Sebab kematian meninggalkan rasa sakit bagi yang ditinggalkan, maka aku memutuskan untuk tidak menurunkan rasa sakit itu, katanya. Jeong Kwan belia yang meninggalkan rumah tanpa membawa apa-apa. Dia berjalan ke arah bukit seorang diri hingga menemukan sebuah kuil dan seorang bhiksu tua.
Sudah tau kan betapa erat kaitan kuliner vegetarian dengan kehidupan rahib para Bhiksu, baik di Jepang, China maupun Korea. Makanan tidak sekadar makanan untuk mengenyangkan perut dan memuaskan pikiran.Â
Makanan juga makanan bagi spirit sebab prosesnya adalah harmoni dan kontemplasi. Seni dan philosophy mengitari kuliner biara Budhist. Â
Saya menonton Bhiksu Jeong Kwan melihat di acara Chef's Table di Netflix. Disana saya melihat bagaimana Jeong Kwan yang bertubuh mungil dan usia 64 Tahun begitu ceria dan penuh semangat.Â
Jeon kwan berjalan di kaki bukit. Mendengarkan gemercik air dan suara angin dan dedaunan yang disebutnya orkestra. Duduk bersimpuh di jembatan batu sambil bermeditasi. Menanam sendiri sumber makanannya, aneka sawi, lobak dan lain sebagainya.Â
The New York Times menjuluki sang Koki Bhiksu sebagai "The Philospher Chef" atau koki Bhiksu. Makanan adalah proses dari seluruh rangkaian penciptaan makanan, mulai dari menanam, mengolah atau menyiapkan hingga memasaknya. Semua adalah harmoni.Â
Begitulah. Apa kabar saya yang masaknya gak pede kalo gak pake segenggam bawang putih dengan alasan supaya sedap karena saya gak menggunakan MSG. Menggunakan banyak minyak untuk menumis dengan alasan supaya bumbu tertumis sempurna, haiyah.Â
Makna Duo J Bagi Kita
Kreatif dan penuh semangat itu tidak kenal usia. Jika lelah adalah berpangku tangan, maka betapa banyak beban bumi dan betapa membosankannya hidup. Jay Fai mampu menghidupi keluarganya dengan Resto Street Hawker "Raan Jay Fai"nya. Dia juga mampu menyediakan lapangan kerja bagi keluarganya, lingkungannya. Tentu saja menghidupkan pariwisata lewat menyemarakkan Dunia Street Food Bangkok.Â