Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meredam Marah dan Mengutamakan Dzikir dan Doa, Kemenangan Kaum "Silent Majority"

26 Mei 2019   08:10 Diperbarui: 26 Mei 2019   08:39 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.dream.co.ir

Jika meredam marah dan mengutamakan dzikir dan doa itu harus kita lakukan pada kehidupan sehari-hari kita, apalagi saat Bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan kemuliaan, seyogyanya kita isi dengan amalan-amalan baik. Bukan dengan turun ke jalan marah-marah dan emosi. Berkata sedang membela agama tapi prilaku kita jauh dari tuntunan agama. 

Lihat saja prilaku sebagian pendemo Aksi 22 Mei lalu itu. Ada yang melempari petugas dengan batu bak sedang melempar batu saat jumrotul aqobah (dianggapnya petugas itu setan barangkali, astaghfirullahaladzim). 

Saya juga tidak setuju ketika petugas jadi terpancing, apalagi sampai ada korban jiwa. Yah ketika kemarahan dan emosi sudah memicu, orang yang tidak marah bisa tersulut.

Semua ada jalan yang baik kalau kita berpikir tenang. Serahkan pada Allah lalu tempuh jalur hukum dan konstitusional. Bukan sebaliknya. 

Sekali lagi, apalagi ini bulan Ramadan. Lupakan 01 dan 02, kita semua pemenang kalau kita berpikir jernih dan elegan maka serahkan semua kepada Allah yang Maha Pemilik Perkara. 

Kita umat Islam yang menjalankan puasa dalam kehidupan sehari-hari diminta Allah agar menahan amarah dan berbuat kebajikan .

Allah Ta'ala berkata dalam firman-Nya,

"Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS Ali 'Imran:134).

Hadits shahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, menceritakan bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta nasehat beliau. Orang itu berkata: Berilah wasiat (nasehat) kepadaku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah engkau marah". Kemudian orang itu mengulang berkali-kali meminta nasehat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu menjawab: "Janganlah engkau marah"

Marah memang tidak termasuk pada 10 (sepuluh) hal yang membatalkan puasa, tapi marah yang berlebihan akan mengurungi pahala puasa kita bahkan bisa membuat puasa kita hanya sekadar mendapat lapar dan haus. 

Bulan Ramadan kita diminta membentengi diri dari kemarahan dan emosi tinggi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita, agar ketika berpuasa, kita menjadi orang yang berwibawa, menjaga kehormatan dengan menghindari maksiat dan berusaha bersabar dalam setiap keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun