Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Buku Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal Tahun 2020; Setting Bangka Barat

18 Desember 2020   21:30 Diperbarui: 18 Desember 2020   21:36 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penisbatan nama Syekh Muhammad Samman dalam sebuah Manuskrip, dokpri

Berkat perjuangan dan kerja keras rakyat Indonesia dan para tokoh pemimpin bangsa airnya Republik Indonesia dapat memperoleh kemerdekaan seutuhnya dan memunculkan tokoh-tokoh republiken  di seluruh pelosok Indonesia.

Joesoef Rasidi adalah seorang tokoh Republik kan dari Muntok yang namanya mulai dikenal saat menjadi perwakilan Bangka pada saat penandatanganan piagam Republik Indonesia Serikat. Joesoef Rasidi memiliki andil yang cukup besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia di pulau Bangka.

Jejak tarekat sammaniyah di Bangka;

Mentok, Simpang Teritip, Jebus, dan Parittiga Bangka Barat 

Oleh: Suryan 

Penisbatan nama Syekh Muhammad Samman dalam sebuah Manuskrip, dokpri
Penisbatan nama Syekh Muhammad Samman dalam sebuah Manuskrip, dokpri
Tulisan ini mengangkat jejak tarekat sammaniyah di pulau Bangka, yang mengambil wilayah pada Mentok, Simpang Teritip, Jebus, dan Parittiga Kabupaten Bangka Barat. Ini ditandai sejak awal hadir dan menyebarnya Islam di Bangka dengan berbagai jalur dan proses pada masa itu.


Bahwa pada masa kesultanan Palembang Darussalam, Abdul Samad al-Falimbani menjadi mufti kesultanan, dan beliau adalah murid yang sekaligus bergelar khalifah untuk meneruskan ajaran sammaniyah selepas Syekh Muhammad Samman wafat. Beliaulah yang menyebarkan tarekat sammaniyah di Sumatera Selatan (nusantara), selain Muhammad Nafis (Kalimantan Selatan), bahkan hampir di seluruh tanah Melayu. Bangka, yang kala itu telah di bawah kesultanan  Palembang, tentu secara lansung ataupun tidak juga telah bersentuhan dengan sammaniyah.

Berlanjut sejak kedatangan ulama Banjar semakin kuatlah persebaran tarekat sammaniyah di Bangka. Keluarga al-Banjari adalah penganut tarekat sammaniyah, dan ulama yang paling berpengaruh dari keturunan al-Banjari adalah Syekh Abdurahman Siddik dan peran tokoh lokal, yakni Haji Sulaiman. 

Sejak itulah ajaran sammaniyah melekat dan menyatu dengan masyarakat  Bangka. Di antara pengaruh yang paling melekat dan menonjol hingga kini adalah tradisi pembacaan manaqib samman yang dibacakan setiap 2 hari bulan Zulhijjah hampir di seluruh pulau Bangka. Selain itu juga dibacakan apabila ada yang bernazar, ungkapan rasa syukur atas rizki, dan lain sebagainya.

Sejarah Kerkhof Muntok

Oleh: Fakhrizal Abubakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun