Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Libur 3 Hari: Menimbang Opsi dan Implikasinya di Indonesia

14 Maret 2024   12:37 Diperbarui: 15 Maret 2024   17:30 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Menghitung waktu yang tepat untuk mengambil cuti.(PEXELS/AMORNTHEP SRINA via kompas.com)

Wacana 3 Hari Libur 

Baru-baru ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengemukakan sebuah gagasan menarik yang menyinggung kemungkinan memberikan kesempatan kepada karyawan BUMN untuk menikmati 3 hari libur dalam setiap pekannya. 

Gagasan ini diajukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan non-kerja bagi para pekerja. 

Sementara itu, Sri Lanka telah menerapkan kebijakan serupa, meskipun dengan alasan yang berbeda, yakni sebagai tanggapan terhadap krisis ekonomi yang dihadapi negara tersebut serta untuk mendorong aktivitas pertanian.

Melihat dari perspektif Menteri BUMN Erick Thohir, upaya memberikan kesempatan lebih banyak bagi karyawan BUMN untuk menikmati waktu luang dapat dianggap sebagai langkah yang progresif. 

Dalam suasana kerja yang semakin terhubung secara digital dan intensif, keseimbangan antara hidup dan kerja menjadi semakin penting bagi kesejahteraan mental dan fisik karyawan. 

Dengan memberikan kesempatan lebih banyak untuk beristirahat, diharapkan karyawan dapat mengurangi tingkat stres dan kelelahan yang seringkali muncul akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi.

Sementara itu, di Sri Lanka, kebijakan serupa diimplementasikan sebagai respons terhadap krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. 

Kebijakan ini juga didorong oleh upaya untuk memperkuat sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi. 

Dengan memberikan waktu tambahan bagi warga negara untuk terlibat dalam kegiatan pertanian, diharapkan negara dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun