Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin [#3] | Fatimah, Biduk yang Tak Terselamatkan

13 Agustus 2019   04:03 Diperbarui: 13 Agustus 2019   04:02 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallpapers.ae

Usai tanya jawab yang melelahkan, Abi melangkah meninggalkan kantor yang berada di lantai lima itu. Kakinya berjalan gontai menuju sebuah taman. Dan di sana, di taman yang kebetulan sedang sepi ia melampiaskan kekesalan. Mengumpat habis-habisan. Menendang bayangan matahari di atas tanah yang dirasanya tak mampu mengalahkan hati yang  panas mendidih.

***

Abi bergegas membuka pintu rumah yang tidak terkunci. Fatimah yang tengah merapikan meja makan agak terkejut melihat kemunculannya.

"Apa tujuanmu mengirim kopi surat itu kepada atasanku?" Abi langsung mencecar Fatimah.

"Bukankah seharusnya begitu?" Fatimah menyahut ringan.

"Kau sudah terlalu jauh melangkah, Fatimah!" mata Abi menyala. Bagai mata harimau yang kelaparan.

"Kurasa tidak. Ini baru langkah awal, Tuan Abi. Langkah selanjutnya--kita akan segera bertemu di Pengadilan Agama," Fatimah tersenyum.

***

Setan tertawa. Ya, setan memang selalu tertawa setelah berhasil mengadu domba musuh bebuyutannya. Manusia.

Seperti saat ini, setan tengah terbahak-bahak dan menari-nari, menyaksikan dua hati yang pernah saling mencintai berbalik saling membenci. Kebencian yang akan mengantarkan mereka ke dalam jurang kehancuran.

Dari sini Fatimah menyadari betapa rapuh rumah tangga yang ia bangun selama ini. Biduk itu hanya mampu bertahan tidak lebih dari satu dasa warsa. Saat anak-anak mulai tumbuh dan membutuhkan perhatian lebih dari kedua orangtuanya, semua harus berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun