Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bola Itu Bundar, Pilkada Juga

1 Juli 2018   14:11 Diperbarui: 1 Juli 2018   14:35 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua perhelatan besar nyaris bersamaan yaitu Pilkada dan Piala Dunia. Pilkada sudah berlalu, tapi Piala Dunia masih berlangsung. Keduanya menyuguhkan banyak persamaan : kerap menyuguhkan kegembiraan sekaligus drama. Yang pasti adalah satu menang yang lain kalah.

Pada piala dunia, banyak orang menduga Argentina dan Portugal akan sampai perempat final, karena mereka punya pemain kelas dunia yaitu Messi dan Ronaldo. Tapi yang terjadi adalah mereka pulang di 16 besar, sebelum memperebutkan delapan besar. Padahal mereka bermain dan berjuang dengan sepenuh hati dan dengan permainan terbaik yang mereka punyai.

Orang bilang bahwa dua laga itu adalah Bigmatch yang terlalu dini. Tapi bagaimanapun baik Argentina dan Portugal harus menerima itu dengan besar hati, dan merelakan Uruguay dan Prancis melenggang ke babak berikutnya.

Di ranah politik tanah air, Pilkada juga berlangsung meriah. Bagaimanapun Pilkada tahun ini merupakan Pilkada akbar karena melibatkan 171 daerah. Ratusan Paslon ikut perhelatan itu dan ribuan tim sukses yang terlibat.  

Sama dengan sepakbola di piala dunia, pilkada juga adalah kontestasi untuk meraih dukungan masyarakat. "Jualannya" memang berbeda, tapi mereka sama-sama ingin menang atas tim lawan. Sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan, kalau pilkada adalah memasukkan suara masyarakat ke salah satu paslon. Segala daya upaya mereka lakukan untuk meraih kemenangan itu, termasuk taktik dan strategi ; hal yang sama juga terjadi di sepakbola. Tak bisa dihitung lagi berapa energi dan materi yang habis untuk perhelatan politik itu.

Akhir dari Pilkada adalah terakumulasinya surat suara masyarakat ke satu paslon dan itulah pemenang pilkada. Bisa saja paslon yang menang itu adalah petahana atau paslon baru, yang penting adalah masyarakat memilihnya untuk menjadi pemimpin mereka untuk lima tahun mendatang.

Kemenangan salah satu paslon atas pilkada harus dihormati oleh semua pihak termasuk paslon lawan dan pendukungnya. Pendukung sama halnya dengan supporter dalam sepakbola juga harus menghargai hasil dari kontestasi itu, karena pasangan pemenang yang bertarung terbukti unggul dibanding paslon lain.Pilkada memang bukan permainan seperti sepakbola tapi marwahnya sama yaitu ada pihak yang kalah dan ada yang menang. Bola itu bundar, Pilkada tak jauh dari hal itu juga.

Masa ini adalah masa dimana pihak yang bertarung dalam Pilkada menerima dan bersatu untuk membangun Indonesia yang damai dan sejahtera. Istilah kerennya, melakukan rekonsiliasi untuk negara kita tercinta. Damai bagi kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun