Mohon tunggu...
E. Karta
E. Karta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ingin menyalurkan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Dirinya dan Waktu

19 Juli 2022   22:27 Diperbarui: 19 Juli 2022   22:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap detik yang kulalui, setiap jam yang kujalani, setiap hari yang kurasakan, setiap bulan, setiap tahun aku melakukan aktivitas, rasanya ingatan itu terus berada di hati, tak bisa menghilang. Sebuah ingatan, yang kuimpikan di suatu saat, di dalamnya terdapat diriku dan seorang gadis yang tak kukenal bermain dan mengobrol dengan riangnya, yang kurasakan di seklilingku terlihat bangunan besar yang tidak kukenal juga, kemungkinan itu adalah rumahnya.

Di saat itu, aku meraskan sesuatu hal, dimana. Didalam diriku terasa sebuah gejolak perasaan, aku merasa terikat dengannya. Kemudian aku terbangun dan melakukan aktifitas, tak memperdulikan mimpi apa yang kualami itu.

Hari berikutnya, aku mengalami mimpi itu kembali, dimana gadis yang kulihat saat lalu, telah tumbuh remaja. Kami tetap bermain, ada orang tua kami yang berada di rumahnya bertamu mengobrol dengan sesama orang tua, dan kami hanya bermain di luar, memainkan sesuatu mainan meskipun kami telah remaja. Dan mimpi itu berhenti. 

Di titik ini aku masih belum sadar, bahwa sesuatu yang aku alami saat ini, akan berdampak terhadap kehidupanku di masa depan, dan dengan ketidak sadaranku itu, aku akan menyesalinya juga.

Hari, bulan, Tahun. Mimpi itu tak ada, aku sudah melupakannya, tapi, suatu saat. Mimpi itu muncul kembali, dimana di tempat yang sama, rumah dirinya, tapi yang membedakan adalah, dirinya tak ada di hadapan mataku. Seorang gadis, yang kulihat tak ada, hanya rumah yang terbuka pintunya, dengan orang tuanya menghampiriku dengan berkata, bahwa dirinya, gadis itu telah tak ada. Kemudian aku terbangun.

Aku melakukan aktivitas seperti biasanya, berangkat sekolah, pulang, dan belajar. Hari hari itu kulalui melupakan sesuatu yang menurutku adalah sesuatu hal yang tak berguna sama sekalipun. Tapi, perasaan ini, yang terus mengalir tanpa hentinya. Membuka sifat yang sebenarnya kupendam dari dalam diriku sendiri, yaitu, sebuah perasaan sedih yang tak bisa kujelaskan. 

Rasa ini tak bisa terhenti, sedih, lelah, dan tak bersemangat untuk ke sekolah. Membuatku berpikir bahwa ini sudah cukup, aku harus menyelesaikannya. 

Kemudian dari hal itulah aku melakukan peneyelidikan. "Yah, tahu teman masa kecilku, yang biasanya main sama kita, yang rumahnya besar?"Saat kutanya hal itu, mereka mencoba untuk mengingat dan mengatakan suatu hal. "Engga ingat, coba cari di album foto" Oke, aku akan mencarinya.

Biasanya kami akan berfoto dengan teman teman orang tuaku yang terbilang dekat, dan menurut apa yang aku lihat di mimpiku, dapat kujelaskan bahwa mereka berdua cukup dekat dengan sosok orang tua gadis tersebut. 

Dan hal itu memberiku sebuah asumsi, apakah dia beneran nyata atau tidak. Dan setelah kucari, album foto yang terbilang cukup banyak ini, sekitar 5 buku yang didalamnnya ada 125 halaman, dan di dalamnya tak ada foto kami semua.

Kemudian aku bertanya kembali kepada mereka berdua, dan tetap sama, coba cari lagi di album foto. Dan tentu saja, tak dapat kutemukan. Setelahnya aku menyerah, dikamar merenung selama dua hari libur ini tanpa sedikitpun keluar rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun