Mohon tunggu...
Fitri Syayidah Elok Faiqoh
Fitri Syayidah Elok Faiqoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wife, Mom, Writer

Be Your Self

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perhatikan Emosi Anak-anak

24 Oktober 2017   22:44 Diperbarui: 24 Oktober 2017   23:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama awal masa anak-anak emosi sangat kuat, saat masa anak-anak merupakan masa tidak keseimbangan karena anak-anak masih dalam keluar dari fokus. Dalam artian anak-anak masih terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit di bimbing dan diarahkan. Emosi yang meninggi pada awal masa anak-anak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan, dan iri hati yang tidak masuk akal. Sebagian besar dari emosi ini disebabkan karena lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.

Emosi yang tinggi lebih banyak disebabkan oleh emosi psikologis daripada emosi fisiologis. Orang tua memperbolehkan anak melakukan beberapa hal, padahal anak mampu melakukan banyak lagi dan cenderung menolak larangan orang tua. Disamping itu anak-anak akan marah apabila tidak adapat melakukan sesuatu yang dianggapnya tidak dapat dilakukan.

Anak-anak akan mengalami ketegangan emosional jika orang tua menginginkan anaknya mencapai apa yang diinginkan orang tua dibandingkan anak-anak yang orang tuanya lebih realistis untuk lebih mendengar apa yang diharapkan oleh anak-anak.

Anak-anak mudah mengalami hampir semua jenis emosi yang secara normal dialami oleh orang dewasa. Namun, rangsangan dan cara membangkitkan emosi anak-anak berbeda. Emosi yang umum pada masa anak-anak adalah

  • Amarah, pertengkaran umum yang disebabkan oleh berebut permainan, tidak tercapainya serangan hebat dari anak lain. Anak-anak mengungkapkan rasa marah dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, atau memukul.
  • Takut, pembiasaan, peniruan, dan ingatan akan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berpengaruh menimbulkan rasa takut. Awal reaksi takut adalah dengan panik, lari, menghindar, dan bersembunyi, dan menghindari dari hal yang menakutkan.
  • Cemburu, anak-anak cemburu apabila perhatian orang tua berpindah kepada yang lain. Biasanya adik yang baru lahir, anak yang lebih mudah mengungkapkan cemburunya adalah dengan pura-pura sakit, kembali seperti anak kecil lagi, hal tersebut bertujuan untuk menarik kembali perhatian orang tua.
  • Ingin tahu, reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan kemudian sebagai akibat penjelajahan anak-anak akan bertanya.
  • Iri hati, anak-anak mengalami iri hati dengan melihat barang yang diinginkan ternyata sudah dimliki oleh temannya, hal ini membuat anak-anak mengeluh dengan barang yang telah dimilikinya.
  • Gembira, anak-anak mengungkapkan kegembiraanya dengan tersenyum da tertawa, bertepuk tangan, melompat riang, atau memeluk benda kesayangannya.
  • Sedih, secara khas anak-anak mengungkapkan kesdihannya dengan menangis atau mogok kehilangan minat dan bakat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.
  • Kasih sayang, anak-anak mengungkapkan rasa kasih sayangnya dengan memeluk, mencium, objek yang ia kasih sayangnya.

semoga bermanfaat.. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun