Ah, tentu saja Mom tidak akan melakukannya. Mom lebih menaruh perhatian pada lelaki muda itu. Edward.Â
Aku baru saja membuka daun jendela kamar, bermaksud menghirup udara sore yang segar ketika laki-laki bernama Edward itu melintas di halaman samping rumah. Ia tampak berjalan tergesa-gesa.Â
"Hai, Anna!" tegurnya begitu melihat aku tengah berdiri mengawasinya.
"Hai, Ed!" aku melambaikan tangan. Dan itu membuat Ed berjalan mendekati jendela kamarku.
"Kudengar kau berulang tahun hari ini. Bolehkah aku ikut mengucapkan selamat?" Ed tersenyum manis seraya menyodorkan rangkaian bunga yang cantik. Tentu saja ini merupakan kejutan besar bagiku. Mendapat ucapan selamat dan kado istimewa dari seorang Ed, yang selama ini kukira adalah laki-laki muda angkuh, yang hanya mencurahkan perhatiannya pada Mom seorang.Â
"Thanks, Ed!" aku menyahut riang sebelum sebuah tangan menarik rambutku dengan kasar hingga tubuhku nyaris terjengkang ke belakang.
Mom.
Ia memergoki kami--aku dan Ed sedang bertukar senyum.
"Kau tidak boleh melakukannya lagi, Anna! Itu sama sekali tidak sopan. Kau harus menghormati Ed sebagai calon ayahmu!" Mom memarahiku habis-habisan. Lalu merampas rangkaian bunga di tanganku.
Dan aku hanya bisa tertegun diam.
***