Mohon tunggu...
Ellysaaaaaaaa
Ellysaaaaaaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa - siapa.

Just Writing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adakah Kaitan Wabah dengan Akidah?

9 Mei 2020   08:52 Diperbarui: 9 Mei 2020   08:47 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diperoleh dari kansascitymag.com, diolah oleh penulis

"Dan beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan mensyerikatkannya dengan apapun" [QS. An Nisa: 36]

Jelas hal ini harus didasari keimanan kita kepada Allah. Segala apa yang  terjadi kepada kita ialah semata -- mata atas izin dari Allah maka itu kita juga dianjurkan untuk percaya kepada takdir Allah

Karena itu pula mengimani Rasulullah ialah akidah kepada Allah. Dengan dasar percaya akan takdir allah juga membersamainya lewat tawakal dan ikhtiar berdasar anjuran Nabi Muhammad SAW. Karena dahulu Rasulullah menganjurkan untuk tetap berada dirumah, bersabar dan terus berdoa kepada Allah sebagai kebijakan yang digunakan untuk menungkas wabah. Dan hal ini bisa diterapkan untuk pembasmian corona yang mana bukan melarang beribadah tapi teruslah untuk memperbanyak ibadah.

Larangan Nabi kepada umatnya untuk masuk ke lokasi atau anjuran untuk tetap dirumah saja saat terjadi wabah memiliki sebuah maksud. menjauhkan diri dari berbagai hal yang membahayakan, mencari keselamatan, agar tidak menghirup udara yang dicemari oleh bau busuk dan kotoran sehingga mereka sakit, agar mereka tidak berdekatan dengan orang-orang sakit yang bisa menyebabkan mereka sakit sebagaimana yang diderita orang-orang tersebut serta menjaga jiwa dari perkiraan-perkiraan buruk dan penularan penyakit.

Dari contoh nabi tersebut sudah barang tentu dipikirkan secara matang demi kemaslahatan bersama. Mengingat kembali pada prinsip beribadah yang mana tidak merugikan dan memberatkan. Dengan pengaplikasian pada fenomena corona. Pembatasan iabdah yang dilakukan secara interaksi banyak orang dimaksudkan untuk menghindari semacam itu.

Sudah banyak terjadi kasus yang mana akibat tetap melaksanakan sholat jama'ah sejumlah orang terpapar virus corona. Lantas, siapa yang akan disalahkan dalam hal ini? Apakah kita akan tetap berserah kepada takdir yang mana kita berdiam diri dan hanya mermodal iman kuat. Tapi tak tahukah seberapa buruk jika kita yang membawa virus lantas akibat kebodohan kita justru menular kepada orang disekitar kita. Untuk itu kita harus memilah dan bijak dalam menyikapi hal ini.

Para tenaga medis juga menganjurkan untuk melakukan pembatasan interaksi sosial selain menjaga kesehatan ( mengadakan rutinitas cuci tangan ) untuk menghambat penularan virus. Maka itu pembatasan ibadah dilakukan juga untuk kemaslahatan bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun