Dimana Sang Rakai Pikatan yang beragama Hindu tetap memberikan kebebasan kepada sang istri dan rakyatnya untuk memeluk keyakinan yang berbeda dan melakukan ibadah sesuai dengan agamanya.
Mengunjungi Candi Plaosan akan memberikan kesan tersendiri. Selain dapat melihat kemegahan dan keelokan arsitektur candinya, lokasinya yang berada di areal tengah areal persawahan juga akan menjadikan kesan tersendiri bagi pengunjungnya.Â
Areal persawahan yang alami akan membuat hati dan pikiran menjadi tenang, selain itu pada saat tertentu para pengunjung juga dapat menyaksikan aktivitas para petani di area tersebut. Selain itu area persawahan di sekeliling Candi Plaosan memungkinkan para pengunjung untuk melihat dan menikmati indahnya matahari fajar dan senja.
Monumen Perjuangan Taruna Plataran Selomartani
Tak hanya menyuguhkan keelokan candi dan keindahan alam sekitar saja, pada kompetsi Mandiri Jogja Marathon kali ini pengunjung juga akan diajak untuk napak tilas perjuangan para pahlawan dalam berjuang melawan penjajah.
Monumen Perjuangan Taruna yang berada  di Plataran, Kiyudan, Selomartani, Kalasan, Sleman, merupakan saksi bisu para pejuang yang berasal dari Taruna Militer Akademi Yogyakarta beserta rakyat dalam melawan tentara Belanda pada tahun 1949.
Pasca agresi militer kedua pada tanggal 19 Desember 1948, ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta dikuasai tentara Belanda. Hal ini memaksa para pejuang Indonesia menyigkir ke wilayah Sleman, Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya.Â
Namun Belanda tak lantas membiarkan para pejuang ini hidup tenang. Belanda melakukan operasi dan berpapasan dengan Letnan Abdul Jalil yang akhirnya ditembak oleh Belanda karena senjata laras panjangnya masih dalam keadaan terkunci.Â
Setelah Kadet Abdul Jalil tertebak, Belanda menggeledah pakaian Letnan Abdul Jalil dan menemukan buku harian yang mencatat semua markas-markas tentara Indonesia di wilayah Kalasan.
Berbekal buku harian tersebut, Belanda melakukan penyerangan ke markas-markas yang ada. Namun karena tentara Indonesia sebelumnya telah mengetahui bahwa Belanda akan segera menyerang, maka tentara Indonesia berkemas dan lari ke utara.Â
Para pejuang Indonesia bersembunyi diantara tanaman padi yang sedang meguning. Namun armada tempur Belanda sudah semakin maju, mereka telah memiliki pesawat yang dengan pesawat tersebut Belanda menjatuhkan bom kepada tentara Indonesia sehingga menewaskan beberapa taruna Akademi Militer dan perwira.