Mohon tunggu...
Elma Rahmawati
Elma Rahmawati Mohon Tunggu... Apoteker - pelajar/mahasiswa

hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Agama dan Efektifitas Ibadah terhadap Kesehatan Mental

28 Januari 2023   09:42 Diperbarui: 28 Januari 2023   09:47 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama sangat menghormati harkat dan martabat manusia. Untuk menjaga kemuliaan jiwa manusia, agama melarang dan melarang manusia dianiaya, disiksa, dan dibunuh.

  • Memelihara Akal

Allah telah menganugerahkan karunia kepada manusia tanpa harus memberikannya kepada makhluk lain, yaitu akal. Untuk itu, manusia memiliki: (a) kemampuan membedakan yang baik dan yang jahat, atau memahami dan menerima nilai-nilai, dan (b) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau mengembangkan agama; Budaya. Berkat kemampuan inilah manusia dapat berkembang menjadi makhluk yang beradab (beradab). Karena pentingnya peran akal, agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengembangkan dan memeliharanya, yaitu agar manusia: (a) mensyukuri nikmat akal, memanfaatkannya secara optimal untuk berpikir, belajar atau mencari ilmu. : dan (b) menjaga diri dari perilaku yang merusak pikiran, seperti: minum (Miras). penggunaan narkoba ilegal, penggunaan narkoba (Naza) dan hal-hal lain yang mengganggu fungsi akal sehat.

  • Memelihara Keturunan

Agama mengajarkan orang bagaimana mempertahankan garis keturunan ilahi atau sistem regenerasi. Aturan atau norma agama untuk memelihara anak adalah pernikahan. Perkawinan adalah upacara keagamaan yang sakral (suci), yang harus dilakukan oleh seorang pria dan wanita sebelum memiliki hubungan darah sebagai suami istri. Pernikahan ini bertujuan untuk menciptakan keluarga sakinah (damai, nyaman), mawaddah (cinta, saling menghormati) dan rahmah (menerima banyak hadiah dari Allah).

Gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan kecemasan seseorang dalam kehidupan sehari-hari (Hulandari & Laturette, 2021).Terkadang masalah kecil bisa berubah menjadi masalah besar, sedangkan bagi orang lain masalah ini tidak begitu besar. 

Intensitas perasaan seperti itu biasanya membuat seseorang gelisah, tidak bisa tidur, kurang nafsu makan, dll. Orang yang emosinya terganggu mempengaruhi kesehatan mentalnya sehingga tidak merasakan nikmatnya hidup, tidak bahagia dan tidak tentram dalam hidupnya. Uraian di atas menjelaskan pentingnya agama dalam kesehatan mental. Atas dasar itu, merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi bagi anak-anak untuk belajar agama. 

Mengenai pendidikan agama ini, Dadang Hawari (1997:167) dalam (Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, 2018) mengatakan: "Bagaimanapun perubahan sosial budaya terjadi, pendidikan agama harus selalu diutamakan. Karena di dalamnya terkandung pedoman moral, etika dan hidup sehat yang bersifat universal dan abadi." Maksud pendidikan agama di sini bukan hanya memberikan pelajaran agama kepada anak, akan tetapi yang terpokok adalah terkait dengan penanaman keimanan kepada Tuhan, pembiasaan mematuhi dan memelihara nilai-nilai, atau kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama (menjalankan perintah atau kewajiban. dan menjauhi larangan atau yang diharamkan Allah). (Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, 2018). 

Untuk itu, maka kepada anak perlu dijelaskan tentang apa yang diperintahkan Allah kepada manusia, seperti: shalat, zakat, shaum, haji, berdoa, berbuat baik kepada sesama manusia (terutama kepada kedua orang tua), menuntut ilmu (belajar), bertutur kata yang sopan, dan berperilaku jujur, dan yang dilarang atau diharamkan Allah, seperti: memakan makanan atau meminum minuman yang haram, berdusta, mencuri, berzina, LGBT (Lesbian, Gay Biseksual, dan Transgender), membunuh, bermusuh musuhan (tawuran), bersikap hasud, dan sebagainya. (Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, 2018).

Agar penanaman kaidah-kaidah agama tersebut mudah diamalkan oleh anak, maka cara yang paling ampuh untuk ditempuh orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya adalah memberikan contoh atau teladan yang baik kepada anak. Pendidikan agama ini perlu diberikan kepada anak sejak kecil (usia dini atau masa pra-sekolah), karena nilai-nilai agama yang terinternalisasi atau mempribadi sejak kecil akan menjadi benteng moral yang kokoh, dan mampu mengontrol tingkah laku dan jalan kehidupannya, serta menjadi obat anti penyakit (gangguan jiwa). (Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, 2018)

(Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, 2018) dalam bukunya menyatakan pendidikan agama ini perlu diberikan kepada anak sejak kecil (usia dini atau masa pra-sekolah), karena nilai-nilai agama yang terinternalisasi atau mempribadi sejak kecil akan menjadi benteng moral yang kokoh, dan mampu mengontrol tingkah laku dan jalan kehidupannya, serta menjadi obat anti penyakit (gangguan jiwa). Terkait dengan pentingnya pendidikan agama bagi anak,  agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, yang dapat menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul. Keyakinan terhadap agama akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam. 

Agar pendidikan agama ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka semua pihak yang terkait orang tua, para pendidik (dosen atau guru), para tokoh masyarakat, para kiai ajengan/ustaz, dan pemerintah-harus bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai agama, baik melalui bimbingan, pengajaran, pembiasaan, maupun contoh-contoh (teladan), serta berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan atau menumpast berbagai sumber-sumber dekadensi moral yang terjadi di masyarakat. Dalam perkembangan historis, pendekatan agama terhadap kesehatan mental tidak mudah diterima begitu saja oleh kalangan ilmuwan psikologi. Terjadi dualisme pandangan terhadap penggunaan pendekatan keagamaan. 

Ada sebagian ilmuwan yang menyetujui bahkan sebagai pelopor pemerhati pendekatan agama dalam aspek kehidupan manusia. Akan tetapi, disisi lain, ada juga sebagian ilmuwan psikologi dan ilmuwan lainnya, yang memandang negatif terhadap peranan agama dalam aspek kehidupan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun