Mohon tunggu...
Dinda SyahPutri
Dinda SyahPutri Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Amikom

instagram: @dindaa.sp twitter: @elsaprojen

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilu 2019

23 Mei 2019   17:04 Diperbarui: 23 Mei 2019   17:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hai teman-teman!

Selamat datang di blog kompasiana Elsa!

Di blog kali ini, saya akan membahas tentang pemilu 2019 dan hasilnya. Seperti yang kita ketahui, pemilu 2019 telah dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 dan berjalan dengan lancar. Pasangan Capres dan Cawapres pemilu 2019 nomer urut 01 adalah Jokowi-Ma'ruf Amin dan pasangan Capres dan Cawapres 2019 nomer urut 02 adalah Prabowo-Sandiaga Uno. dan pengumuman hasil pemilu 2019 telah diumumkan pada tanggal 22 Mei 2019. Namun, pada saat hasil pengumuman pemilu 2019, masyarakat ada yang tidak terima dengan hasil pemilu 2019. seperti yang diketahui, hasil pemilu 2019 telah dimenangkan oleh pasangan nomer urut 01 yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin dengan hasil 55,50%, sedangkan pasangan nomer urut 02 mendapatkan hasil sebesar 44,50%.

Namun, diduga pendukung Prabowo-Sandiaga Uno tidak terima atas hasil pemilu 2019. Mereka melakukan demo pada tanggal 22 Mei 2019 di Jakarta. Daerah yang menjadi sasaran adalah kantor KPU. Pemerintah menugaskan anggota Polisi dan TNI untuk mengawasi kantor KPU. Namun, ternyata masyarakat yang melakukan demo juga menyerang kantor BAWASLU. Anggota Polisi dan TNI dikerahkan untuk mengawasi daerah-daerah yang diduga diserang oleh massa yang melakukan aksi demo.  Diduga massa yang melakukan aksi demo itu merupakan pendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Namun, Prabowo mengatakan massa yang melakukan aksi demo tersebut bukanlah pendukungnya. massa melakukan aksi demo karena merasa pilpres 2019 banyak kecurangan. 

Anggota Polisi berhasil menangkap beberapa massa yang melakukan demo, dan diamankan di kantor Polisi. Saat ditanya, mereka mengaku bahwa mereka ikut aksi demo karena mereka dibayar oleh suatu oknum sebesar 300rb perorang. Salah satu anggota Polisi juga menemukan mobil Ambulance yang didalamnya berisi batu-batu yang diduga menjadi senjata mereka pada saat melakukan kericuhan. Polisi sempat menenangkan massa yang melakukan demo dengan menyiram air yang diambil dari kali Ciliwung yang disemprotkan melalui helicopter dari atas. Dan juga Polisi menggunakan meriam air untuk mencoba membubarkan massa yang berada di depan gedung BAWASLU. 

Adapun berita yang beredar bahwa terdapat anggota Polisi yang berasal dari keturunan Cina dan membuat massa semakin mengamuk. Namun, berita yang beredar itu ternyata hanya hoax. Karena tidak ada anggota Polisi atau TNI yang keturunan Cina. Kadiv Humas Polri telah mengklarifikasi hoax yang beredar tersebut. Dan juga anggota Polisi dan TNI tidak pernah menyerang masjid.

Dengan adanya aksi demo yang terjadi pada tanggal 22 Mei tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika mengadakan jumpa pers dan memberitahu masyarakat di Indonesia bahwa internet akan diperlambat, dan media sosial akan dibatasi penggunaannya dalam 3 hari kedepan sampai tanggal 25 mei 2019. 

Presiden Jokowi juga telah melakukan jumpa pers di Istana Merdeka. Presiden Jokowi mengatakan tidak akan memberi toleransi kepada masyarakat yang melakukan aksi demo yang telah membuat kericuhan dan mengganggu keamanan dalam pesta demokrasi.

Sementara Prabowo mengimbau masyarakat untuk berhenti melakukan aksi demo tersebut dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kekerasan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun