Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Meja Makan Punya Cerita, Dedikasi Ibu

24 Mei 2016   00:44 Diperbarui: 24 Mei 2016   01:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kiri kanan, psikolog Ajeng Reviano dan Product Manajer Tupperware Rina"][/caption]

Dalam sebuah keluarga , makan bersama adalah salah satu kegiatan biasa. Namun yang biasa itu, telah menjadi kegiatan langka. Sarapan pagi di lakukan di mobil. Makan siang, tinggal Ibu dan anak karena Ayah di kantor, bahkan bisa jadi, Ayah dan Ibu makan siang masing masing karena beda tempat kerja. Dan anak makan bersama asisten rumah tangga. Lalu makan malem, Ayah dan Ibu bisa dengan klien dan anak tetap dengan asisten rumah tangga. Itulah fenomena keluarga di kota besar. Seperti Jakarta. Sebetulnya ini curcol karena terjadi pada saya dan pasangan.

Bukan saya tidak paham pentingnya kebersamaan keluarga. Tapi waktunya sudah berbeda. Kesempatan perempuan sekolah tinggi, memberi jalan perempuan bekerja. Perempuan bekerja bukan sekadar bermotiv ekonomi. Eksistensi diri dan mengabdi adalah motiv yang lain. Saya bekerja karena orangtua saya ingin, kami, anak-anak perempuannya mempunyai kemampuan setara dengan para pria.

Maka seiring zamannya, suami istri bekerja menjadi hal biasa. Asisten rumah tangga menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Bukan untuk membantu tapi mengambil alih peran Ibu. Mengurus rumah dan mengasuh anak.Asisten rumah tangga menjadi pengelola rumah tangga. Mengakibatkan asisten rumah tangga memiliki posisi tawar. Tidak sedikit anak kebih merana ditinggal asisten rumah tangga daripada ditinggal Ibu.

Menyikapi fenomena itu, Viva.co.id bekerjasama dengan Tuppaware menyelenggarakan blogger gathering. Mengambil tema Meja Makan Punya Cerita, menandai diluncurkannya product Tupperware serie petite blossome. Acara berjalan seru bertabur hadiah. Para blogger terlihat menikmatinya. 

Product Manager Tupperware, Rina, saat peluncuran serie Petite Blossome mengatakan,: peluncuran ini untuk mengembalikan kebiasaaan makan bersama keluarga. Dibeti nama Petite Blossome karena bentuknya kecil dan cukup untuk digunakan keluarga. Selama ini produk yang ada dalam ukuran besar untuk digunakan pada kegiatan arisan atau kumpul keluarga besar.

Serie Petite Blossome ini menjadi fasilitas mengikat keluarga. Hidangan terlihat cantik dalam kemasan mewah, anak dan pasangan akan senang. Rasa masakan menjadi nggak penting, katena cinta ibu ada di sana.

Saya memutuskan berhenti bekerja ketika tersadar saya tidak menjadi Ibu yang utuh. Saya kehilangan tahun tahun emas kedua anak saya. Tapi saya percaya, tidak ada kata terlambat. Saya berhenti bekerja saat anak -anak berusia 8 dan 11tahun. Saat itulah saya baru belajar menjadi Ibu yang sesungguhnya. Ternyata tidak mudah. 

Saya harus membuang segala ego. Melupakan semua teori parenting. Dan mengucurkan airmata setiap malam. ,(ini lebai) Setekah saya membalik cara berpikir, titik terang mulai terlihat. Awalnya dengan ego penuh, saya yakin saya bisa menjalankan fungsi Ibu. Tapi kenyataanya anak anak menolak saya.

Mulailah saya melakukan pendekatan di meja makan. Saya menanyakan makanan kesukaan anak anak. Saya belajar memasak dan menyajikan dengan wadah dan tampilan yang unik. Pelan pelan, anak anak mulai menyukai. Terus mencoba dan tak kenal lelah akhirnya saya dapat merebut kembali cintanya anak-ansk.

Saya sempat merenungi dan melempar ingatan ke masa kecil. Selama makan malam bersama, ibu tidak banyak cakap. Ayah bercerita tentang pekerjaan dan anak-anak bercerita tentang sekolah. Ibu menyimak dan menanggapi dengan senyum. Betkali-kali menambahkan sayur, nasi dan lauk ke piring-piring kami.Sekarang saya paham, diamnya ibu karena menikmati percakapan Ayah dan anak-anaknya.Melihat apa yang disajikan, dinikmati, terbayar lunas semua lelah. Ya, saya rasakan itu. Dedikasi Ibu adalah kisah cinta di balik meja makan punya cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun