Mohon tunggu...
Mar ah Maskanah
Mar ah Maskanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Senang membaca dan menulis sebagai ekspresi diri. Menyukai hal baru dan menantang.

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Uniknya Mandiri Jogja Marathon, Lari Sambil Belajar

10 Mei 2019   11:58 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Lari merupakan sebuah kegiatan yang diminati oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Kegiatan olahraga yang memiliki berbagai manfaat ini memiliki daya tarik sendiri dan sangat digemari masyarakat Indonesia. Berbagai kompetisi lari pun diadakan di berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia.

Mandiri Jogja Marathon, salah satu ajang kompetisi lari yang pada tahun 2019 ini akan kembali digelar untuk ketiga kalinya. Kompetisi ini merupakan kompetisi berskala internasional yang akan diikuti sekitar 7.500 pelari dari sembilan negara yang akan terbagi dalam kategori Full Marathon, Half Marathon, 10K, dan 5K.

Berbeda dengan kompetisi lari yang ada, Mandiri Jogja Marathon memiliki keunikan tersendiri. Bagaimana tidak, peserta kompetisi ini akan disuguhkan keindahan 13 desa dan 3 destinasi wisata utama seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan dan Monumen Taruna, dimana setiap destinasi tersebut memiliki keunikan masing-masing. Selain unik, ketiga destinasi wisata utama ini juga memiliki nilai sejarah yang harus dijaga, dirawat dan dilestarikan.

Candi Prambanan

Candi Prambanan atau yang juga dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi Hindu yang mulai dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan ini merupakan tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang letaknya tak jauh dari Prambanan. 

Pembangunan Candi Prambanan merupakan simbol kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, setelah sebelumnya wangsa Syailendra cenderung mendukung Buddha aliran Mahayana.

Candi yang dibangun pada abad ke-9 Masehi ini memiliki letak yang sangat unik, dimana letak wilayah administrasinya berada di Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi Desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Selain menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia, Candi Prambanan juga termasuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan Candi Prambanan yang berbentuk tinggi dan ramping sangat identik dengan arsitektur Hindu pada umumnya. 

Candi Prambanan memiliki candi utama dengan ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil yang bernama Candi Siwa. Hal ini menjadikan Candi Prambanan terlihat megah dan menawan.

Keindahan Candi Prambanan yang begitu unik tidak hanya dapat dilihat ketika pagi hingga sore hari saja. Para wisatawan yang berkunjung pun dapat melihat keindahan Candi ini ketika malam dengan suguhan yang berbeda. Sorotan lampu yang berasal dari panggung terbuka Trimurti mengenai dinding candi membuat pemandangan Candi Prambanan ketika malam sangat indah dan menawan.

Selain menjadi sumber penerang Candi Prambanan ketika malam, kompleks panggung dan gedung pertunjukan Trimurti rutin menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Pertunjukan sendratari ini mengisahkan bagaimana Shinta, istri Rama, diculik oleh Rahwana sang Penguasa Alengka. 

Dalam pencariannya Rama dibantu oleh Panglima bangsa wanara (kera) yang bernama Hanuman. Sendratari Ramayana akan dipentaskan di panggung terbuka ketika musim kemarau dan pementasan akan dipindahkan di panggung tertutup ketika musim penghujan. Tari Jawa Wayang orang yang merupakan tradisi adiluhung keraton Jawa inilah yang menjadi daya tarik wisata budaya dan purbakala utama di Indonesia. 

Terlebih lagi para penonton akan dimanjakan dengan latar belakang panggung Trimurti yang berlatar pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu. Sendratari Ramayana ini pada mulanya hanya dipertunjukkan di keraton saja dan mulai dipertunjukan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an.

Selain keindahan candi dan pertunjukannya, Candi Prambanan juga mulai membangkitkan kembali nilai keagamaannya dengan kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa semenjak meningkatnya penganut Hindu yang berasal dari Jawa dan juga pendatang dari Bali yang bermukim di Yogyakarta,  Klaten dan sekitarnya. 

Setiap tahunnya warga Hindu yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di Candi Prambanan untuk menggelar berbagai upacara pada hari suci Galungan, Tawur Kesanga dan Nyepi.

Candi Plaosan

Candi Plaosan, kompleks candi yang berada di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten Jawa Tengah merupakan monumen cinta yang mampu merekatkan perbedaan. Bukti nyata bahwa kekuatan cinta mampu menyatukan sekat perbedaan dan perbedaan bukanlah alasan untuk melenyapkan cinta.

Candi Plaosan, candi nan cantik ini dibangun oleh Rakai Pikatan sebagai perwujudan cintanya bagi sang istri Pramodyawardani. Sejatinya, Rakai Pikatan merupakan pemeluk Hindu yang berasal dari Dinasti Syailendra sedangkan istrinya, Pramodyawardani adalah pemeluk Buddha. 

Namun karena cintanya kepada sang istri, Pramodyawardani, Rakai Pikatan pun membuatkan tempat pemujaan berupa Candi Buddha yang memiliki sedikit sentuhan arsitektur Hindu.

Candi Plaosan yang dibangun pada pertengahan abad ke-9 Masehi ini memiliki 2 bagian, yakni Candi Plaosan Lord an Candi Paosan Kidul, dimana kedua candi tersebut memiliki teras segi empat yang dikelilingi dinding tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat dan stupa di sisi lainnya. Berkat kesamaan ini, Candi Plaosan kerap disebut sebagai Candi Kembar

Pada dua candi induk Candi Plaosan terdapat relief yang menggambarkan bagaimana perasaan cinta diinterpretasikan. Pada relief candi induk sebelah selatan menggambarkan laki-laki yang konon merupakan bentuk kekaguman Pramodyawardani terhadap sang suami. Sedangkan relief pada candi induk sebelah utara menggambarkan perempuan yang dianggap sebagai bentuk cinta Rakai Pikatan terhadap sang istri. 

Selain itu terdapat teras yang permukaannya sangat halus yang diduga digunakan sebagai vihara tempat beribadah umat Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa selain menjadi bukti cinta Rakai Pikatan kepada istrinya, Candi Plaosan juga merupakan simbol toleransi antar umat beragama. 

Dimana Sang Rakai Pikatan yang beragama Hindu tetap memberikan kebebasan kepada sang istri dan rakyatnya untuk memeluk keyakinan yang berbeda dan melakukan ibadah sesuai dengan agamanya.

Mengunjungi Candi Plaosan akan memberikan kesan tersendiri. Selain dapat melihat kemegahan dan keelokan arsitektur candinya, lokasinya yang berada di areal tengah areal persawahan juga akan menjadikan kesan tersendiri bagi pengunjungnya. 

Areal persawahan yang alami akan membuat hati dan pikiran menjadi tenang, selain itu pada saat tertentu para pengunjung juga dapat menyaksikan aktivitas para petani di area tersebut. Selain itu area persawahan di sekeliling Candi Plaosan memungkinkan para pengunjung untuk melihat dan menikmati indahnya matahari fajar dan senja.

Monumen Perjuangan Taruna Plataran Selomartani

Tak hanya menyuguhkan keelokan candi dan keindahan alam sekitar saja, pada kompetsi Mandiri Jogja Marathon kali ini pengunjung juga akan diajak untuk napak tilas perjuangan para pahlawan dalam berjuang melawan penjajah.

Monumen Perjuangan Taruna yang berada  di Plataran, Kiyudan, Selomartani, Kalasan, Sleman, merupakan saksi bisu para pejuang yang berasal dari Taruna Militer Akademi Yogyakarta beserta rakyat dalam melawan tentara Belanda pada tahun 1949.

Pasca agresi militer kedua pada tanggal 19 Desember 1948, ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta dikuasai tentara Belanda. Hal ini memaksa para pejuang Indonesia menyigkir ke wilayah Sleman, Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. 

Namun Belanda tak lantas membiarkan para pejuang ini hidup tenang. Belanda melakukan operasi dan berpapasan dengan Letnan Abdul Jalil yang akhirnya ditembak oleh Belanda karena senjata laras panjangnya masih dalam keadaan terkunci. 

Setelah Kadet Abdul Jalil tertebak, Belanda menggeledah pakaian Letnan Abdul Jalil dan menemukan buku harian yang mencatat semua markas-markas tentara Indonesia di wilayah Kalasan.

Berbekal buku harian tersebut, Belanda melakukan penyerangan ke markas-markas yang ada. Namun karena tentara Indonesia sebelumnya telah mengetahui bahwa Belanda akan segera menyerang, maka tentara Indonesia berkemas dan lari ke utara. 

Para pejuang Indonesia bersembunyi diantara tanaman padi yang sedang meguning. Namun armada tempur Belanda sudah semakin maju, mereka telah memiliki pesawat yang dengan pesawat tersebut Belanda menjatuhkan bom kepada tentara Indonesia sehingga menewaskan beberapa taruna Akademi Militer dan perwira.


Tak sampai disitu, setelah terjadi pertempuran hebat, Tentara Bellanda melakukan pembersihan dan menangkap dan memenggal kepala bahkan memotong tubuh seorang pimpinan TNI yakni Letnan Husein menjadi tiga bagian.

Pada tahun 1976 didirikanlah monumen untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang tersebut. Didalam Monumen Plataran ini terdapat patung simbolis Letnan Husein yang dipotong tubuhnya dengan tinggi 5 meter yang di belakangnya terdapat tugu yang atasnya terdapat replika burung garuda simbol negara Indonesia. 

8 patung taruna naik burung garuda yang sedang memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa, agar para arwah pejuang diterima, dua buah joglo yang melambangkan bulan ke dua yakni Februari, 24 buah anak tangga yang melambangkan tanggal terjadinya pertempuran hebat antara tentara Indonesia dengan tentara Belanda ini dan ukiran kaca bertulis MA atau Militer Academy. Monumen ini diresmikan pada 24 Februari 1977 oleh Jenderal Surono.

Monumen Plataran yang memiliki luas 7.500 meter persegi ini sering digunakan berbagai macam kegiatan. Tak jarang juga dikunjungi oleh taruna Akmil untuk ziarah dan karya bakti.

Dengan adanya Mandiri Jogja Marathon ini diharapkan para wisatawan maupun peserta dapat melestarikan dan menjaga destinasi yang ada. Sehingga destinasi wisata yang unik dan memiliki nilai sejarah ini tidak terbengkelai. 

Selain itu dengan adanya Mandiri Jogja Marathon ini diharapkan para wisatawan terutama wisatawan lokal dapat merawat dan menjadikan wisata bersejarah ini sebagai sarana edukasi. Sampai jumpa di ajang Mandiri Jogja Marathon 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun