Mohon tunggu...
Elrica Reva Labiba Putri
Elrica Reva Labiba Putri Mohon Tunggu... Mahasiswi

Hobi Kuliner Traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengupas Tradisi Siraman sebelum Pernikahan dalam Kehidupan Adat Jawa

27 Desember 2024   13:27 Diperbarui: 27 Desember 2024   13:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto memiliki hak cipta (Elrica)

Makna Tradisi Siraman

Siraman berasal dari kata "sirami," yang berarti menyiram atau membasuh. Dalam konteks adat Jawa, siraman dimaknai sebagai proses penyucian diri secara lahir dan batin. Air yang digunakan dalam prosesi ini bukanlah air biasa, tetapi sering kali merupakan campuran dari air dari tujuh sumber atau mata air yang dipercaya membawa keberkahan. Selain itu, air siraman biasanya dicampur dengan bunga-bunga harum seperti mawar, melati, dan kenanga, yang melambangkan kesucian dan keindahan.

Tradisi ini tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga diharapkan dapat menghilangkan hal-hal buruk, seperti kesialan atau energi negatif. Dengan begitu, orang yang menjalani siraman dianggap lebih siap secara spiritual untuk menghadapi momen penting dalam hidup mereka.

Tahapan dalam Prosesi Siraman

1. Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum siraman dimulai, keluarga mempersiapkan berbagai alat dan bahan. Beberapa yang wajib ada adalah baskom atau kendi untuk menampung air siraman, bunga-bunga wangi, kain khusus (seperti jarik), serta alat-alat doa sesuai tradisi setempat.

2. Pembersihan Simbolis

Biasanya, siraman dilakukan oleh orang-orang yang dianggap penting atau memiliki peran istimewa dalam kehidupan orang yang disiram. Misalnya, orang tua, kerabat dekat, atau pemuka adat. Mereka secara bergantian menyiramkan air ke tubuh orang tersebut dengan doa-doa yang baik.

3. Pemakaian Busana Adat

Setelah proses penyiraman selesai, orang yang disiram biasanya mengenakan pakaian adat yang melambangkan kesiapan untuk menjalani kehidupan baru. Dalam prosesi pernikahan, misalnya, ini menjadi tanda bahwa calon pengantin telah siap memasuki tahap rumah tangga.

4. Doa Bersama

Siraman selalu diakhiri dengan doa bersama. Doa ini adalah bentuk harapan dari keluarga dan kerabat agar orang yang disiram mendapatkan kelancaran dan keberkahan dalam perjalanan hidupnya.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Siraman

Tradisi siraman tidak hanya sekadar ritual penyucian, tetapi juga mengandung berbagai nilai budaya dan spiritual, seperti:

1. Kebersamaan: Prosesi ini melibatkan keluarga besar dan kerabat, mencerminkan eratnya hubungan kekeluargaan.

2. Kesakralan: Siraman menjadi momen refleksi, mengingatkan orang untuk memulai sesuatu dengan hati yang bersih dan niat yang tulus.

3. Pelestarian Budaya: Dengan melestarikan siraman, masyarakat Jawa menjaga identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi.

Siraman di Era Modern 

Meskipun zaman telah berubah, tradisi siraman tetap bertahan hingga kini. Banyak keluarga yang tetap melaksanakan siraman, meski dengan penyesuaian tertentu. Di beberapa tempat, siraman bahkan dikemas lebih modern dengan tambahan dekorasi atau musik tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini masih relevan dan terus diwariskan ke generasi berikutnya.

Siraman tidak hanya sekadar ritual adat, tetapi juga menjadi simbol bahwa dalam setiap langkah baru, manusia perlu membersihkan hati dan jiwa agar siap menghadapi tantangan kehidupan. Dengan menjaga tradisi ini, masyarakat Jawa tidak hanya menghormati leluhur mereka, tetapi juga memperkuat ja

ti diri budaya Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun