Mohon tunggu...
Elga Lutfiana Wanti
Elga Lutfiana Wanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Review, Cerpen dan Konten lainnya

Perempuan yang selalu dalam naungan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyentuh Bulu Kucing

29 Juni 2022   18:10 Diperbarui: 29 Juni 2022   18:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernahkah kalian menyentuh bulu kucing? Apa yang kalian rasakan? Aku sangat menyukai menyentuh bulu kucing, entah mengapa rasanya tenang dan nyaman. Ada sensasi aneh saat menyentuh makhluk berbulu lembut itu, tingkahnya yang unik tak jarang membuatku tergelak. 

Entah mengapa menyentuh bulu kucing menjadi suatu keharusan untukku saat aku merasa lelah dan stress, katanya sih memang bulu kucing dapat membuat relax orang yang menyentuhnya, benarkah demikian? Aku tak tau. Kadang saat aku sedang melamun, aku membayangkan dapat memakmurkan seluruh kucing di dunia ini, membuatnya gembul dan sehat seperti kucing-kucing di Turki. Apa aku bisa mencapainya nanti? Aku tak tahu, hanya saja membayangkan aku dapat merawat kucing yang terlantar membuatku senang.

Banyak orang yang menyukai kucing, bahkan sampai ada Kafe Kucing. Aku belum pernah mengunjunginya, mungkin nanti. Ide Kafe Kucing menurutku briliant, yang disayangkan dari apa yang aku lihat diinternet, kafe kucing didominasi oleh kucing ras, padahal kucing domestik juga lucu kalau terawat.

Hal lain yang aku sayangkan, sampai kini masih banyak orang yang suka menganiaya kucing, bukan hanya kucing sebenarnya. Aku heran dimana letak hati nurani mereka, aku pernah membaca kisah seorang perempuan yang kucingnya dibakar SETELAH ditabrak lari. Gila, pasti hancur sekali perasaan perempuan itu. Bagi orang yang menyukai kucing, kucing memiliki tempat spesial dihatinya. Seperti aku ketika kucingku mati keracunan, rasa bersalah itu masih muncul hingga kini. Aku merasa menjadi pemilik yang tidak becus. Kesedihan itu masih sering datang, kala ingatan betapa lucunya tingkah kucingku itu.

Mungkin sekian dariku. Terima kasih sudah membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun