Mohon tunggu...
Ely Rohmah Oktaviani
Ely Rohmah Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Saya memiliki minat di bidang olahraga panahan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan (Salah Satu Nilai Esensial Keperawatan): Perawat Bukan Pembantu Dokter

19 Desember 2022   19:36 Diperbarui: 19 Desember 2022   19:59 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blog.ruangguru.com

Banyak sekali masyarakat yang beranggapan bahwa perawat merupakan pembantu dokter. Bahkan, tidak jauh-jauh dari masyarakat, teman saya pun seringkali menganggap pekerjaan perawat mudah karena hanya membantu dokter saja, tidak memeriksa pasien, tetapi hanya mengganti infus. 

Namun, yang tidak mereka ketahui adalah perawat merupakan profesi yang mulia, menjalankan asuhan keperawatan tidak hanya mengganti infus. Selain itu, tidak hanya dianggap sebagai pembantu dokter, perawat juga seringkali dipandang sebelah mata, tidak dihargai oleh masyarakat. Padahal, dalam tujuh nilai esensial keperawatan, tercatat bahwa perawat memiliki status yang sama dengan tenaga kesehatan yang lain.

Dalam bukunya, American Association of College of Nursing (2008) telah mengidentifikasi nilai profesional perawat yaitu nilai esensial dalam melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari tujuh nilai, diantaranya estetika/keindahan, altruism/mengutamakan orang lain, kesetaraan, kebebasan/freedom, human dignity/martabat manusia, justice/keadilan, dan truth/kebenaran. Nilai-nilai ini mempengaruhi bagaimana perawat  berinteraksi dengan pasien dan menggunakan diri mereka sendiri as therapeutic use of self.

Di sini kami akan berfokus pada nilai kesetaraan, di mana kesetaraan yang dimaksud adalah perawat memiliki status atau hak yang sama dengan tenaga kesehatan lainnya. Meskipun keahlian dan keterampilan mereka berbeda, kesamaan terletak pada posisi mereka sebagai penyedia layanan kesehatan bagi masyarakat.

Selain itu, perawat adalah profesi, bukan pembantu dokter. Menurut Kemenkes RI (2014), profesi keperawatan adalah seseorang yang diproses melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan yang khusus disiapkan untuk bidang keperawatan. Telah diatur oleh Undang-Undang Pasal 1 No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan bahwa "Keperawatan adalah tindakan merawat individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat."

Perawat dengan dokter memang memiliki disiplin ilmu yang hampir sama. Perawat memiliki asuhan keperawatan (ASKEP) yang bertujuan untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, Pendekatan komunikasi efektif serta efisien, dan mengumpulkan data secara berkala agar pasien mendapatkan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi biologi, psikologi, sosiologi, dan spiritual. Sedangkan dokter lebih paham mengenai ilmu kesehatan secara intensif. 

Selain itu, dapat kita lihat perbedaannya dari tugas dan wewenang dari dua profesi tersebut. Tugas dokter adalah curing, sedangkan perawat adalah caring. Curing adalah tindakan pemberian pengobatan yang lebih menitikberatkan pada aspek kesehatan dan fisik. Menurut Potter & Perry (2005), caring adalah kapasitas dan kemauan untuk merawat, melakukan pengawasan waspada, menunjukkan perhatian, cinta, dan empati kepada orang lain. Keperawatan berfokus pada kebutuhan dan tanggapan pasien melalui penyediaan perawatan yang berkaitan dengan aspek sosial, psikologis, fisik, dan spiritual.

Tugas dan tanggung jawab kedua profesi tersebut berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk menyembuhkan pasien, memberikan penanganan terbaik untuk pasien karena kepuasan dan kesembuhan pasien adalah yang utama. Untuk itu, keduanya tetap harus menjalankan nilai-nilai serta kode etik guna menunjang profesionalitas dalam bekerja. 

Sebagai calon perawat dan mahasiswa keperawatan, saya  akan melakukan yang terbaik untuk menjaga reputasi dan citra perawat. salah satunya adalah mematahkan stigma buruk masyarakat mengenai perawat adalah pembantu dokter. Saya harap dengan adanya esai ini dapat mematahkan stigma buruk mengenai perawat dan dapat menjadikan citra perawat semakin baik di mata masyarakat dan tidak membandingkannya lagi dengan profesi lainnya.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun