Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pertarungan Sengit Melawan Rindu

10 Oktober 2018   10:55 Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:13 2955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:fotografiaesencial.com

Semalam aku dan rindu bertarung sengit. Disaksikan oleh gelap gulita langit. Aku merentang kelewang. Sementara rindu mengayun-ayunkan pedang. 

Aku berhasil melukai rindu. Mengoyak tubuhnya hingga berdarah-darah. Tapi rindu sungguh luar biasa. Ia tetap berdiri dengan amat gagah. Sembari mengumbar senyum sebegitu jumawa.

Setelahnya. Rindu beberapa kali mendaratkan serangan. Pedangnya ganas merajam kulit, daging hingga tulang belulang. Sakit? Tentu saja! Tapi aku tak ingin menyerah kalah. Aku harus tetap bertahan. Pertarungan sengit malam ini mesti terus dilanjutkan.

Langit yang bertindak sebagai wasit. Tampaknya mulai kewalahan. Ia tak lagi meniup peluit. Melainkan ribut menjerit-jerit. Suaranya parau memekakkan seisi alam. Dengan harapan mampu menjadi peredam. Antara aku dan rindu agar segera menyudahi perkelahian.

Tepat di penghujung malam, aku dan rindu mulai kelelahan. Napas kami tersengal. Kelewang terlepas dari tangan. Pedang terpental dari genggaman. Aku dan rindu ambruk bersamaan.

Sebelum pingsan aku dan rindu saling mengingatkan. Jangan lupa, esok malam pertarungan sengit ini mesti kita lanjutkan. Sekarang, mari kita sejenak berpelukan.

***

Malang, 10 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun