Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mertua dan Menantu Sulit Akur, Apakah Itu Mitos atau Fakta?

10 Maret 2020   05:00 Diperbarui: 10 Maret 2020   05:05 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini si ibu mertua memiliki kekhawatiran yang berlebihan. Bahwa kehadiran anak menantu di dalam lingkaran kehidupannya menjadi semacam ancaman yang akan merebut perhatian anak laki-lakinya selama ini. Si ibu belum sepenuhnya rela,  merasa dirinya lebih berkuasa sebab ialah yang merawat dan membesarkan si anak hingga menjadi orang sukses.

Sedang si menantu berpikir sebaliknya. Merasa dirinya-lah yang paling berhak mendapat perhatian dari suami. Sebab menurut dia seorang laki-laki yang sudah menikah berkewajiban penuh memberi perhatian terhadap istrinya.

Jika dibiarkan berlarut-larut, persaingan diam-diam ini bisa menjadi bola salju yang terus menggelinding.

Sumber:parentalk.id
Sumber:parentalk.id

Bagaimana jika ketegangan terlanjur terjadi? Apakah masih ada celah untuk mengakurkan keduanya?

Tentu! Celah itu selalu ada. Semua tergantung dari niat dan upaya masing-masing. Alangkah baiknya jika antara Ibu mertua, anak dan anak menantu sering-sering duduk satu meja. Saling mencairkan suasana. Syukur-syukur kalau yang lebih tua tidak gengsi untuk mengalah, bersikap lapang dada, tdak arogan dan bijaksana dalam bertindak.

Pengalaman menjadi Ibu mertua hampir 9 tahun,  menjadikan saya lebih berhati-hati, lebih mawas diri. Sebisa mungkin saya  menghindari konflik dengan anak menantu.

Dan alhamdulillah, sejauh ini belum pernah saya bersitegang dengan anak menantu. Sebab saya memegang teguh komitmen ini: saya menaruh rasa hormat dan kepercayaan setinggi-tingginya terhadap menantu laki-laki saya. Bahwa ia mampu menjaga, mendidik serta mengayomi anak perempuan saya yang sudah dinikahinya dengan baik.

Sumber:womantalk.com
Sumber:womantalk.com

Dan jangan harap anak perempuan saya---ketika timbul riak-riak kecil dalam rumah tangganya, datang ke rumah untuk wadul akan mendapat pembelaan dari saya. Yang terjadi malah sebaliknya. Saya akan menegur anak saya sendiri. Memberinya wejangan agar ia instropeksi diri.

"Mama mesti membela Papanya Nael," begitu anak perempuan saya memprotes tindakan saya. Tapi saya tahu dia tidak tersinggung, tetap mendengarkan dan mencerna semua nasihat saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun