Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memaknai dan Menyikapi Musibah

20 Januari 2021   09:28 Diperbarui: 20 Januari 2021   09:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketiga, yakin setiap musibah memiliki hikmah. Di balik setiap musibah, pasti ada hikmah. Hikmah itu tergantung dari kita yang menjalaninya. Jika kita ikhlas dan sabar, tentu kita akan menemukan banyak hikmah di balik musibah yang menimpa kita.

Hikmah bisa berupa fisik dan non fisik. Musibah sakit, umpamanya. Banyak dari kita yang justru setelah sakit, fisiknya semakin sehat. Hikmah non fisik lebih mengarah pada mental dan mind set kita. Karena hati kita sabar dan ikhlas, mental, dan pola pikir kita positif dalam mengahadapi musibah, maka fisik pun akan merespon positif.

Keempat, ikhtiar. Muslim yang baik tidak memasrahkan diri tanpa usaha. Sebagai manusia, kita dibekali dengan akal dan daya nalar yang baik. Kita berkewajiban berusaha dan berikhtiar sampai batas maksimal, lalu bertawakkal pada-Nya.

Hope for the best, prepare for the worst. Berharaplah untuk hal yang terbaik, bersiaplah untuk hal yang terburuk.

Kelima, doa dan dzikir. Hati adalah rumah dari seluruh rasa dan perasaan manusia. Jika hati kita baik, maka baiklah seluruh tubuh kita. Dan jika hati kita buruk, maka buruk jugalah seluruh jasad kita. Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak, adalah seumapama orang yang hidup dan mati." (HR. Bukhari)

Penggalan Surah Ar-Ra'd, ayat 28 berbunyi "Alaa bidzikrillaahi tathmainnul quluub", ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenteram." Ayat ini menuntun kita, manusia yang tengah dilanda musibah, untuk senantiasa mengingat Allah sebanyak-banyaknya, agar hati kita menjadi tenang.

Keenam, taubat. Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah, melainkan akibat dari dosa yang diperbuatnya.

Maka, sudah seharusnya dia melakukan taubat nasuha pada Allah SWT. Orang yang tidak mau bertaubat setelah tertimpa musibah adalah orang sombong dan sesat. Allah SWT berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan Sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS As-Syura : 30)

Maka, musibah apa pun yang tengah menimpa kita, apa dampak, dan hikmahnya dalam kehidupan kita, semua tergantung dari cara kita memaknai dan menyikapinya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun