Mohon tunggu...
Elsa Halmonika
Elsa Halmonika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Politik, sosial budaya, olahraga dan food

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perseteruan Negara di Asia Tenggara terkait Laut Cina Selatan (LCS)

16 April 2024   05:00 Diperbarui: 16 April 2024   05:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama : Elsa Hana Almonika Dingum Sudiyanto

Prodi : Hubungan Internasional

Universitas Kristen Indonesia, Jakarta

Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Filipina, dan Vietnam dihadapkan pada suatu ketegangan yang berkaitan dengan masalah klaim wilayah di Laut Cina Selatan (LCS), terutama di sekitar Kepulauan Spratly. Konflik Laut Cina Selatan disebabkan adanya klaim tumpang tindih antara negara-negara Asia Tenggara dan Cina.

Cina mengklaim kepulauan Spratly, kepulauan Paracel, dan perairan sekitarnya. Telah berusaha untuk mencegah pengklaim lainnya. Sementara, Vietnam, Filipina dan Malaysia juga mengklaim perairan Laut Cina Selatan sebagai bagian dari wilayah mereka. Saling klaim inilah berakibat pada konflik yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan isu keamanan kedaulatan teritorial yang didasarkan pada kepentingan nasional yang strategis terkait batas negara.

Konflik dan ketegangan di Laut Cina Selatan merupakan sesuatu yang sukar diselesaikan hingga saat ini karena menyangkut kedaulatan teritorial dan kepentingan negara-negara yang berkonflik. 

Kepentingan politik, sebagaimana diasumsikan oleh kaum realisme, menjadi nyata pada konflik Laut Cina Selatan. Setiap negara berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan mengandalkan kekuatan masing-masing demi mempertahankan kedaulatan teritorial. Kepentingan politik setiap negara Asia Tenggara yang terlibat dalam mempertahankan klaim membuat konflik menjadi berkepanjangan.

Sengketa Laut Cina Selatan ini telah memiliki potensi konflik yang lebih besar di kemudian hari, terlebih lagi jika dikaitkan dengan kepentingan ekonomi politik Cina. Perang mungkin saja tidak bisa dihindarkan dari sengketa tersebut karena diplomasi akan dianggap gagal untuk mewujudkan perdamaian. 

Upaya-upaya penyelesaian melalui perundingan mulai melemah seperti perundingan dalam kerangka organisasi regional ASEAN tidak menghasilkan solusi ataupun kemajuan dalam forum-forum diplomasi. Misalnya, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2012 di Phnom Penh, Kamboja.

ASEAN tidak berhasil menyatukan pandangan soal perundingan dengan Cina menyangkut tata perilaku di wilayah sengketa Laut China Selatan. Kondisi inilah yang menimbulkan adanya ketegangan di antara negara-negara yang bersengketa.

Upaya perdamaian untuk menghindari perang terbuka telah dilakukan beberapa kali oleh ASEAN dalam kerangka Forum Regional ASEAN (ARF).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun