Mohon tunggu...
Ella Priskila
Ella Priskila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai aku Ella Priskila, Hobi aku bernyanyi walau suara ku tidak bagus, dan aku suka rebahan hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Terkini Kebanksentralan di Indonesia dan Dunia

9 Desember 2022   12:13 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah gejolak perekonomian global yang masih berlangsung, perekonomian Indonesia tetap tangguh dan prospeknya cerah. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat antara 4,5-5,3 persen pada tahun 2023 dan terus meningkat menjadi 4,7-5,5 persen pada tahun 2024, didukung oleh berlanjutnya konsumsi swasta, investasi, dan ekspor yang positif di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Inflasi IHK diperkirakan akan melambat, kembali ke target 3,0 ± 1% pada tahun 2023 dan 2,5 ± 1% pada tahun 2024. inflasi impor) dengan nilai tukar rupee yang stabil dan respons kebijakan moneter yang digerakkan oleh prioritas, preventif, dan berwawasan ke depan. . Dalam menjaga ketahanan perekonomian Indonesia yang telah dicapai selama ini, Dirut Bank Indonesia menekankan sinergi dan inovasi sebagai kunci untuk bertahan dari gejolak global, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia.

Optimisme terhadap pemulihan ekonomi perlu diperkuat, sekaligus memperhatikan merebaknya ketidakpastian global, termasuk risiko stagflasi (perlambatan kegiatan ekonomi dan tingginya inflasi) bahkan reflasi (resesi ekonomi dan tingginya inflasi).. Hal ini karena adanya risiko bahwa pertumbuhan ekonomi global dan nasional dapat terkoreksi jika masih terjadi fragmentasi politik dan ekonomi yang tinggi dan diperlukan waktu yang lebih lama untuk pengetatan kebijakan moneter untuk menahan inflasi di masing-masing negara.

Stabilitas eksternal terjaga, transaksi berjalan diproyeksikan mencatat surplus 0,4 persen dan defisit 0,4 persen relatif terhadap PDB pada tahun 2023 dan surplus 0,2 persen terhadap defisit 0,6 persen pada tahun 2023 Memiliki rasio terhadap PDB pada tahun 2024 Surplus neraca adalah didukung oleh investasi langsung dan portofolio. Fleksibilitas sistem keuangan dalam hal jumlah uang kas, risiko kredit dan likuiditas tetap terjaga. Pertumbuhan kredit akan meningkat 10-12% pada tahun 2023 dan 2024.

Ekonomi dan keuangan digital juga akan tumbuh pada Resesi  tahun 2023 dan 2024, nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai Rp572 triliun dan Rp689 triliun, uang elektronik diperkirakan mencapai Rp 508 triliun dan Rp 640 triliun, dan perbankan digital di atas Rp. 67.000 dan Rp 87 triliun. Bauran kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi resesi 2023 akan terus diselaraskan sebagai bagian dari bauran kebijakan nasional untuk memperkuat kesinambungan, pemulihan, dan pemulihan perekonomian Indonesia dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang melambat dan risiko resesi di beberapa negara. Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2023 tetap fokus untuk menjaga stabilitas (Pro-Sability).

Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI)  pada tahun 2023 akan difokuskan pada stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi agar dapat kembali lebih awal sebagai bagian dari upaya memitigasi dampak limpahan gejolak global dan mendukung stabilitas makroekonomi dan target sistem keuangan dapat kembali. Bank sentral akan melanjutkan respons kebijakannya secara konsisten dengan pengumuman yang terkoordinasi, terencana dan terkomunikasikan dengan baik untuk memastikan target inflasi inti tercapai lebih cepat, yaitu. H. di paruh pertama tahun ini. 2023. Kebijakan suku bunga berdasarkan evolusi ekspektasi inflasi dan inflasi inti dibandingkan dengan perkiraan awal dan target yang dapat dicapai (tergantung data).

Digitalisasi kebijakan sistem pembayaran sesuai Rencana Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI) yaitu satu bahasa, satu bangsa dan satu nusantara akan terus digalakkan untuk mempercepat integrasi ekonomi dan keuangan digital, kerja sama sistem pembayaran antar negara dan berbagai fase . Pengembangan Rupiah Digital sebagaimana tertuang dalam “White Paper” juga dimulai di perkebunan PTBI 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun