Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merekam Festival Pek Cun 2025 Lewat Sketsa Bersama Seniman Tangerang

12 Juli 2025   08:35 Diperbarui: 12 Juli 2025   00:18 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Sketsa On the Spot bersama Ketapels.

Menggambar tak bisa tapi tak menyurutkan niat saya mendaftar di kegiatan Ketapels salah satu Komunitas di Kompasiana. Ketapels, komunitas yang mewadagi bloger Kompasiana yang tinggal di Kawasan Tangerang, Tangsel mengadakan kegiatan yang bertajuk SKETSA ON THE SPOT, Merekam Kegiatan Festival PEH CUN 2025.  Sabtu 31 mei 2025. Dengan tikum di stasiun kereta, Tangerang. 

Maka Sabtu pagi, meluncurlah saya ke tikum yang sudah di tentukan. Ketika tiba, sudah ada bebeapa kawan yang datang. Menunggu sejenak hingga peserta lainnya datang, lalu kami berjalan menuju tepian sungai Cisadane yang menjadi tempat berlangsungnya Festifal Peh Cun. Sebagai warga yang beridentitas penduduk Tangerang dan tinggal tidak jauh dari Sungai Cisadane, sejujurnya ini kali pertama saya mengikuti kegiatan Festival Peh Cun yang dirayakan sesudah tahun baru Cina. dari tahun baru Cina, warga Tiong Hoa masih memiliki serangkain kegiatan. Demikan juga masyarakat Tiong Hoa di Tangerang yang biasa di sebut Cina benteng. Diantaranya Festifal Peh Cun yang mejadi dasar penyelenggara Festival Perahu Naga di Sungai Cisadane.

Karena keramaian inilah, Ketapels mengajak Komapasiana merekam Festifal Pek Cun lewat sketsa, bersama Seniman Tangerang. Di salah satu sudut tepian Sungai Cisadena, rombongan duduk santai dan bertemu dengan rombongan Bang Edy Bonetski dan Bang Dedy Jauhart dari Benteng Urban Sketcher. Walau acara santai tapi peserta kegiatan tetap bingung, dengan cara membuat sketsa. Bang Edy dengan santai mengatakan, membuat sketsa adalah menangkap peristiwa/moment lewat goresan pena. lalu dengan Bang Edy mengeluarkan kertas putih dan pena. Saat itu di sebelah kami, sedang berlangsung Festifal Perahu naga. Saya sangat takjub, melihat tangan Bang Edy menggoreskan penanya, sedangkan matanya menatap perahu yang melaju di Sungai Cisadane. rasa takjub belum hilang dan tralala...sketsa sudah jadi. Bener juga sih, kalau dibilang skestsa itu merekam peristiwa dalam gambar. Mirip memotret. Bedanya memotret menggunakan camera, sketsa menuntut kemampuan merekan obyek dalam kepala yang dituangkan ke kertas. 

Kata Bang Edy, nggak ada sketsa yang jelek, yang ada yang terlatih dan belum terlatih. Bang Edy melanjutkan, keahlian di dapatkan dari berlatih dan berlatih. Jadi bakat cuma satu persen. 99 % berlatih. Sedikit menghibur hati saya, soalnya saat saya mencoba membuat sketsa pemandangan di sekitar saya, berupa dua mobil di parkir dan satu gerobak sate padang, Saat saya merapihkan sketsa dan melihat ke arah obyek, eh mobilnya sudah pergi dan gerobak sate padang berpindah tempat. Salahkan sketsa saya? ya nggak. Kan tadi emang begitu.

Dari coba-coba membuat sketsa, dilanjutkan diskusi atau tanya-tanya kegiatan Bang Edy dan kawan-kawan, serta bagaimana memanfaatkan sketsa. Kata Bang Edy, sketsa bisa dibuat kartu post, atau ilustrasi buku, bahkan komik. Ide yang keren tapi saya mau lihat sketsa buatan saya. Sudahlah selain nggak punya bakat, saya ngak terlalu berminat gambat menggambar, termasuk membuat sketsa. Kawan Bang Edy mendemostrasikan menggambar sketsa di atas tshirt engan menggunakan pemutih bpakaian. Memang merusak warna tapi lebih tahan lama dibanding sablon dengan tinta. Hari ini saya dapat wawasan, pengalaman seru dan nambah pertemanan.

Sekitar pukl 12.00 siang, acara sketsa selesai dilanjutakn meletakan telur mentah di sebidang tanah datar. menurut kepercayaan masyarakat Tiong Hoa saat Peh Cun, antara jam 11.00 sd jam 13.00 ada daya tarik menarik yang membuat telur bisa berdiri tegak. Rekan Kompasianer, Pak Rifky, bawa telur mentah dan kami ramai-ramai mencoba mendirikan telur. Hore.... saya bisa loh. Acara diakhir dengan menyantap mie ayam dan kamipun bubar.

Seperangkat alat sketsa, snack dan sebotol minuman herbal/Jamu Mba Denis menyempurnakan pertemuan. Terima kasih ya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun