Mohon tunggu...
Emanuel Fernandez Numba
Emanuel Fernandez Numba Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang guru pada sebuah sekolah kecil di kota yang kecil diujung timur pulau Flores. Flores Timur adalah sebuah kabupaten kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Guru adalah profesiku. Menjadi guru bukanlah sebuah pilihan namun akhirnya bukan hanya sekedar keterpaksaan tapi menjadi sebuah pegangan hidup. Menjadi guru itu sebuah kenikmatan abadi. Sejak tahun 2007 saya mengikrarkan diri menjadi seorang Guru namun menjagi guru sesungguhnya baru muncul setelah 2 tahun mengabdi. SMPK St. Gabriel Sarotari Larantuka adalah sekolah pertama temaptku mengabdi selama 2 tahun. kemudian tahun 2009, mengambil langkah untuk mutasi SMAS Katolik Frateran Podor yang merupakan almameterku hingga saat ini. Banyak kegiatan dan pelatihan yang telah di ikuti untuk melengkapi CV sebagai seorang guru diantaranya Sebagai Instruktur Kurikulum 2013, sebagai Helpdesk UNBK, dan sekarang sebagai seorang Calon Guru Penggerak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksplorasi Konsep 2.3.a.4.1- Coaching

18 Agustus 2021   11:39 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:24 34053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

EKSPLORASI KONSEP 2.3.a.4.1 - COACHING

 

1.1 Pengertian Coaching


Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Untuk mengawali proses memahami konsep coaching ini, mari kita simak ilustrasi berikut:

Pak Amir adalah seorang pengemudi kendaraan di Kota Tangerang. Saat ini, ia mengantarkan Pak Handoko ke tempat tujuannya. Ternyata jalanan macet dan Pak Handoko tampak panik mengingat agendanya yang akan segera dimulai. Pak Amir menawarkan beberapa jalan alternatif dengan berbagai kemungkinan. 


Dengan berbagai pertimbangan, Pak Handoko akhirnya memutuskan untuk memilih satu jalan yang ia yakini lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan yang diambil Pak Handoko tepat. Jalanan lancar, dan Pak Handoko sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Ilustrasi tersebut memperlihatkan bahwa untuk sampai ke tujuan dibutuhkan tindakan (action), dan terjadi perubahan (change) tempat. Ketika dikaitkan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, jika Pak Amir adalah seorang coach dan Pak Handoko adalah coachee, maka Pak Amir menolong dengan cara-cara tertentu, supaya Pak Handoko sampai ke sasaran yang dia inginkan. 

Dalam konteks ini, coaching adalah salah satu alat untuk menolong Pak Handoko. Selanjutnya, Pak Handoko lah yang membuat keputusan dengan cara yang diyakini dapat mencapai tujuannya.

Berangkat dari ilustrasi di atas, mari kita simak beberapa pengertian mengenai coaching. Para ahli mendefinisikan coaching sebagai:

  • sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)
  • kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)

1. Sebutkan prinsip-prinsip coaching yang dapat Anda ambil dari beberapa pengertian coaching yang telah disajikan!

  • Harus ada kolaborasi antara coach dan coachee, coach membuat pertanyaan yang menggali coachee untuk menemukenali permasalahan dan menyadarkan tanpa mengajari. Kesadaran muncul dari diri coachee sendiri

  • Coach sebagai fasilitator dengan menjadi pendengar yang cerdas serta penyimak untuk menerima pesan dari coachee.
  • Sangat penting bagi seorang coach menangkap kata-kata kunci saat mendengarkan dan menyimak curahan coachee. 

  • Pesan-pesan kunci dijadikan bahan untuk mengajukan pertanyaan selanjutnya yang menyadarkan diri coachee untuk mengadakan perubahan secara berkesadaran.

2. Sebagai guru, pernahkah anda menerapkan prinsip-prinsip coaching tersebut di sekolah Anda? Jika jawaban anda "ya", berilah contoh dan penjelasannya!

Ya saya pernah menerapkan, ketika menghadapi anak yang melakukan pelanggaran karena tidak beberapa mengerjakan tugas dan beberapa kali sudah ditegur dan diperingati oleh guru mata pelajaran namun tetap saja belum ada perubahan ke arah yang lebih. 

Saya mencoba mengajaknya berdiskusi secara empat mata dan mencoba menuntunnya sehingga dapat membuatnya nyaman dan mencurahkan segala permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan tugas yang belum dikerjakan. Dan dengan setia saya berusaha untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Dalam diskusi singkat tersebut ternyata anak tersebut mengalami permasalahan terkait waktu belajar dirumah dan tugas yang terlalu banyak.

Karena perekonomian keluarganya termasuk kategori miskin dimana orangtuanya sebagai petani dan buruh serabutan. Maka setiap hari sepulang sekolah anak tersebut membantu orangtuanya mencetak batu bata merah di kebunnya untuk membantu membayar uang sekolahnya.

Karena kecapaian maka anak tersebut tidak sempat mengerjakan beberapa tugas yang telah diberikan oleh beberapa guru mata pelajaran. Setelah diajak mengobrol dan diberikan pemahaman dan membangkitkan kesadaran dari dalam dirinya dengan membuat jadwal bekarja dan belajar serta memberinya semangat dengan melihat potensi atau kekuatan dalam dirinya. 

Sedikit demi sedikit anak tersebut berubah dengan membuat jadwal untuk membantu orangtua dan belajar. Walaupun tidak seutuhnya berubah karena butuh proses dan penyesuaian.

Selain itu anak tersebut juga harus mendapat perhatian serius dari pihak sekolah dan juga peranserta orangtua sangat dibutuhkan dalam memberikan perhatian terkait waktu belajar anak.

Selain definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli yang telah disebutkan di atas, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:

"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif."

Dari definisi ini, Pramudianto (2020) menyampaikan tiga makna yaitu:

  1. Kemitraan. Hubungan coach dan coachee adalah hubungan kemitraan yang setara. Untuk membantu coachee mencapai tujuannya, seorang coach mendukung secara maksimal tanpa memperlihatkan otoritas yang lebih tinggi dari coachee.
  2. Memberdayakan. Proses inilah yang membedakan coaching dengan proses lainnya. Dalam hal ini, dengan sesi coaching yang ditekankan pada bertanya reflektif dan mendalam, seorang coach menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas permasalahannya.
  3. Optimalisasi. Selain menemukan jawaban sendiri, seorang coach akan berupaya memastikan jawaban yang didapat oleh coachee diterapkan dalam aksi nyata sehingga potensi coachee berkembang.

Menyelami makna-makna yang terkandung dalam definisi coaching membawa kita pada pertanyaan, "Apakah dengan demikian coaching ini bisa diterapkan di dunia pendidikan sehingga bisa mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik guru maupun murid?" Apakah guru dapat berperan sebagai coach? Mari kita sama-sama membahas bagaimana coaching ini diterapkan dalam konteks sekolah dan bagaimanakah peran guru sebagai coach.

1.2. Coaching dalam Konteks Sekolah


Bapak /bu Calon Guru Penggerak,

Mari kita bersama-sama mempelajari coaching dalam konteks pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. 

Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses 'menuntun' kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar.

Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching. Keterampilan coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi seperti apakah yang perlu seorang coach miliki akan dibahas pada bagian selanjutnya dalam modul coaching ini. Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coach. International Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu:

  1. keterampilan membangun dasar proses coaching
  2. keterampilan membangun hubungan baik
  3. keterampilan berkomunikasi
  4. keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach.

Tentunya, sebagai guru, Anda sudah memiliki keterampilan-keterampilan dasar dari coaching. Mari kita lakukan refleksi mengenai hal tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

3. Keterampilan manakah yang sudah anda kuasai?

  1. keterampilan membangun hubungan baik
  2. keterampilan berkomunikasi
  3. keterampilan memfasilitasi pembelajaran

4. Keterampilan manakah yang perlu Anda asah agar dapat menjalankan coaching dengan baik? 

Keterampilan yang perlu saya asah adalah semua keterampilan yaitu keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Semua keterampilan tersebut perlu diasah agar kita dapat melakukan proses coaching dengan benar sehingga dapat memperoleh hasil secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Yang terjadi selama ini ini adalah proses coaching yang dilakukan hanya sekedar karena rasa empati dan kepedulian serta belum menyeluruh dalam artian belum menyetuh semua siswa yang bermasalah. Untuk mencapai kesempurnaan terkait proses coaching kita perlu belajar dan terus belajar secara mandiri dan berkolaborasi terutama ketika mengalami kendala.

5. Kendala apakah yang Anda temui ketika Anda berupa meningkatkan keterampilan tersebut?                                                                                                                                                     

Kendala yang saya temui adalah waktu dan kesempatan untuk belajar lebih mendalam terkait meningkatkan keterampilan dasar seorang coach. Apalagi belum ada pelatihan terkait coaching yang diselenggarakan. Sekalipun ada biasanya pelatihan tersebut lebih banyak diperuntukan bagi guru yang membidangi penanganan kasus/permasalahan anak seperti guru BP/BK dan juga kesiswaan.

Sampai disini, apakah konsep coaching sudah dapat dipahami?

Mari kita pertajam pemahaman tentang konsep coaching dengan menyimak video dihalaman berikutnya, kemudian jawablah beberapa pertanyaan mengenai video tersebut.

Simaklah video animasi mengenai konsep coaching berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=Esh75mbmucY&t=1s

6. Bagaimana cara burung hantu membantu sang kancil menyeberang sungai?

Mengajaknya berkomunikasi dengan mengajukan pertanyaan reflektif yang membangkitkan kesadaran akan jati diri dan potensi apa yang dimilikinya. Langkah awal Dengan menanyakan permasalahan apa yang sedang terjadi pada sang serigala untuk menemukan kata kunci atau akar permasalahnya. Terus apa saja yang telah dilakukan atau usaha-usaha apa yang pernah dicoba untuk menyelesaikan masalah (menyebrangi sungai).

Dari jawaban sang serigala, burung hantu mengajak serigala tersebut untuk merefleksi apakah-apakah usaha-usahanya tersebut sudah sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Mengajak refleksi yang dilakukan burung hantu terhadap serigala tersebut menyadarkan diri sang serigala untuk memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya tidak perlu mencontoh dan mengikuti cara makhluk yang lain.

7. Bagaimana cara burung hantu menanggapi pernyataan sang kancil tentang ketidak mampuannya?

Meyakinkan dulu apakah benar sang serigala pingin melewati sungai yang kecil itu. Menanyakan usaha-usaha apa saja yang telah dilakukan dan Menemukan pesan atau kata-kata kunci yang akan dijadikan pertanyaan lanjutan untuk menggali informasi dan menyadarkan sang serigala terhadap usahanya yang telah dilakukan dan apakah usahanya itu cocok dengan dirinya ataukah tidak.

Menyadarkan akan siapa dirinya dan kemampuan apa yang dimiliki serigala terakhir mencoba kemampuan yang dimilki serigala untuk menyelesaikan masalahnya yaitu menyeberangi sungai.

8. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang diajukan oleh burung hantu untuk membantu sang kancil?

Dengan mengajukan pertanyaan reflektif atau pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan kesadaran terhadap terhadap sang serigala. pertanyaan yang muncul dari medengarkan curahan permasalahan sang serigala. pertanyaan terbuka yang membantu sang serigala untuk memperhatikan siapa diriya., dan pertanyaan yang menstimulus serigala untuk menemukan ide menyelesaikan masalahnya yaitu menyebrangi sungai kecil tersebut. berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Burung Hantu kepada Serigala:

  • bagaimana aku bisa membantumu'
  • pertanyaan penguatan kamu pingin menyebrangi sungai yang kecil ini
  • usaha apa yang pernah kamu dilakukan
  • menggali terus usaha lain yang pernah dilakukan
  • mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan apakah usaha yang telah dilakukan tersebut sudah benar atau belum.
  • dilanjutkan pertanyaan yang menyadarkan akan jati dirinya sebagai serigala
  • pertanyaan yang menyadarkan akan potensi apa yang dimiliki serigala untuk menyebrangi sungai.
  • pertanyaan yang mendorong serigala untuk mencoba menyebrangi sungai dengan potensi atau cara yang sesuai dengan jati dirinya.

9. Jika Anda menjadi sang kancil, apa yang Anda rasakan ketika dibantu dengan cara demikian?

Sangat senang, bahagia dan berterima kasih karena bantuan yang diberikan tidak secara langsung tetapi menjadikan saya sadar dan cerdas menghadapi masalah. Bantuan tersebut membuat saya berpikir untuk menggali segala kemampuan yang dimiliki sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

10. Jika Anda adalah sang burung hantu dan kancil adalah murid Anda, apakah Anda cukup sabar? Mengapa? 

Ya, belajar sabar itu penting di video tersebut hanya dihadapkan dengan satu permasalahan dan satu murid. Mengikuti alur pikir murid untuk menggali segala potensi yang dimiliki murid sangat diperlukan oleh seorang guru. Jika satu murid menjadi sadar maka perubahan tidak memerlukan lagi paksaan tetapi perubahan dilakukan secara sadar sebagai buah dari proses kesabaran guru untuk menjadi coach.

1.3. Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan

Sebagai guru, Anda diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, Anda tentunya harus memainkan banyak peran. Terkadang, untuk menghadapi murid, Anda harus menjadi seorang konselor. Suatu saat Anda juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang Anda juga harus menjadi seorang coach.

Ketika Anda harus menghadapi murid dengan berbagai potensinya dan Anda berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, guru harus berperan sebagai seorang coach. Mengapa Anda harus berperan sebagai coach? Mengapa bukan konselor atau mentor? Tahukah Anda mengenai perbedaan di antara ketiga peran tersebut?

Untuk memahami perbedaan peran antara konselor, mentor, dan coach tersebut, mari kita simak video berikut ini, dan jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai video tersebut.

Link: https://www.youtube.com/watch?v=SevRYbDjOnk&t=59s

11. Apa yang seorang konselor lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Secara langsung mengajarkan cara-cara menyelesaikan masalah klien/konseli dalam hal mengemudi.

12. Apa yang seorang mentor lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Berbagi pengalaman dan memberikan tips-tips kepada mentee serta bagaimana cara menyelesaikan permasalahan terkait mengemudi.

13. Apa yang seorang coach lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil?

Mengarahkan coachee untuk menggali kemampuan apa saja yang dimiliki dan memaksimalkan kemampuannya tersebut untuk menyelesaikan sendiri permasalahan yang dihadapinya dalam mengemudi.

Agar semakin memahami perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari kita pelajari pengertian mentoring dan konseling berikut ini:

1. Definisi mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Jika Anda memperhatikan definisi-definisi mengenai mentoring dan konseling, kemudian membandingkannya dengan coaching, maka Anda dapat melihat perbedaan-perbedaan di antara ketiga metode pengembangan diri tersebut. Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat tabel perbedaan antara coaching, mentoring, dan konseling berikut ini:

Dari Tabel 1, kita dapat melihat perbedaan-perbedaan antara coaching, mentoring dan konseling. Perbedaan-perbedaan tersebut dilihat dari sisi tujuan, peran, dan keahlian.

Setelah menyimak perbedaan-perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

14. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai konselor? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai konselor?

Sebagai guru saya akan berperan sebagai konselor ketika mengadakan bimbingan pribadi, bimbingan sosial dan bimbingan karier. Terutama murid mengalami masalah dan membutuhkan orang untuk bisa berkonsultasi sekaligus membantunya dalam menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapinya.

Dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif (tenang, nyama dan aman). Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap murid untuk mampu berinteraksi dan bekerja sama dalam lingkungan sosial kelas. Guru memberikan waktu dan kesempatan kepada murid untuk merasakan pekerjaan yang tengah dihadapinya secara langsung. Memberikan ruang dan waktu untuk Berbagi pengalaman dengan orang lain yang sedang bekerja

15. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai mentor? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai mentor?

Sebagai guru, peran saya sebagai mentor dilakukan ketika membimbing siswa menjadi manusia yang memiliki keterampilan dan bertanggung jawab. Membimbing murid untuk bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai pelajar dengan memberikan strategi atau tips-tips yang tepat dari pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi murid.

16. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai coach? Bagaimana cara Anda membantu murid ketika Anda berperan sebagai coach?

Sebagai guru, peran saya sebagai coach dilakukan ketika guru membina, mendorong, membantu, mengawasi dan memberikan dukungan kepada murid untuk memperoleh pengalaman belajar bermakna dan aktivitas pembelajaran yang sealami mungkin sesuai dengan potensi yang mereka miliki agar mereka dapat dengan kekuatan atau potensi yang dimiliki dapat menyelesaikan persoalan mereka sendiri

Sebagai seorang coach kita akan membuat jadwalkan untuk mengadakan pertemuan, berkomunikasi dan bersama-sama dengan coachee mengidentifikasi dan menganalisa masalah, membuat point-point penyelesaian beserta dengan konsekuensi yang akan dihadapinya, melakukan aksi, menerima umpan balik, melakukan refleksi dan membuat komitmen.

17. Untuk mendorong potensi murid, peran apakah yang Anda pilih? Mengapa?

Agar dapat menumbuhkembangkan dan memaksimalkan potensi atau kekuatan yang ada pada murid maka yang harus dibiasakan oleh seorang guru adalah dengan menjadi coach bagi muridnya. Sebagai seorang coach kita tidak mengajarkan langsung bagaimana seorang murid bisa paham terhadap ilmu pengetahuan baru atau berbagi pengalaman untuk menyelesaikan masalah murid dalam belajar.

Akan tetapi sebagai seorang coach kita akan mengarahkan dan menuntun pengetahuan awal / kemampuan yang dimiliki oleh murid, yang dapat diberdayakan untuk memahami materi selanjutnya atau untuk menyelesaikan masalah belajar yang tengah dihadapinya sendiri. Seorang guru yang menjadi coach bagi murid akan selalu tahu setiap keunikan karakter dan potensi yang dimiliki setiap murid untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing dengan tidak membantu secara langsung.

18. Ceritakan kendala yang Anda alami ketika Anda berperan sebagai seorang coach?

Kendala yang paling utama adalah sering merasa tidak memiliki waktu yang luang atau tidak meluangkan waktu untuk melakukan proses coaching apalagi dengan beban mengajar yang cukup tinggi dan ditambah lagi dengan administrasi yang sangat banyak. Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan coching menjadi hambatan tersendiri bagi saya ketika melakukan coaching. Di samping itu kebanyakan murid belum terbiasa mengeksplorasi potensi dan kemampuan, serta kekuatan yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapinya. Murid lebih cenderung memanfaatkan teman untuk  membantunya baik secara langsung maupun tidak langsung. Apalagi ditambah dengan  mental malas yang sudah mendarah daging dalam dirinya.

Sekarang, tentunya Anda sudah memahami bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah. Sebagai seorang coach, mari berupaya menguasai keterampilan dasar seorang coach, salah satunya dengan menguasai keterampilan berkomunikasi yang memberdayakan sebagaimana akan dijelaskan pada materi selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun