Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

"... Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan." QS. Al Baqarah: 148

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Terus Awasi! Sistem Elektoral yang Adil, Transparan Serta Penegakan Hukum, Demi Pemilu yang Damai Bermartabat

14 Februari 2024   08:19 Diperbarui: 14 Februari 2024   14:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat beberapa faktor kunci yang memengaruhi kualitas pemilu. Dua di antara faktor kunci tersebut adalah hadirnya sistem elektoral yang adil dan transparan serta penegakan hukum yang kuat dan tegas. 

Dalam konteks pemilu, sistem elektoral yang adil dan transparan mengacu pada struktur atau metode merujuk pada mekanisme atau aturan yang digunakan untuk memilih para pemimpin/ perwakilan yang memungkinkan untuk adil, transparan, representatif dan terbuka bagi semua pemilih. 

Sedang penegakan hukum yang kuat dan tegas dalam konteks pemilu mengacu pada upaya pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa proses pemilihan umum berlangsung secara adil, transparan, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

I. Sistem Elektoral yang Adil dan Transparan

Pakar-pakar politik maupun tata negara Sistem elektoral yang adil dan transparan memiliki beberapa karakteristik sekaligus prinsip-prinsip yang mendorong terciptanya proses pemilu yang damai. Berikut adalah beberapa prinsip dan karakteristik yang umumnya dinilai penting dalam sistem elektoral yang adil dan transparan:

1. Keadilan, Proporsionalitas, Kesetaraan Suara: Sistem elektoral harus memberikan kesempatan yang sama bagi semua pemilih untuk memilih dan dipilih. Tidak boleh ada diskriminasi atau hambatan yang tidak adil bagi kelompok-kelompok tertentu. Ada proporsionalitas, artinya sistem tersebut memberikan representasi yang proporsional bagi partai politik atau calon berdasarkan jumlah suara yang diperolehnya dalam pemilihan. Ini memastikan bahwa kepentingan semua kelompok atau pandangan politik tercermin dalam perwakilan politik. Terdapat kesetaraan suara dimana setiap suara memiliki bobot yang sama dalam menentukan hasil pemilihan. Tidak ada diskriminasi terhadap suara dari kelompok atau wilayah tertentu. Sistem elektoral yang adil dan transparan mempertimbangkan kesesuaian kebutuhan lokal  dan karakteristik unik dari masyarakat atau negara yang bersangkutan. Ini bisa berarti penyesuaian dalam hal metode pemungutan suara atau penentuan batas pemilihan

2. Transparansi: Proses pemilihan harus terbuka dan transparan, sehingga pemilih dan calon dapat memahami bagaimana sistem tersebut beroperasi dan percaya bahwa hasilnya mencerminkan kehendak rakyat. Informasi tentang aturan pemilihan, prosedur perhitungan suara, dan lain-lain harus tersedia secara publik. Proses pemilihan, termasuk perhitungan suara dan penentuan hasil akhir, dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh publik. Ini membantu mencegah penipuan atau manipulasi hasil. ransparansi dalam konteks Pemilu sangat penting untuk memastikan proses demokratis yang adil dan akuntabel

3. Keterwakilan: Sistem elektoral harus mencerminkan kepentingan dan preferensi beragam dari masyarakat yang dipilihnya. Ini bisa mencakup representasi berdasarkan wilayah geografis, kelompok etnis, gender, dan lain-lain. Sistem tersebut memastikan bahwa semua wilayah atau kelompok masyarakat memiliki akses yang sama untuk memilih wakil mereka. Ini mencegah dominasi atau pengecualian dari pihak-pihak tertentu.

4. Akuntabilitas: Para pemimpin yang terpilih harus bertanggung jawab kepada pemilih dan akuntabel atas tindakan mereka. Mekanisme harus ada untuk memastikan bahwa pemimpin yang tidak memenuhi harapan atau melanggar kepercayaan dapat diawasi, dievaluasi, dan jika perlu, digantikan dalam pemilihan berikutnya

5. Keberagaman: Sistem elektoral harus memungkinkan untuk adanya variasi dalam preferensi politik dan kepentingan masyarakat. Ini mencakup perlindungan terhadap pluralisme politik dan pengakuan terhadap partai politik dan kandidat independent

6. Perlindungan terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan Tertentu:  Sistem elektoral harus memiliki mekanisme untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak-pihak yang berwenang, termasuk penekanan terhadap praktik-praktik korupsi, intimidasi, atau manipulasi. Sistem tersebut menghindari konsentrasi kekuasaan yang berlebihan di tangan kelompok atau individu tertentu. Ini dapat dicapai melalui pembatasan kampanye politik dan pengawasan terhadap pembiayaan politik.

7. Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Efektif: Sistem elektoral yang adil dan transparan harus didukung oleh mekanisme yang efektif untuk penyelesaian sengketa. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan konflik yang mungkin muncul selama atau setelah pemilu, karena ada cara yang jelas dan dapat dipercaya untuk menyelesaikan perselisihan

8. Partisipasi Publik: Sistem elektoral yang baik harus mendorong partisipasi publik yang luas dalam proses pemilihan, baik melalui kampanye politik yang bebas dan terbuka maupun melalui partisipasi aktif dalam pemungutan suara

9. Pendidikan Pemilih dan Kesadaran Politik: Sebuah sistem elektoral yang adil dan transparan juga membutuhkan masyarakat yang teredukasi tentang proses pemilu dan memiliki kesadaran politik yang baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak mereka sebagai pemilih dan pentingnya partisipasi dalam proses demokratis, masyarakat cenderung lebih tenang dan terlibat secara positif dalam pemilu.

Ketika sistem elektoral yang adil dan transparan sesuai prinsip-prinsip tersebut, secara efektif itu dapat menghasilkan pemerintahan yang lebih stabil, representatif, dan berlegitimasi, yang pada gilirannya dapat memperkuat demokrasi dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik. Ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa suara mereka akan didengar dan dihitung dengan benar, serta menumbuhkan kepercayaan pada proses demokrasi secara keseluruhan

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalankan transparansi dalam Pemilu, diantaranya ada;ah:

1. Akses Informasi: Pastikan bahwa semua informasi terkait Pemilu tersedia secara publik dan mudah diakses oleh masyarakat. Ini termasuk informasi tentang proses pemungutan suara, jadwal Pemilu, daftar pemilih, serta data kandidat dan partai politik;

2. Proses Pemungutan Suara yang Terbuka: Pastikan bahwa proses pemungutan suara berlangsung secara terbuka dan dapat diamati oleh pengamat independen serta warga negara. Pengawasan yang ketat terhadap proses ini akan membantu mencegah potensi kecurangan;

3. Audit dan Verifikasi: Lakukan audit secara berkala terhadap semua tahapan Pemilu, termasuk pemeliharaan daftar pemilih, distribusi surat suara, dan penghitungan suara. Hasil audit ini harus dipublikasikan untuk memastikan akuntabilitas;

4. Keterlibatan Masyarakat: Dukung partisipasi aktif masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan Pemilu. Ini bisa dilakukan melalui pelatihan pengamat independen, penyebaran informasi tentang hak dan kewajiban pemilih, serta mendorong partisipasi dalam debat dan forum terkait Pemilu;

5. Keterbukaan Keuangan: Pastikan transparansi dalam pendanaan kampanye politik. Publik harus mengetahui sumber dan jumlah dana yang digunakan oleh kandidat dan partai politik dalam kampanye mereka;

6. Penegakan Hukum yang Adil: Jamin bahwa pelanggaran terhadap aturan Pemilu ditindak secara tegas dan adil. Ini mencakup penyelidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran, termasuk intimidasi pemilih, penyuapan, atau manipulasi lainnya bahkan jika dilakukan oleh pemerintah dan atau penegak hukum sekalipun;

7. Keterbukaan Media: Pastikan bahwa media memberikan liputan yang adil dan seimbang terhadap semua kandidat dan partai politik. Hindari dominasi satu pihak atau penyebaran informasi palsu yang dapat memengaruhi opini publik.

Tujuh hal tersebut, jika dijalankan secara penuh amanah, Pemilu dapat menjadi proses yang lebih demokratis, dipercayai, dan akuntabel bagi semua pemangku kepentingan.

Sumber: Media Indonesia
Sumber: Media Indonesia

II. Penegakan Hukum yang Efektif dan Independen 

Sebagaimana disebut di muka, penegakan hukum mengacu pada upaya pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa proses pemilihan umum berlangsung secara adil, transparan, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini untuk mencegah pelanggaran hukum, termasuk intimidasi pemilih, penipuan pemilu, dan kekerasan politik.

Terdapat beberapa aspek yang penting dalam penegakan hukum yang kuat, efektif dan independen dalam pemilu, diantaranya adalah:

a. Penegakan Hukum terhadap Pelanggaran Pemilu: Ini mencakup penegakan hukum terhadap pelanggaran seperti penipuan pemilih, pengarahan suara, pembelian suara, intimidasi pemilih, dan aktivitas ilegal lainnya yang dapat memengaruhi hasil pemilihan.

b. Penegakan Aturan Kampanye: Pemerintah harus memastikan bahwa semua kandidat dan partai politik mematuhi aturan kampanye yang ditetapkan, termasuk pembatasan iklan kampanye, laporan dana kampanye, dan penggunaan sumber daya secara wajar

c. Pengawasan dan Pengendalian Pemilu: Pemerintah dan badan pengawas pemilu harus mengawasi proses pemilu dengan cermat untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi, dan jika ada, tindakan penegakan hukum harus diambil dengan cepat dan tegas.

d. Perlindungan Hak Pemilih: Penegakan hukum harus memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama dan tidak terhalang untuk memberikan suara, tanpa diskriminasi atau tekanan dari pihak mana pun.

e. Keterbukaan dan Transparansi: Proses pemilu harus transparan, dan semua langkah penegakan hukum yang diambil harus diberikan kepada publik untuk memastikan bahwa tidak ada kecurangan atau manipulasi yang terjadi.

f. Hukuman yang Dapat Diterima: Sistem penegakan hukum harus efektif dan memberikan hukuman yang sesuai bagi pelanggar pemilu, sehingga dapat menjadi deteren bagi pelaku kejahatan pemilu di masa depan.

Dengan memastikan penegakan hukum yang kuat dalam konteks pemilu, masyarakat dapat memiliki keyakinan yang lebih besar dalam integritas dan legitimasi proses demokratis mereka. Ayo melek hukum. (Wallahu a'lam).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun