Mohon tunggu...
D. Elisabet
D. Elisabet Mohon Tunggu... Administrasi - tukang makan

Suka solo backpacker, suka es krim vanilla, suka siomay, batagor, pempek, nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Menonton Film di Festival Sinema Australia Indonesia (2023)

19 Maret 2023   16:23 Diperbarui: 19 Maret 2023   16:26 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat mengetahui akan adanya Festival Sinema Australia Indonesia 2023 yang dilangsungkan di Jakarta pada 24-26 Februari kemarin, saya bergegas menuju situs FSAI untuk registrasi.

Selain diselenggarakan di Jakarta, FSAI juga ada di beberapa kota lainnya, seperti Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan.

FSAI menampilkan film-film populer karya anak bangsa yang merupakan alumni Australia, dan mencakup beragam genre. (sumber: https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/fsai2023.html)

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Hari pertama, 24 Februari 2023, saya menonton film Penguin Bloom. Ingin sekali saya menonton film sebelumnya yaitu Paranoia. Tapi waktunya tidak pas. Pukul 16.00 WIB saya masih berada di kantor. 

Kembali ke film Penguin Bloom. Film ini ternyata diambil dari kisah nyata. Merupakan arahan dari sang sutradara Glendyn Ivin, mengisahkan Samantha Bloom yang mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan kelumpuhan. Sehari-harinya menggunakan kursi roda. 

Pada suatu hari anaknya menemukan seekor burung murray yang terluka. Anaknya membawa burung tersebut ke rumah. Lalu burung tersebut akhirnya menjadi seperti keluarga diantara mereka. Burung ini mengajarkan kepada Samantha untuk tetap terus bersemangat dan bersyukur walau mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.

25 Februari 2023

Lanjut di hari kedua, yaitu di tanggal 25 Februari, saya menonton 3 film berturut-turut di FSAI. Dengan penuh semangat, saya langsung bersiap-siap menuju bioskop, tempat dilangsungkannya FSAI ini. Menaiki bus Transjakarta sekali saja, dilanjutkan dengan berjalan kaki, hingga sampailah menuju tempat nonton FSAI.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Film pertama yaitu Moon Rock For Monday. Karya sutradara Kurt Martin yang bergenre drama dan mengisahkan tentang petualangan Monday dan Tyler yang akan pergi ke suatu tempat bernama Moon Rock.

Monday adalah seorang anak berumur 9 tahun yang tidak sekolah seperti anak pada umumnya. Dia hanya diajari oleh ayahnya dirumahnya. Tyler diceritakan sebagai anak laki-laki jalanan berumur 16 tahun. Mereka bertemu secara tidak sengaja. 

Sampailah mereka menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Tapi pada akhirnya mereka harus terpisah. Tyler dipenjara. Dan beberapa bulan kemudian Monday meninggal karena sakit imun yang dialaminya.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Lanjut di film kedua, Humba Dreams judulnya. Merupakan film Indonesia yang diproduksi oleh Miles Film, dan karya sutradara Riri Riza. 

Film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki dari Jakarta bernama Marthin (J. S. Khairen) yang sedang libur kuliah dan pergi ke kampung halamannya, yaitu Sumba. Ia mendapatkan mandat untuk memutar film dari ayahnya yang sudah meninggal, didepan  keluarga maupun tetangga-tetangganya di kampung.

Ada sedikit bumbu roman di film ini. Sementara dalam pencarian bagaimana caranya agar Marthin bisa memutar film ayahnya, dia bertemu dengan wanita bernama Ana (Ully Triani).

Saya sangat suka film ini. Sinematografinya bagus, cara pengambilan gambarnya bagus, musik pengiringnya juga bagus. Pun film ini banyak menampilkan sisi budaya Indonesia yang kaya dan indah.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi
Tibalah di film ketiga, film terakhir yang saya tonton. Yang berjudul The Drover’s Wife: The Legend of Molly Johnson, disutradarai oleh Leah Purcell.

Berkisah tentang Molly Johnson yang sedang hamil, dan juga menjaga anak-anaknya yang masih kecil. Lalu bertemulah dia dengan Yadaka. Yang membantunya untuk melahirkan.

Sekian pengalaman saya menonton film pada Festival Sinema Australia Indonesia 2023 ini. Semoga akan lahir karya-karya baru anak Bangsa lainnya dan dapat berkiprah di kancah Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun