Entah sudah berapa lama aku meringkuk di atas tempat tidur yang berantakan. Mungkin lebih dari dua jam sejak Mom mengunci pintu kamarku dari luar.
Tak ada yang bisa kulakukan kecuali membaca koleksi buku-buku tua. Dan kuakui, itu sungguh sangat membosankan.Â
Di kisaran pukul tujuh malam, kudengar suara mesin mobil menderu. Mom dan Ed. Mereka baru saja meninggalkan rumah. Meski Mom tidak pamit padaku tapi aku tahu kemana mereka akan pergi. Mereka akan melakukan dinner party di sebuah rumah makan mewah. Mereka memang selalu melakukan hal itu di setiap akhir pekan.
Seperti biasa aku ditinggal sendirian. Ya, sendirian. Hanya ditemani oleh setumpukan buku-buku tua dan--boneka berambut pirang yang tidak memiliki bola mata itu.
Menurutmu, apa yang bisa dilakukan oleh seorang gadis yang kesepian di dalam kamarnya sepanjang malam?
Telekenesis!
Yup, aku mempunyai kemampuan itu.
Aku segera merapikan posisi dudukku. Mengatur napas lalu mulai memfokuskan jalan pikiranku.
Pada menit kesekian, mendadak aku dikagetkan oleh sesuatu. Boneka berambut pirang itu. Betty, yang sejak kemarin kusimpan di dalam kopor tua dengan resleting terkunci rapat, tiba-tiba sudah terlentang di hadapanku.
"Ka-u?" suaraku gagap. Keringat dingin mengucur deras dari kedua telapak tangan dan keningku.
Aku semakin menggigil ketika beberapa orang polisi datang mendobrak pintu kamarku.