Mohon tunggu...
Elie Mulyadi
Elie Mulyadi Mohon Tunggu... -

Elie Mulyadi adalah seorang penulis buku-buku inspiratif.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Asyiknya Kuliah di Shanghai: Baru 3 Minggu Sudah Libur!

21 September 2013   10:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

19 September, 2013 Dear Diary, This morning I was in a hurry, packed my books dan dressed up . Buru-buru mau ke kampus soalnya ada jadwal kuliah pukul 8.20. Gedung asramaku terletak di sektor 6, sedangkan ruang kuliah adanya di tengah kampus, di gedung Lingguan alias Economics Management Building. Butuh waktu 25 menit untuk jalan kaki menuju ke sana, itu pun kalau jalannya cepat. Dan jam digitalku sudah menunjukkan pukul 7.59, wuaaa…bakalan telat deh. Semoga tidak, jangan sampai citra lelet ala Indonesia muncul di sini. Pakai hijab pink pagi ini, dengan niat puasa Sunnah karena ini hari kamis, aku berjalan cepat penuh semangat. Meskipun yah, nggak begitu antusias dengan mata kuliahnya, soalnya akan pakai pengantar bahasa China yang aku nggak ngerti sama sekali. Bakal merepotkan teman-temanku lagi deh buat transate-in ke bahasa Inggris hehehe…. Sesampainya di lokasi, lumayan juga nih berkeringat. Masih harus naik lift menuju lantai 3. Ruang kuliahnya di 304, gampang dicari karena semua ruangan diberi nomor berurutan. Tapi pintunya sudah tertutup, waaa aku benar-benar telat nih. Buru-buru kugedor, tak ada sahutan. Kudorong, eh, kok dikunci? Duh jangan-jangan salah nulis nomor kelas nih. Aku pun segera mencari-cari ruang lainnya yang bernomor mirip: 314, 324, tapi…semuanya dikunci. Tak ada sesosok manusia pun di sini. Mendadak bulu kudukku merinding^-^ Yang terpikirkan saat itu, adalah menelepon advisor-ku, Ms. Li Hua. Beliau adalah penanggung jawab untuk semua mahasiswa internasional di kampus ini. Tapi kok nggak diangkat-angkat ya teleponnya? Ku-sms, nggak dijawab juga. Galau nih jadinya…^-^Pada kemana semua orang? Dan ketika hati dilanda gelisah, muncullah sebuah penampakan. Hihi, nggak usah takut, karena dia bukan hantu, melainkan seorang cowok bule yang superrrr tinggi, dan…ehm, cakep…hehehe:) Langsung aja dia bertanya kenapa kelas dikunci. Asiik berarti aku tidak salah mencatat nomor ruangan, melainkan kelas inilah yang telah salah mengunci dirinya^-^. Cowok bule itu, my classmate, memperkenalkan diri, namanya Arseniy, berasal dari Belarusia, sebuah negara di Eropa. Dia menelepon temannya untuk menanyakan kenapa tragedi ini terjadi pada kami. Dan olala…ternyata jawabannya adalah: “Today is a holiday!” Di saat bersamaan Ms Li Hua menjawab sms aku, menjelaskan bahwa hari ini semua penduduk China sedang merayakan Full Moon Holiday selama 3 hari, menyambut bulan purnama yang bulat penuh. Itu berarti semua mahasiswa libur dari Kamis sampai Senin. Horeeee! Aku dan Arseniy pun pulang dengan wajah malu bercampur gembira. (Gimana nggak gembira, baru 3 minggu masuk kampus sudah liburan hihi) Ms Li Hua meminta maaf berkali-kali padaku karena tidak menginformasikan hal ini sebelumnya. Lalu berjanji untuk memuat semua informasi liburan dan sebagainya di website. Aku pun menjawab dengan ceria, “It’s okay never mind, coz I meet my classmate and he is awesome!” Haha, ya, Arseniy ini memang cowok bule yang menarik. Bukan karena tampangnya, melainkan karena dia sungguh ramah, dan pintar berbahasa China. Dia sudah studi di Shanghai selama 4 tahun di universitas lain, mengambil bahasa China, lalu melanjutkan Master di kampus ini. Saat ini dia tinggal di kampus lama yang terletak di pusat kota, dan akan pindah ke asramaku minggu depan. Dan yang bikin aku kaget, dia bilang bahwa sebetulnya aku dan dia pada awalnya adalah roommate,alias teman sekamar, namun kemudian karena berbeda gender, kami pun dipisah sehingga aku dapat teman sekamar perempuan asal Thailand. “How do you know?” tanyaku. Dia jawab, dia sempat lihat di daftar nama calon penghuni asrama internasional, ada namaku lengkap dengan identitasku sebagai perempuan asal Indonesia. Dan mudah ditebak karena orang Indonesia yang kuliah di kampus ini ya cuma aku. Hihi, lucu ya. Gak kebayang kalau seandainya aku dan Arseniy jadiroommates, pasti mau ngapa-ngapain jadi kagok haha….ya iyalah bukan muhrim. Kami bertukar nomor ponsel, dan aku mengajaknya mengunjungi asramaku. Dia akan berada di lantai 9, gedung sayap A, sedangkan aku di lantai 8, sayap B. Jadi bakalan agak susah untuk bertemu kecuali di kelas setiap hari kamis. Setelah puas melihat-lihat calon asramanya, aku dan Arseniy pun berpisah. Dia kembali ke kampus lama di pusat kota, yang perlu waktu tempuh lebih dari 2 jam jauhnya. Waaa, berarti tadi dia ke sini pagi-pagi sekali, jam 5 subuh dari pusat kota. Gapapa deh, toh dia gembira melihat kampus kami yang pemandangannya luar biasa indah ini, dengan gedung-gedung terhampar di atas danau yang cantik, bersih dan rapi. See you next Thursday, Arseniy! Jalan-Jalan ke Fresh Market Oke, jadi hari ini liburan. Pantesan roommates-ku, Noon dan Ami masih pada tidur. Pukul 10 pagi kami bertiga keluar asrama untuk ngumpul dengan teman-teman chinese yang akan mengajak kami jalan-jalan ke supermarket. Ternyata acara hari ini adalah belanja, masak-masak, dan makan! Kami berjalan kaki menuju gate 3, keluar ke jalanan yang lengang dan super bersih. (Selama 3 minggu di Shanghai, kesanku pada kota ini adalah bersih, bersih, dan bersih! Tak ada sampah sebijipun di mana-mana, kecuali di tong sampah tentunya) Pertama-tama kami ber-6 menuju Fresh Market untuk membeli sayuran dan daging. Teman-temanku membeli pork, dan saat kubilang aku nggak makan pork, mereka pun beli daging ayam dan sapi. Uang belanja ditalangi dulu Jessica sebagai ketua acara ini, kemudian nanti akan dibayar patungan. Di pasar segar ini ada beberapa hal yang tidak biasa, yaitu sayurannya. Beberapa sayuran tidak pernah kutemukan di Indonesia, misalnya terung hitam, cabe hijau besar, kacang panjang ungu, dan olala apa itu? Bawang merah sebesar bengkuang! Gede banget. Palina aja temanku yang asal Belarusia, sampai kaget lihat bawang segede itu haha….Nih sengaja kufoto: “A giant onion!” seru Palina

Ami lagi pegang cabe ijo gede
Image
Image
Noon nyengir lihat kacang panjang warna ungu^-^
Image
Image
Palina, yang kamu timang itu lobak apa bayi? Haha Pulang dari fresh market, kami pun menuju supermarket sebesar Carrefour. Kaki serasa gepor deh abis berjalan jauh, tapi lumayan lah bisa sejenak keluar dari lingkungan kampus, meskipun yah kampusku memang nggak ngebosenin karena indah banget. Kerongkongan juga haus banget karena cuaca panas (mencapai 38 derajat), alhasil batal deh puasa sunnahnya. Wuaaa, kalau tahu bakalan ada party hari ini, sejak pagi aku gak niat puasa deh. Maafin ya Allah! Tidak ada yang aneh di supermarket ini. Teman-teman beli bir Heineken untuk pesta nanti sore, aku pun diam-diam beli sofdrink yang warnanya senada dengan bir, supaya nanti bisa tetap ‘minum’ haha….Sengaja beli 3 biar kukasih untuk temanku Ateeq dan Shah, dua cowok asal Pakistan yang muslim. Oya satu-satunya yang berbeda dengan di Indonesia adalah, supermarket di sini nggak menyediakan kantong plastik untuk memasukkan belanjaan. Kalau pingin kantong plastik, harus beli. Yang ukuran sedang harganya 0,2 RMB alias 400 perak. Wah, pelit banget nih. Dan oh ya, satu lagi perbedaan, di supermarket ada locker, tempat menyimpan barang-barang biar nggak dibawa saat masuk toko. Kuncinya pakai kode nomor kartu pelajar. Asyik kan? Pulang dari supermarket kami menyewa sedan. Bukan taksi tapi mirip, hanya nggak pakai argo saja. Tarifnya murah cuma 10 RMB (sekitar Rp 20 ribu), untuk 15 menit perjalanan menuju asrama kami. Dan ya akhirnya masak-masak. Tempat yang dipilih adalah asramanya Palina karena besar dan lebih luas daripada yang lain mengingat dia belum punya roommates. Dorm Party Ketika masak-masak, teman-teman bertanya padaku soal aku yang tidak boleh makan pork. Aku menjelaskan, “I’m a muslim, so I neither eat pork  nor drink alcohol.” Palina sempat bertanya, “kalau masak pork dicampur sayuran, kamu boleh nggak makan sayurnya aja?” Nggak, jawabku. “Masaknya harus terpisah, pokoknya nggak boleh bercampur dengan pork.” Jadi kampi pun sepakat untuk memasak ayam duluan dan perlengkapannya, kemudian pork belakangan, agar aku dan 2 teman muslim lainnya bisa tetap makan. Asiiik, alhamdulillah nih pada toleran. Kami pun berkumpul termasuk cowok-cowok, ada sekitar 20 orang yang bisa ngumpul hari itu. Makanan sudah terhidang di atas meja. Minuman juga. Jorge yang asal Ghana membawa sebotol wine. Yang lain pada membuka kaleng bir. Aku segera memberikan sofdrink buat Ateeq dan Shah, lalu kami semua cheers. Pesta pun dimulai diiringi musik lagu-lagu Top 40 yang membahana dari stereo set yang disiapkan Jorge. Wow, senangnya, kenyang dan bahagia hehe. Usai makan-makan, kami bergiliran menyanyikan lagu berbahasa negara masing-masing. Sayangnya nggak ada gitar atau piano, padahal Palina jago main piano. Aku menyanyikan lagu ciptaanku sendiri, “Shanghai Diary” dengan lirik berbahasa Inggris. Wow, semua jadi pada nangis, inget kampung halaman. Semua orang bilang suaraku bagus, padahal cempreng! Haha….Oya mereka sempat kaget saat aku bercerita bahwa aku ini seorang penulis buku dan sedang mencoba jadi penulis lagu. Lagu-lagu yang kutulis sedang digarap albumnya dan akan dirilis bulan November mendatang. Mereka jadi senang banget saat aku berjanji untuk membagikan albumnya kalau sudah jadi. Insya Allah! Seorang teman Chinese sempat bertanya, “Elie, buku apa yang akan kamu tulis di sini?” “Buku tentang Shanghai,” kataku. “Judulnya Shanghai Diary.” Semua orang pun senang dan bertepuk tangan karena tahu bakal jadi bagian dari cerita dalam bukuku. Usai nyanyi dan ngobrol-ngobrol, kami bubar dan janjian untuk ngumpul lagi nanti malam jam 8. Kami akan menatap bulan purnama sambil party lagi di tepi danau yang indah di tengah kampus. Wow, can’t wait!
Image
Image
Merayakan Full Moon Holiday Jam 8 malam kami ganti baju dan berkumpul lagi di pinggir danau kampus yang sangat indah di malam hari. Duduk di bangku-bangku kayu yang tersusun rapi dan bersih di sekitar danau sambil menatap bulan purnama. Makanan kecil terhidang, dan weleh-weleh pada minum bir lagi deh. Penasaran aku pun bertanya pada Noon, gimana sih rasanya minum bir dua botol begitu? Noon ketawa, “I’m a bit dizzy but feeling happy.” Really? Tapi aku nggak tertarik mencoba ya haha… Untunglah meski Jorge udah agak sempoyongan, nggak ada teman-teman yang sampai benar-benar mabuk. Mereka hanya minum bir maksimun dua botol saja sebagai ‘syarat’ sebuah pesta (begitu kali ya?). Aku sih enjoy aja makan kue bulan alias “moon cake”. Kue bulan ini biasa terhidang selama perayaan Full Moon Holiday. Bentuknya bulat seperti bulan dan rasanya manis dengan isi kacang hijau, kayak kue bakpia kalau di Indonesia. Ada juga sih kue bulan yang isinya daging, tapi aku gak berani makan karena takut isinya pork.  Ada sebuah kebiasaan di sini, setiapkali Full Moon Holiday, orang-orang saling memberi kue bulan sebagai hadiah. Noon dan Ami masing-masing dapat sekotak cantik kue bulan, sedangkan aku dapat sebungkus kue bulan dari voluntirku yang ganteng, namanya Brian. Alhamdulillah. Di danau itu, Palina menyanyi lagu Moon River. Tanpa iringan gitar karena gitarisnya hanya bisa lagu-lagu bahasa China, haha. Nggak seru deh. Biasanya tiap malam minggu aku menikmati konser musik gratis di mal, tapi kali ini nggak ada, kangen juga sama tanah airku. Tapi kegembiraan berkumpul dengan teman-teman sesama orang asing membuat malam ini begitu indah terasa. Apalagi pulangnya kami ngumpul lagi di asrama Palina, menikmati sup hotpot yang panas dan lezat rasanya sambil ngobrol-ngorbol lagi. Waaah, jadinya kenyang dan ngantuk deh. Terima kasih ya Allah, hari ini aku bahagia meski jauh dari rumah!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun