Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daging Ayam dan Telur, Makanan "Haram" bagi Orang Rimba

16 Desember 2020   15:19 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:31 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan daging kancil hasil buruan Orang Rimba. (Foto : Elvidayanty)

"Bebet, Ake ndok jual telur hayom nio. Terserah pado mikae ndok begi esennyo berapo." (Kawan, aku mau jual telur ayam ini. Terserah berapa kamu mau mengganti uangnya).

Suatu hari, Orang Rimba bernama Ngandui menawarkan saya telur ayam satu karton. Ngandui bercerita, ada bantuan sembako untuk komunitas Suku Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Jambi. Di antara bantuan paket sembako tersebut ada telur satu karton. Ketika itu, karena saya tidak punya uang tunai, saya tawarkan telur tersebut dibarter dengan kopi, teh, dan gula. Ngandui menerima tawaran barter saya. Selain rokok, kopi, teh dan gula barangkali bisa dibilang konsumsi wajib bagi Orang Rimba.

Selain menyerahkan satu karton telur, Ngandui juga memberikan 2 (kaleng) kental manis. Saya bertanya ada masalah apa dengan Si Kental Manis? Saya juga menjelaskan kental manis tersebut enak buat campuran kopi atau teh. "Orang Rimba kan tidak boleh minum susu sapi." Jawab Ngandui. 

Saya mencoba menjelaskan kepada Ngandui soal kental manis tersebut. "Yang di delom kaleng nioma bukan susu, Kakok. Bukon dari sapi, jadi hopi apo-apo diminum Orang Rimba." (Yang di dalam kaleng ini bukan susu, Kakak. Bukan dari sapi, jadi tidak apa-apa diminum Orang Rimba).

Saya jelaskan bahwa kental manis itu bisa dibilang seperti sirup rasa susu. Untunglah Ngandui percaya, lalu membawa lagi kental manis tersebut. 

Lain waktu, seorang perempuan rimba menolak susu kedelai kemasan kotak pemberian saya. Alasannya sama, Orang Rimba tidak minum susu sapi. Setelah saya menjelaskan bahwa susu kotak uang saya beri adalah dari kacang kedelai, sambil menunjukkan foto kacang kedelai di kemasannya. Meski ragu, perempuan rimba tersebut bersedia juga meminum susu kedelai yang saya berikan. 

Bagi Orang Rimba, binatang ternak dan turunannya pantang dikonsumsi. Karena hidup di dalam rimba, adat Orang Rimba menyebutkan apa yang dikonsumsi orang di luar rimba adalah haram bagi Orang Rimba. Itu sebabnya Orang Rimba tidak mengkonsumsi daging ayam, telur, daging sapi, daging kambing, dan hewan ternak lainnya. 

Ber-ayam kuaw, ber-kambing kijang, bekerbau-rusa adalah seloko Orang Rimba yang berkaitan dengan prinsip konsumsi hewan. Untuk sumber protein, Orang Rimba hanya mengkonsumsi hewan yang mereka dapat di dalam rimba seperti babi, kancil, rusa, kijang, labi-labi, biawak, dan hewan lainnya. Orang Rimba juga mengkonsumsi segala jenis ikan. Namun, Orang Rimba masih bisa menerima makanan dari laut seperti kerang, sipit atau udang. Itu sebabnya, jika berencana ke rimba dan ingin makan bersama dengan Orang Rimba, saya memasak rendang kerang dara, bukan rendang daging sapi atau kerbau. 

Orang Rimba juga menghargai saya sebagai penganut agama Islam. Sesekali mereka juga menawarkan saya daging kancil, kijang, atau rusa hasil buruan. Orang Rimba paham hewan buruan mana saja yang halal saya konsumsi. Meskipun saya sering menolak tawaran hewan buruan tersebut, bukan karena ragu soal kehalalannya, tapi karena beberapa hewan tersebut sudah termasuk kategori hewan yang dilindungi. Biasanya, daging pemberian Orang Rimba tetap saya masak dengan bumbu yang saya punya, setelah masak saya kembalikan ke Orang Rimba untuk mereka makan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun