Indeks Budaya Literasi Baca yang diukur dalam 3 (tiga) dimensi yaitu persentase penduduk yang membaca selain kitab suci, persentase masyarakat yang mengakses internet dan persentase penduduk yang mengunjungi perpustakaan/memanfaatkan Taman Bacaan.
Jika dibedah angka tahun 2019 Indeks Budaya Literasi yang sebesar 55,03 tersebut, perlu kita lihat angka komponen pembentuknya. Komponen pembentuknya adalah persentase penduduk membaca selain kitab suci sebesar 45,79 persen, persentase penduduk yang mengakses internet sebesar 43,47 persen dan persentase penduduk yang mengunjungi perpustakaan/taman bacaan sebesar 12,16 persen.
Mungkin kita lihat lebih jauh nanti algoritma perhitungan BPS. Tetapi harus dipahami angka tersebut adalah hasil survei.Â
Indeks Budaya Literasi baca di atas sangat dipengaruhi oleh kegemaran membaca masyarakat. Dari hasil kajian kegemaran membaca masyarakat Indonesia tahun 2020 yang dilakukan Perpustakaan Nasional menunjukkan tingkat kegemaran membaca pada skor 54,17 termasuk kategori sedang.Â
Angka tersebut sebetulnya sudah jauh meningkat dibandingkan data tahun 2016 sebesar 26,5 (kategori rendah) dan tahun 2017 sebesar 36,8 (rendah), 2018 sebesar 52,95 (sedang), tahun 2019 sebesar 53,84 (sedang), dan tahun 2020 sebesar 54,17 (sedang).
Data kegemaran membaca tahun 2019 sebesar 53,84 tersebut ditolong oleh 5 (lima) provinsi dengan tingkat kegemaran membaca tertinggi, yaitu Provinsi DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.Â
Mungkin kalau data tahun 2020 dibedah, posisi ini belum bergeser jauh. Mungkin saja. Jangan tanya kampung saya, Sumsel, masih berjuang kami.
Parameter Survei Kegemaran Membaca
Seperti saya sebut sebelumnya, angka indeks budaya baca adalah hasil survei. Angka kegemaran membaca juga hasil survei yang menggunakan responden dengan pengambilan sampel respoden, perhitungan, dan metodologi tertentu.Â
Sebagai contoh survei kegemaran membaca di 34 provinsi yang melibatkan 102 kabupaten/kota dan menggunakan 12.240 responden. Parameter yang digunakan adalah:Â
- Frekuensi membaca per minggu (kali)
- Durasi/intensitas membaca dalam sehari (jam)
- Banyaknya bacaan yang dibaca dalam 3 bulan terakhir ( judul)
Jadi, sabar. Bisa jadi yang rajin beli buku di toko buku seperti saya, tapi jarang sempat membaca ya gak ngaruh beli buku itu terhadap angka kegemaran membaca kan.Â