"Reading brings us unknown friends." -- Honore de Belzac
Seberapa pentingkah membaca bagi kehidupan? Mengapa kita harus membaca? Pertanyaan yang sering berlari-lari di dalam pikiran, apalagi kalau kehidupan yang kita miliki terasa sudah cukup "aman" tanpa membaca.Â
Di zaman teknologi seperti saat ini, membaca perlahan-lahan mulai tergerus dengan hadirnya sosmed yang begitu menarik.
Masyarakat terlalu terbuai dengan berbagai hal yang ada di dunia maya. Membaca bikin kantuk, katanya. Tapi untuk bertualang di sosial media dari pagi ke pagi tidak terasa. Betul?Â
Miris! Apalagi kalau melihat generasi muda zaman sekarang yang seolah "alergi" terhadap bacaan. Sulit sekali bagi mereka menyukai bacaan dan lebih tertarik pada games. Padahal di tangan generasi mudalah masa depan bangsa ini.
Beberapa orang beranggapan bahwa mereka sudah sering membaca: membaca status facebook, membaca komentar di instagram, membaca gosip, dan lain sebagainya. Kan yang penting sama-sama sudah membaca, to? Membaca bukan sekadar tahu, tapi juga harus mengerti dan memahami maksud bacaan.Â
Edmun Burke, seorang filsuf kelahiran Irlandia mengatakan bahwa membaca tanpa memikirkannya ibarat makan tanpa mengunyah (reading without reflecting is like eating without digesting). Â Apakah kita pernah berpikir, manfaaat apa yang kita dapat dari membaca status di sosmed?Â
Kita harus bisa memilih dan memilah sesuatu yang tepat untuk dibaca. Apakah sulit? Tentu saja, apalagi jika minat membaca sangat rendah. Membaca kelihatannya memang sesuatu yang mudah untuk dilakukan semua orang di manapun berada.
Namun pada kenyataannya untuk bisa sampai pada tahap membaca yang baik, dibutuhkan effort yang keras dari masing-masing individu.Â
Kesadaran masyarakat tentang manfaat membaca bacaan cetak maupun digital masih sangat rendah. Membaca dapat menambah kekayaan kita terhadap informasi yang ada di dunia. Seperti istilah yang sering kita dengar: buku adalah gudang ilmu.Â
Jangan cukup pada pengetahuan yang sudah kita dapatkan saja. Perkembangan zaman menuntut setiap individu untuk terus belajar. Proses belajar yang paling dasar adalah membaca.Â
Membaca bukan hanya memberikan kita informasi, melainkan juga akan mengasah keterampilan dalam berpikir mencerna informasi. Tentu saja dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang banyak akan menambah kualitas diri.
Mulailah membaca, minimal satu bacaan per hari. Memang akan terasa sulit untuk memulai kebiasaan baru. Namun, efek yang ditimbulkan dari kebiasaan ini sangatlah positif.Â
Jangan menunggu waktu senggang, karena kenyataannya setiap orang akan selalu mengahadapi kesibukan. Selalu ada hal yang membuat manusia "sibuk" secara langsung dan tidak langsung.Â
Kita harus mendorong diri sendiri untuk mau bersahabat  dan menyediakan waktu khusus untuk membaca. Bagi pemula, setidaknya 15-30menit per hari sudah sangat luar biasa jika dilakukan secara rutin.
Awalilah dengan bacaan yang menarik dan sederhana: koran, majalah, tabloid, cerita, komik. Pada saat membaca, usahakan untuk tidak menyentuh sosial media dan hal-hal yang mengganggu waktu membaca. Fokuslah!
Jadikanlah membaca sebagai kebiasaan dan kebutuhan sampai kita merasa ketagihan untuk membaca secara terus-menerus. Jangan pernah puas, apalagi merasa pengetahuan yang kita miliki sudah cukup.Â
Pengetahuan itu tidak terbatas. Semakin bertambah usia dunia ini, semakin banyak pula pengetahuan-pengetahuan yang baru dan diperbarui. Kalau tidak ingin ketinggalan zaman, kita harus selalu mengupgrade pengetahuan. Siapkah untuk membiasakan diri membaca setiap hari?
Salam literasi!