Naik KRL bersama anak ternyata membawa banyak manfaat. Sepanjang jalan kami melihat beragam bangunan, dari gedung-gedung pencakar langit hingga rumah yang hanya berdinding triplek. Dari sana anak bisa belajar tentang toleransi, kesetiakawanan dan pentingnya bersyukur. Manfaat lain, anak-anak bisa lepas sekejap dari gawai dan beraktivitas fisik dengan berjalan kaki. Sebagai dampaknya anak-anak begitu lahap makan walau hanya menyantap makanan sederhana di sekitar stasiun.
Suasana di gerbong penumpang KRL relatif tertib, dengan petugas yang cukup tanggap menegur penumpang yang melanggar aturan. Meski kini KAI Commuter relatif aman, kami tetap mengingatkan anak untuk mawas diri terutama untuk barang-barang yang dibawa. Anak-anak bahkan tak percaya saat saya bercerita bahwa dulunya banyak penumpang gelap KRL yang naik hingga ke atap gerbong.
Beberapa kali saya tanyakan ke anak-anak, bagaimana kesan-kesan menggunakan KRL. Ternyata di luar dugaan, anak-anak antusias dan senang. Bahkan anak-anak tertawa senang mengingat pengalaman bergelantungan di pegangan tangan dalam gerbong. Tentu saja ini menjadi opsi yang membuat kami orang tua juga senang karena anggaran akhir pekan bisa ditekan dan dialokasikan ke pos lain yang lebih bermanfaat.
Cikini ke Gondangdia, KRL kini tiada dua!
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI