Bersyukur, seiring dengan berjalannya waktu, anak lanang mulai belajar memahami bahwa idealisme tidak selamanya berdampak positif. Bahwa adakalanya dalam hidup ini kita harus rela menyingkirkan rasa idealisme yang terlalu berlebihan.Â
Lalu mulailah ia bersikap lunak pada keinginannya sendiri dan membuka diri seluas-luasnya.
Alhamdulillah, sekarang anak lanang sudah menemukan pekerjaan yang memberinya penghasilan lumayan meski bidang yang digelutinya tidak sesuai dengan jurusan yang tertera dalam ijazahnya. Dan saya melihat, anak lanang tampak enjoy, menikmati pekerjaannya dengan banyak belajar dari teman-teman dan lingkungan tempat ia bekerja.
Jika kemudian, baru-baru ini saya mengalami hal yang sama dengan yang pernah dialami oleh anak lanang---yakni ditawari pekerjaan yang sama sekali bukan merupakan bidang saya---yang membuat saya sempat nevous karena khawatir 'terlihat bodoh', gantian saya yang dihujani nasihat oleh anak -anak.
"Mama harus semangat! Mama pasti bisa! Lama-lama Mama akan terbiasa dengan lingkungan kerja Mama. Mama bisa belajar banyak. Bukankah Mama pernah bilang kita tidak boleh terlalu idealis?"
Tuh, kan! Kali ini saya harus membuka telinga lebar-lebar, siap mendengar masukan dari mereka, anak-anak saya itu.Â
Baiklah, guys. Bekerja tidak sesuai Idealisme? Siapa takut?!
***
Malang, 24 Februari 2020
Lilik Fatimah Azzahra