Mohon tunggu...
Leony Sondang Suryani
Leony Sondang Suryani Mohon Tunggu... -

Leony Sondang Suryani, hanya anak bangsa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Wajib Dipelajari dari Singapura dan Malaysia

15 Juli 2014   00:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:20 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan sekolah ini kuhabiskan dengan berjalan-jalan selama 5 hari di Singapura dan Melaka, Malaysia. -.- Iyaa! Dengan berbekal sebuah tas ransel yang beratnya minta ampun (Lah iya laah. Bawa baju utk 5 hari, makanan perbekalan, minum, sabun, shampoo, dll. berat beneeeerrrr), saya beserta keluarga saya berangkat menuju Melaka.

Perjalanan kuawali dengan menyeberang dari Batam menuju Singapura dengan menggunakan Ferry, kemudian dari pelabuhan naik MRT menuju suatu daerah di Singapura yang bernama Keranji, kemudian dari Keranji saya melanjutkan perjalanan menuju Johor Bahru dengan menggunakan bus, kemudian lanjut lagi dari Johor Bahru ke Melaka dengan menggunakan bus. LUAR BIASA MELELAHKAAAAN !!! Berangkat dari Batam pukul 12.30, sampai di Melaka pukul 23.30 malam. Bisa kebayang gak gimana pegalnya punggung dan kaki bawa-bawa tas segitu berat, belum lagi waktu di MRT harus berdiri lama banget karena harus melewati 11 stasiun untuk sampai di Keranji, juga antrian bus panjaaaaaang banget waktu di Keranji dan di Imigrasi Singapura karena hari itu, jam segitu, banyak banget orang yang pergi ke Malaysia :’)

Tapi ga sia-sia deh semua perjuangan yang kulalui dengan apa yang kudapat selama di Singapura dan Malaysia. Bukan hanya masalah jalan-jalan, bukan hanya tentang keindahan kota Melaka (Besok aku ceritain deeh aku kemana aja), tapi ada banyak hal-hal baik yang kupelajari dari 2 negara itu, yang membuat mata dan pikiranku benar-benar terbuka. Bahwa di luar sana, banyak sekali hal yang ternyata sangat berbeda dengan yang biasa kulihat di Indonesia, yang menurutku penting sekali untuk dipelajari oleh Indonesia.

1.KEBERSIHAN

“BERSIH” adalah kata pertama yang muncul di otakku sejak kapal yang kutumpangi memasuki perairan Singapura. Dan semakin meyakinkan aku ketika aku mulai keluar dari pelabuhan dan melihat ke jalanan. Mungkin kalau seseorang bertanya “Kata apa yang ada di pikiranmu saat kamu mendengar nama Singapura?” aku bakal jawab “BERSIH!”. Tidak ada sampah bertebaran di laut dan di jalan raya. Semua bersih. Lebaynya bisa dibilang, tidur-tiduran di jalan pun gapapa. Soalnya jalannya bersih. Hahaha. Sampai-sampai aku selama di sana sibuk sendiri nyariin sampah di jalanan. Ya mana tau ada gitu kan 1 atau 2 puntung rokok atau plastik bekas makanan di jalan. Eh ternyata, aku ga berhasil dapat. Wkwkw :3

Bukan cuma di Singapura, di Melaka juga gitu. Bersiiiih banget. Baik di jalan-jalan besar di kota, di sepanjang sungai, pasar, juga di tempat yang bernama Jonker Street. Ini asli keren. Jadi Jonker Street itu adalah suatu tempat dimana setiap Jumat,Sabtu dan Minggu malam, di Jonker Street itu diadakan pasar malam gitu. Di sana banyak di jual makanan, minuman, aksesoris, macem-macem! Dan hebatnya, di jalan yang segitu penuh, segitu banyaknya orang lalu lalang sambil makan dan minum, tidak ada sampah bertebaran di jalan, di pinggir jalan, bahkan di pojokan-pojokan. Bahkan aku sering liat itu bule-bule yang jalan di sana, turis-turis Asia gitu nenten-nenteng tusuk sate, bungkus makanan, gelas plastik yang mereka pake itu sepanjang jalan walaupun makanan dan minumannya sudah habis. Begitu sampai tong sampah, baru lah mereka buang sampahnya. GILAAAA !!! ITU ASLI KEREN DI MATA ORANG YANG TERBIASA NEMUIN SAMPAH DI JALANAN KAYAK AKU. HAHAHAA !

Pasar di sana juga asli bersih ! Ga ada sampah, ga becek, semua bersih bener. Belum pernah seumur-umur aku lihat pasar serapi itu. Ckckck

Jujur saja, terang-terangan saja, keadaan ini jauh berbeda dengan di Indonesia. Minimal setiap 2 meter, pasti aku sudah bisa menemukan ntah 1 atau 2 puntung rokok atau gabus makanan, atau plastik makanan atau botol minuman tergeletak di jalanan. Masyarakat kita bisa dikatakan kurang peduli dengan hal-hal seperti ini. Seringkali rasa malas lah alasan utama kenapa masyarakat kita lebih suka membuang sampah seenaknya dibanding dengan berjalan kaki 10 langkah menuju tempat sampah terdekat. Bahkan lucunya, seringkali saya temui, sampah itu justru bukan bertumpuk di dalam tong sampah, tapi tepat di sebelah tong sampah. Biasanya ini, karena malas berjalan, akhirnya dilempar aja dari jauh. Ya karena si pelempar bukan pemain basket handal, yaudin gagal deh sampahnya masuk ke tong sampah.. Jadinya bertumpung DI SAMPING tong sampah. Padahal  sampahnya kan bisa dikantongin dulu baru pas lewat tong sampah kita buang. Lah trus kalau sampahnya gede, ga muat dikantongin ? Ya itu udah resiko. Berarti kamu harus buang langsung ke tong sampahnya. Anggap aja olah raga dikit. Hehehe

2.KETERTIBAN

Masyarakat di sana tuh tertib abis ! Selain membuang sampah di tempatnya, mereka juga ga bakal merokok di tempat-tempat yang jelas-jelas ada tanda larangan merokok. Lah wajar, kalau di Singapura, merokok di tempat yang dilarang merokok tuh didenda, di Malaysia juga. Dan dendanya tinggi banget. Wahahahaaa ! Di sana juga pejalan kaki tuh tertib. Kalau jalan di trotoar, trus kalau nyebrang di zebra cross atau di jembatan penyeberangan. Gatau deh kalau nyebrang sembarangan didenda berapa. Aku sih ga berani nyoba-nyoba. Wkwkwk

Di stasiun MRT juga begitu. Jadi di setiap pintu untuk naik kereta, ada digambar garis di lantai mana untuk penumpang yang akan turun, mana tempat berdiri untuk penumpang yang akan naik. Dan itu benar-benar dipatuhi oleh orang sana.

Dan yang paling aku salute itu waktu aku nunggu bus di Keranji dan di imigrasi Singapura. Itu tuh ga ada petugas yang ngatur, ga ada rambu, ga ada garis di lantai untuk antri bus. Tapi orang sana tuh langsung otomatis bikin antrian untuk naik bus. Beneran ngantri ! Ga ada serobot menyerobot. Tanpa pengawasan dari petugas mereka bisa punya inisiatif sendiri utk bikin barisan yang rapi untuk naik bus. Luar biasa banget menurutku.

Dan untu pengemudi mobil/motor, mereka tuh kalau kuperhatikan, dalam kota ga berani bawa mobil kencang-kencang. Mungkin ada juga aturannya kali ya kalau dalam kota berapa kecepatan maksimumnya gitu. Jadi selama di sana, aku ga pernah liat motor/mobil kebut-kebutan di jalan dalam kota. Kebut-kebutan aja mereka ogah, apalagi melanggar lampu merah. Beeh! Baru di sana lah aku liat orang setertib itu bawa kendaraan. Dan kalau kuperhatiin, di Malaysia sama Singapura, waktu jalan atau berhenti di lampu merah, ada jarak aman antara mobil/motor yang satu dengan mobil/motor yang lain. Jadi waktu di lampu merah, mobil/motor itu ga dempet-dempetan. Begitu juga waktu ada hambatan di jalan. Asli itu keren banget. Aku betah banget ngeliatin mobil dan motor berhenti di lampu merah. Barisannya rapi soalnya. Hehehee

Lagi-lagi aku teringat negeriku tercinta. Ketertiban belum menjadi budaya di negeri ini. Lihat kenyataannya aja deh, kita di sini kalau nyebrang masih sesuka-suka kita aja. Waktu mau nyebrang trus liat Zebra Cross masih 5 meter lagi udah males aja jalan ke zebra cross. Akhirnya nyebrang aja deh langsung. Kalau untuk zebra cross aja males apalagi mau naik tangga penyeberangan ? Kebanyakan dari kita ogah banget jalan jauh-jauh, naik tangga lagi Cuma buat nyebrang. Masih sering ada kebut-kebutan di jalan, bahkan banyak pengendara sering membahayakan dirinya sendiri saat berkendara. Banyak juga yang dengan santainya berkata “Aturan kan ada untuk dilanggar”. Lahelaaah. Itu semua kan udah dipertimbangkan dengan baik demi terciptanya keamanan bagi Anda dan bagi pengendara lain. Saat kita berkendara, yang kita harus pikirin bukan hanya keselamatan kita sendiri. Tetapi juga keselamatan pengendara lain. Ini penting nih dipelajari di Indonesia. Karena, kalau negara ga tertib, gimana kita mau bersaing dengan negara lain sih ? Karena gimana pun juga, kemajuan suatu negara ga bisa kita gantungkan 100% kepada pemimpin negara. Tetapi, kita sendiri perlu mendukung dan turut mengupayakan supaya negara kita bisa bersaing dengan negara lain. Karena gimanapun juga, persaingan antar negara itu kan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Kita juga sebagai rakyat harus ikut bersaing dengan rakyat negara lain. Ya ga ? J

3.TIME IS MONEY

Dari yang kuperhatiin, orang di Singapura itu kalau jalan cepat banget. Ga lelet. Mereka kelihatan banget menghargai waktu. Dan kelihatan banget ga mau buang-buang waktu untuk hal yang bagi mereka ga berguna. Jadi kalau jalan tuh lurus aja. Ya bukan ga belok-belok, tapi maksudnya tuh ga pake acara liat kiri-kanan. Pokoknya musti cepat. Tapi walaupun begitu nih ya, mereka tetap aja tertib. Mereka bisa punya urusan tersendiri, tapi bukan berarti boleh mengganggu urusan orang lain. Prinsip boleh Time is Money, tapi bukan berarti bisa seenak jidat nyerobot kiri kanan. Hehehe

Kalau kuperhatiin, jadinya ga ada gitu waktu untuk bengong bagi mereka. Di MRT aja mereka sibuk ber-HP ria. Ya positifnya yang ada di benakku, mungkin aja bagi mereka, di MRT waktu yang kosong itu sayang banget dibuang. Kenapa ga sekalian aja mereka sambil googling gitu nyari-nyari info. Kan waktunya jadi ga terbuang percuma Hehehee (Ini sih dari kebanyakan orang yang berdiri/duduk di sampingku waktu di MRT. Tanpa sengaja aku lihat mereka sedang googling info gitu)

Kita musti belajar banyak nih dari yang begini. Sering banget kita ngebuang-buang waktu untuk hal yang ga berguna.Akhir-akhirnya apa ? Kita sering telat. Kalau udah telat nih, 1001 alasan keluar. Macet lah, ban bocor lah, kadang kita diam-diam ngerubah jam di kantor atau di sekolah jadi 10 menit lebih lambat dari biasanya. Hhahaha

. Iyaa! Saya juga sering begitu wahahahaaaa ! Yaah, syukur-syukur sejak pergi kesana pikiranku jadi lebih terbuka. Ga ada istilah males-malesan lagi waktu bangun pagi, ga ada lagi cari-cari alesan waktu mau mandi. Wkwkwk

Coba deh contoh orang di Singapura. Mereka tau kalau naik MRT jam X misalnya, itu pasti MRT penuh.. Ya mereka berangkat lebih awal lah untuk mengantisipasi supaya ga telat. Jalan juga ga lambat-lambat.. Ini salah satu hal yang bikin mereka maju. Karena mereka ga buang-buang waktu. Mereka menghargai waktu J

4.MENGHORMATI ORANG LAIN

Ini juga bikin aku salut banget. Orang di Singapura sama Malaysia tuh dibiasakan waktu lagi di kendaraan umum mendahulukan orang yang lebih tua, ibu hamil, orang sakit, juga ibu yang bawa anak untuk duduk. Jadi begitu mereka liat orang tua berdiri, secara langsung mereka berdiri kemudian mempersilahkan orang tua itu untuk duduk. Begitu juga jika mereka melihat ibu hamil, orang sakit dan ibu yang bawa anak. Mereka juga punya kebiasaan kalau pas naik eskalator mereka ga buru-buru, mereka berdiri di sisi sebelah kiri supaya orang lain yang buru-buru bisa jalan di sisi sebelah kanan. Ini luar biasa banget menurutku. Kenapa ? Karena begitulah kehidupan terjadi seharusnya. Kita harus bisa mengerti dan belajar peduli pada orang lain. Jujur saja, kita di Indonesia belum semua biasa akan budaya seperti ini. Sering kali saat di angkutan umum seperti kereta kita merasa karena kita naik duluan, kita yang berhak untuk duduk. Kadang kita pura-pura tidur lah, pura-pura ga tau, macam-macam! Tidak peduli ntah di sekitar kita ada yang lebih perlu duduk daripada kita atau tidak. Aku ingat banget tuh dulu pernah ada kan yaaa yang maki-maki ibu-ibu hamil karena dia harus berdiri di kereta kalau ga salah demi si Ibu-ibu hamil tersebut. Jujur saja, itu menyedihkan banget. Itu salah satu bukti bahwa kebanyakan anak bangsa kita sudah kehilangan hati nuraninya. Seharusnya kita malu. Malu banget!

5.DISIPLIN

Naah ini nih sebenarnya berkaitan erat dengan poin-poin yang tadi. Karena mereka disiplin, mereka bersih. Karena disiplin, mereka jadi tertib. Karena disiplin juga makanya mereka menghargai waktu. Kunci keberhasilan mereka ya ini. Disiplin. Kelihatan banget kan kalau mereka disiplin. Dan disiplin ini lah yang membuat mereka bisa menjadi negara yang maju.

5 poin itu adalah 5 poin terbaik yang bisa kupelajari dari sana. Masih banyak sekali hal-hal baik yang bisa dipelajari dari 2 negara itu sebenarnya. Baik itu tentang pemerintahnya, maupun tentang masyarakatnya sendiri. Seharusnya kita malu. Kita harusnya malu karena kita tidak mau membuka mata kita terhadap hal-hal baik di luar sana. Kebanyakan kita orang Indonesia terlalu anti terhadap hal-hal yang berbau non-Indonesia. Kebanyakan dari kita menganggap budaya lain itu tidak ada apa-apanya dibanding budaya kita sendiri. Bukannya saya benci negara saya, bukannya saya benci budaya saya, jujur saja saya katakan, saya bangga dengan budaya Indonesia. Tetapi bagi saya, ada budaya asing dan hal-hal baik dari negara luar yang perlu juga kita pelajari demi kemajuan negara kita sendiri. Seharusnya kita malu, seringkali kita memaki negara luar. Kita langsung memandang buruk Malaysia, Singapura dan negara-negara lainnya. Kita anggap karena suatu permasalahan, negara-negara itu tidak memiliki sisi positif. Yang kita lihat hanya kesalahan mereka yang kemudian kita jadikan alasan untuk memaki mereka dan menimbulkan sikap anti terhadap mereka.Kita jadikan kesalahan mereka sebagai alasan untuk berbicara sesuka kita tentang mereka, untuk menjatuhkan dan menghina mereka. Itu yang salah. Nyatanya banyak banget kan yang harus kita pelajari dari mereka ? Jujur saja saat melihat hal-hal yang saya ceritakan tadi, saya malu. Saya malu karena saya ingat saya pernah berbuat salah. Pernah nyebrang sembarangan, kalau bawa motor suka melanggar aturan, saya sering buang-buang waktu, macam-macam. Maka dari itu, saya mengajak saudara-saudara pembaca untuk sama-sama merenungkan. Apa kita akan terus mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kita yang salah ? Atau kita mau belajar dari negara-negara yang tadinya kita anggap remeh itu ? Belajar yang baik dari budaya orang itu ga salah lhoo. Kan bukan berarti kita melupakan budaya kita sendiri. Mari bersama kita belajar membuka mata kita. Jangan sedikit-sedikit anti asing. Lah kalau memang ada hal baik yang bisa kita petik dari budaya luar, kenapa harus kita menutup mata dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kita yang salah ? ::)

Salam,

Leony Sondang Suryani

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun