Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesta Kematian untuk Leona

3 Oktober 2020   19:03 Diperbarui: 3 Oktober 2020   19:12 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/archangel2112

Jim sungguh pemuda yang sangat beruntung. Ia bertemu Leona, gadis cantik sebatang kara yang mewarisi kekayaan melimpah kedua orangtuanya.  

Jim semakin beruntung ketika Leona memintanya untuk menjadi suaminya. Mereka lantas benar-benar menikah dan tinggal di rumah mewah yang berada jauh di pinggiran kota.

Jim tidak perlu bekerja keras. Ia cukup menemani Leona merawat dan mengelola kebun.

Suatu siang, di hari pernikahan mereka yang ketujuh, Leona jatuh tergelincir saat menaiki anak tangga. Kecelakaan itu membuatnya meninggal seketika.

Jim---tentu saja sangat terpukul.

Sembari menangis Jim mengangkat tubuh Leona. Menidurkannya di atas ranjang di mana selama ini keduanya tidur bersama.

Karena sangat mencintai istrinya, Jim ingin menguburkannya dengan cara yang paling romantis seperti saat mereka menikah dulu.

Jim segera menyewa jasa penguburan terbaik yang ada di kotanya. Juga mengundang beberapa tetangga yang ia kenal---sama persis dengan saat ia dan Leona melangsungkan janji suci pernikahan.

Lampu-lampu pun mulai dinyalakan. Musik klasik juga sudah dibunyikan. Meja-meja perjamuan untuk para tamu berjejer rapi berhiaskan taplak bernuansa kuning gading, warna kesukaan Leona.

"Sebagai penghormatan terakhir untuk Leona, saya akan mengajak setiap tamu yang hadir di sini turun berdansa." Jim berkata seraya merentangkan kedua tangan.

***
Pesta kematian Leona baru saja berakhir. Tamu-tamu sudah beranjak pulang. Jim tinggal sendirian kini. Menunggu petugas pemakaman datang.

Jim berjalan menuju jendela yang daunnya masih dibiarkan terbuka. Laki-laki muda itu menatap dengan wajah murung ke arah peti mati yang sebentar lagi akan ditutup.

Sembari mengucap selamat tinggal, Jim meraba cincin kawin yang melingkar di jari manisnya. Tiba-tiba Jim teringat sesuatu. Leona. Ia tidak memakai cincin kawin seperti dirinya.

Cincin kawin milik Leona tertinggal di kamar mandi. Jim sempat melihatnya tadi sebelum ia berlari menolong dan membopong tubuh istrinya itu.

Sebentar lagi petugas pemakaman datang. Jim ingin menyertakan cincin kawin Leona. Maka diambilnya cincin kawin itu dengan langkah tergesa.

Sebentar kemudian Jim sudah kembali ke ruang tamu, berdiri tepat di samping peti mati. Bersiap memasang cincin kawin di jari manis jasad istrinya. 

Saat hendak memasang cincin kawin itulah Jim terlonjak kaget. Sosok Leona! Penampakannya tidak seperti yang selama ini dilihatnya.

Tubuh dalam peti mati itu berubah mengeriput. Wajahnya hitam legam. Bersisik. Dan, mata yang semula indah, berlubang. Sisi-sisinya dikerubuti belatung.

Jim mundur beberapa langkah. Napasnya tersengal. Keringat dingin mulai bercucuran.

"Nak, beberapa hari kulihat kamu duduk termenung di atas makam nenek tua bernama Leona ini. Apakah ini makam leluhurmu?"

Seorang juru kunci menyentuh pundak Jim. Jim ingin mengatakan sesuatu. Tapi mulutnya terkunci.

***
Malang, 03 Oktober 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun