBM melambung jauh ke atas atau jika sedang melonjak tinggi ditangan spekulan. Entah sampai kapan akhir perang harga ini, tapi Saudi juga sudah mulai mengalami defisit anggaran, demikian juga pengusaha gas/oil shale yang juga kelimpungan dengan harga migas di bawah harga ekonomi memproduksi oil/gas shale ini bakal berakhir, nampaknya bak perang Tom and Jerry, yang direkomendasikan TPI indonesia sebagai tayangan "tidak mendidik". Terlebih lagi, Amerika juga mulai melepas stok persediaan minyaknya. eLoo atau Gwa yang bangkrut. Nampaknya perang banting harga ini memang menguntungkan bagi konsumen, itulah sebabnya kenapa gwa paling gila dengan pasar bebas, sebab klo para pemain pasar bertarung bebas "full body contact", konsumenlah yang ketimpa rejeki harga murah, harga bersaing dan servis lebih, tapi apakah buruh, kapitalis dan industrialis di dunia bakal menikmatinya, jika banyak ketidak pastian  harga. Tulisan ini, tadinya hanyalah  ingin memberitakan dan membagikan tentang pengumuman kebijakan  BBM subsidi siaran tadi pagi di Kompas TV, tapi, maaf beribu maaf, lantaran saya tidak menyimak maka tak jelas apa tadi yang disampaikan sang Menteri didepan Kompas TV, jadilah  melebar menggerutu kesana sini. Emang sigh, pengennya beli Premium atau Pertamax semurah meriah mungkin ga mikir negara bangkrut, apalagi gwa cuma pangsiunan partikelir berbasis pesangon. Maaf yaa, amit mundur agh, Permios!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun