Mohon tunggu...
Elvida Busma
Elvida Busma Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah cara berbagi dengan sesama tanpa dibatasi ruang dan waktu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cermin

13 September 2019   16:39 Diperbarui: 13 September 2019   16:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan ke pantai sungguh menyenangkan, bercengkrama dan menikmati keindahan, rileks menghilangkan kejenuhan. Melepaskan diri dari rantai rutinitas.

Selain untuk bersenang-senang pantai adalah tempat yang nyaman melakukan kontemplasi diri. Merenung sejenak, menjauh dari kebisingan dunia.

Kita lihat hamparan  putih pasir pantai, sering membuat kita tergoda untuk bermain pasir, membangun istana pasir atau menulis sesuatu di pasir,  lalu ombak datang menghapus semua yang telah kita tulis.

Jika bermain ke pantai saya sering  teringat hal-hal yang pernah diceritakan kakek saya  ketika beliau masih hidup.


Dulu waktu muda kakek sering mengunjungi  pantai sepanjang Padang-Pariaman karena kakek memasok kebutuhan minyak kelapa pada pedagang disana, setelah selesai urusannya kakek selalu menyempatkan diri untuk singgah ke pantai, untuk bertemu teman-teman lama atau sebatas menikmati kuliner khas daerah setempat.

Kadang kakek datang ke pantai hanya untuk merenung dan memperhatikan tingkah laku orang-orang yang ada di tepi pantai.

Suatu waktu kakek memperhatikan seorang  nelayan  membawa hasil tangkapan ikan sangat banyak, setelah melaut beberapa hari, sambil duduk santai dia menulis di pantai dengan sepotong ranting. "LAUT INI BAIK HATI"

Di waktu lain  kakek pernah menyaksikan seorang ibu berteriak histeris sambil menulis "LAUT INI PEMBUNUH, setelah bertanya pada warga sekitarnya, ibu itu ternyata kehilangan anaknya setelah tenggelam 3 tahun yang lalu.

Seorang wisatawan menikmati laut dengan berperahu dan di tengah menikmati suasana laut tiba-tiba awan hitam datang bergulung  badai datang menghantam perahu yang ditumpangi, namun dia selamat dari marabahaya, sampai dia trauma untuk menaiki perahu, namun sekali-kali masih mengunjungi pantai lalu menulis dipantai.
"LAUT INI PENUH BAHAYA"

Di lain sempatan  kakek mengunjungi teman lamanya yang tinggal di tepi pantai Air Manis Padang. Pagi hari sambil mengkopi santai, teman kakek mengatakan "LAUT INI PENUH BERKAH" karena beberapa hari yang lalu dia menemukan banyak butir mutiara di laut yang harganya cukup mahal dibeli oleh pecinta mutiara luar pulau.

Sorenya tanpa sengaja kakek melihat seorang anak kebingungan mencari sesuatu, setelah ditanya kakek ternyata ia kehilangan pakaiannya yang ia letakkan di tepi pantai, kemungkinan pakaiannya dibawa ombak ke laut, lalu dengan kesal dia menulis di pinggir pantai "LAUT INI PENCURI"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun