Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jembatan ke Taman Jiwa: Perpustakaan

22 Oktober 2020   08:50 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com/@anneliesgeneyn

Meskipun SMA saya adalah SMA di desa ujung Pulau Sumatera Selatan tidak ada fasilitas istimewanya dengan buku-buku yang tersimpan di Perpustakaannya saya merasa sekolah saya sangat istimewa.    

Bertambah istimewa karena Almarhum Bapak Tri Rostian Tanjung Mantan Kepala SMA Negeri Dua Pagar Alam dulu sangat rajin membeli buku-buku untuk mengisi perpustakaan kecil sekolah kami. Buku-buku yang ia beli sendiri ketika bepergian ke Kota Palembang yang jaraknya delapan jam lebih dari SMA saya dulu. Bukunya tidak hanya buku pelajaran umum tapi juga buku-buku genre lain seperti buku tentang berbagai macam profesi, ensiklopedia bergambar dsb.

Semua ilmu pengetahuan seperti pengetahuan ekonomi, sosial, budaya, politik dan aspek-aspek kehidupan lainya tidak bisa kita dapatkan dari hanya mendengarkan guru di depan kelas. 

Karena ilmu pengetahuan itu tidak terbatas sedangkan guru kita adalah manusia biasa yang segala kemampuannya sangat terbatas termasuk pengetahuannya. Maka buku --buku di Perpustakaan di sekolah adalah jembatan, jembatan untuk setidaknya dapat mengantarkan kita kepada rasa antusias belajar, ingin mengetahui banyak hal.  

Perpustakaan SMA saya dulu adalah jembatan yang mengantarkan saya menuju Taman Jiwa. Taman yang senantiasa memberi nutrisi bagi jiwa, jiwa yang rutin di beri nutrsi ia tumbuh dan berkembang menghasilkan kepribadian yang mengagumkan. Hasilnya memang tidak langsung kelihatan, butuh waktu yang tidak sedikit untuk sekedar melihat bakal bunganya saja.  

Perpustakaan SMA saya dulu mengenalkan saya kepada Taman Jiwa yaitu buku-buku, buku-buku yang memberi saya pandangan agar melihat hidup tidak dengan sebelah mata saja. Hingga saya merasa tidak pantas mengutuk kehidupan saya meskpin kehidupan tersebut tidak berjalan seperti yang saya kehendaki. Perpustakaan SMA saya dulu hanya salah satu jembatan, jembatan yang mengatarkan saya kepada jembatan-jembatan lain. 

Ketika saya kuliah saya menemukan jembatan yang lebih besar lagi, Perpustakaan Universitas dengan koleksi buku yang lebih banyak dan beragam. 

Setelah tamat kuliah jembatan menuju Taman Jiwa saya tidak langsung putus. Saya mencari jembatan baru dan saya menemukannya!!. Jembatan baru menuju Taman Jiwa itu bernama IPUSNAS, ialah Perpustakaan digital  dengan koleksi  beragam yang siap menjadi taman untuk menyirami dan menentramkan jiwa saya. 

Jembatan itu bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Buku-buku yang dulunya hanya saya pandangi di toko buku karena belum mampu membelinya sekarang bisa saya baca di IPUSNAS. Dengan banyak membaca saya seperti menemukan dunia baru yang berkelok-kelok, kelok-kelok yang tidak tahu ujungnya dimana. Membaca membuat kita tahu banyak hal termasuk mengetahui bahwa kita bukan siapa-siapa. 

Perpustakaan SMA saya dulu adalah jembatan yang  membawa kaki saya melangkah menuju Taman Jiwa tanpa saya sadari. Dan buku Puisi Sembahyang Rumputan karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah bunga pertama yang menarik perhatian saya, bunga yang menarik perhatian saya di tengah bunga-bunga yang lain. Lambat laun bunga pertama itu membuat saya tertarik untuk belajar tentang bunga-bunga lain (buku-buku lain)  yang tumbuh di Taman Jiwa (Perpustakaan).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun