Mohon tunggu...
Elirica Luthfiyah
Elirica Luthfiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Penulis adalah seorang mahasiswi di program studi Bisnis Digital di salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta, yang tertarik untuk mendalami Bisnis Crafting dan suka sharing hal-hal yang berkaitan dengan Bisnis buket bunga dan hampers.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Bukan Sekedar Bingkisan: Mengintip Peluang Emas Bisnis Buket dan Hampers di 2026

15 Oktober 2025   14:09 Diperbarui: 15 Oktober 2025   14:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Saya yakin, kita semua pernah berada di posisi ini: bingung setengah mati mau kasih kado apa untuk wisuda sahabat, ulang tahun pacar, atau sekadar ucapan terima kasih untuk dosen. Dulu, pilihannya mungkin mentok di kado-kado "aman" yang ada di mal. Tapi coba deh perhatikan sekarang, terutama sejak pandemi mengubah cara kita merayakan banyak hal, ada pergeseran besar.

Memberi hadiah bukan lagi sekadar formalitas, tapi sudah jadi cara kita "hadir" saat fisik tak bisa bertemu. Dan di sinilah saya melihat sebuah peluang bisnis yang sepertinya tidak akan ada matinya, malah makin seru: buket bunga dan hampers.

Kenapa Bisnis Ini Nggak Ada Matinya?

Jawabannya simpel: karena bisnis ini menjual emosi. Manusia akan selalu merayakan sesuatu---kelahiran, kelulusan, pernikahan, pencapaian baru. Dan di setiap perayaan itu, ada keinginan untuk berbagi kebahagiaan. Buket dan hampers adalah medium sempurna untuk itu. Ini bukan lagi sekadar bisnis jualan barang, tapi jualan perhatian yang dikemas cantik.

Saya iseng-iseng melihat data dan ngobrol dengan beberapa teman yang menjalankan usaha ini. Pertumbuhannya gila-gilaan, terutama di platform seperti Instagram dan TikTok. Dari sinilah saya mencoba meramal, kira-kira tren apa yang akan meledak di tahun 2026 nanti?

Prediksi Tren Buket dan Hampers 2026: Siap-siap, Bakal Makin Seru!

Kalau Anda berpikir bisnis ini cuma seputar bunga dan keranjang, Anda salah besar. Ke depan, permainannya akan jauh lebih personal dan kreatif.

1. Hyper-Personalization: "Ini Gue Banget!" Lupakan hampers berisi kue kering generik yang sama untuk semua orang. Di tahun 2026, pemenangnya adalah mereka yang bisa membuat hadiah yang benar-benar "kena" di hati penerima.

Bayangkan sebuah "Wisuda Survival Kit" untuk sahabat Anda yang isinya bukan cuma boneka, tapi juga kopi sachet favoritnya, voucher streaming untuk maraton film setelah begadang skripsi, dan playlist lagu penyemangat. Hadiah seperti ini terasa jauh lebih bermakna. Pemain bisnis yang jago adalah mereka yang bisa jadi 'penerjemah perasaan' pelanggan, mengubah cerita dan keinginan menjadi sebuah bingkisan nyata.

2. The Unboxing Experience: Hadiah yang Bercerita Anak muda sekarang tidak hanya membeli produk, mereka membeli pengalaman. Tren unboxing di media sosial akan semakin mendorong para pebisnis hampers untuk tidak hanya fokus pada isi, tapi juga pada kemasan dan cara hadiah itu bercerita saat dibuka. Kotak yang estetik, kartu ucapan dengan desain unik, bahkan aroma khas saat hampers dibuka akan menjadi nilai jual yang luar biasa.

3. Sadar Lingkungan dan Dukung Lokal Isu keberlanjutan akan semakin kencang. Buket yang dibungkus dengan kain daur ulang, hampers yang isinya produk-produk UMKM lokal, atau keranjang anyaman dari pengrajin desa akan memiliki nilai lebih. Pelanggan di tahun 2026 akan lebih bangga memberi hadiah yang tidak hanya bagus, tapi juga berdampak positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun