Mohon tunggu...
elangyk98
elangyk98 Mohon Tunggu... Penulis - enterprenuer

Lahir di kota Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gelar Doktor Ustad Adi Hidayat dan Ustad Abdul Somad

27 Desember 2019   00:50 Diperbarui: 27 Desember 2019   06:04 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : detik.com dan moka.com

Herankan.. sebuah perguruan tinggi Negeri  yang mempunyai peringkat yang lebih baik malah menyekolahkan dosennya ke Universitas yang notabene jauh di bawah peringkatnya

Lebih heran lagi, bulan Mei 2019, baru diumumkan UAS mulai study di Universitas di Sudan.  Tiba-Tiba sudah dapat kabar kalau UAS sudah menyelesaikan study doktoralnya. Sumber. 

Padahal loh, antara bulan  Oktober dan November, sering terlihat UAS berada di Indonesia dan bahkan dakwah di UII yogyakarta. Sumber

Ini study atau apa ya...

Kalau doktor honoris causa mungkinlah tapi kalau akademik, ya cukup meragukan. Kalau dilihat dari berapa semester seseorang umumnya memperoleh gelar S3, umumnya diperoleh selama 3 sampai 5 tahun.

Dari beberapa yang saya pahami. Kuliah S3 bukan lama di teori tapi di bidang penelitian dan riset-nya. Walaupun teori tidak banyak tapi minimal 2 semester harus mengikuti kuliah yang ketat atau setahun penuh.

Kalau melihat kurikulum di omdusman University, pendidikan doktor ditempuh selama 6 semester atau 3 tahun.  Seandainya UAS sudah mengajukan Izin cuti di Bulan Agustus 2018, artinya mata kuliah teorinya secepat-cepatnya agustus 2019 baru-lah selesai Berarti Riset dan penelitiannya hanya dilakukan selama 3 Bulan. Itu saja tidak full selalu diisi dakwah penuh ke seluruh pelosok Indonesia.

Bisa dibayangkan doktor apa yang dihasilkan. Risetnya kayak apa gitu. UAS bisa menyelesaikan kuliah S3 -nya artinya separoh dari yang ditetapkan, 6 semester.

Anggap saja UAS sangat pintar sekali, memang nyatanya menjadi idola umatnya, yang menjadi pertanyaan penulis.

Apakah gelar doktor-nya diakui di Indonesia ? Bagaimana melakukan penyesuaian di Universitasnya,  bila mengajar kembali. Apakah disamakan dengan gelar doktor yang diperoleh di perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Gelar doktor yang diperolehnya dari perguruan tinggi Luar Negeri , yang notabene, dengan UIN Pamekasan Madura saja kalah peringkatnya.

Apabila disamakan, maka kejadian ini akan ditiru oleh banyak orang. Yang penting mendapatkan gelar doktor Luar Negeri, tidak perduli apakah perguruan tinggi itu baik mutunya atau kurang dibandingkan dengan perguruan Tinggi di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun