Mohon tunggu...
Fitri Syayidah Elok Faiqoh
Fitri Syayidah Elok Faiqoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wife, Mom, Writer

Be Your Self

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dahaga Kemarau

20 Oktober 2018   05:21 Diperbarui: 20 Oktober 2018   05:28 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim kemarau terus berlanjut diiringi angin berdebu

Kehausan seolah tak pernah usai, walau angin tetap memberi dingin

Daun-daun kering berguguran, seolah rindu kepada sang hujan

Tanah-tanah retak bagai ladang coklat bertebaran

Siapakah musim kemarau itu? dunia mencari dan memandang

Seolah ingin mengerti siapa dalang di balik musim kemarau

Lantas.. musim kemarau adalah aku, diriku yang kekeringan akan ilmu, angin adalah arahku

Daun-daun kering berguguran adalah air mataku

Tanah-tanah retak adalah hatiku yang bertebaran

Lalu.. aku rindu kepada sang hujan, agar disejukkan setelah kemarau panjang, untuk tetap mencari ilmu dalam kedamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun