Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sudah Lebih 5 Ribu Kematian, Potret Buruk Penanganan Covid-19 Ekuador

20 April 2020   19:08 Diperbarui: 21 April 2020   08:58 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JIKA ada pertanyaan, mahkuk apa yang paling menakutkan saat ini. Rasanya semua akan sepakat jika virus corona atau covid-19 lah jawabannya.

Betapa tidak, sejak awal kemunculannya atau ditemukan di wilayah Kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina pada penghujung Desember 2019 lalu, virus ini telah mampu menginfeksi jutaan umat manusia yang ada di muka bumi dan ratusan ribu diantaranya harus kehilangan nyawa.

Kendati demikian, seganas-ganas virus corona ini menginfeksi dan menghilangkan nyawa, tidak membuat otoritas tertinggi negara-negara terdampak jiper. Mereka terus berupaya dengan segala cara guna memenangkan pertempuran melawan virus dimaksud.

Banyak cara yang dilakukan sebagai bentuk keseriusan negara-negara terdampak melawan virus corona. Seperti halnya menerapkan lockdown atau karantina wilayah, menyeru warganya untuk senantiasa disiplin menerapkan social distancing, physical distancing serta berusaha sebisa mungkin untuk stay at home atau tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Itulah rata-rata upaya masing-masing negara di dugia guna melawan dan mencegah menyebarnya virus corona lebih masif lagi. Sedangkan dalam hal penanganan atau perawatan terhadap warganya yang sudah kadung terinfeksi atau dinyatakan positif virus covid-19, mereka (otoritas tertinggi masing-masing negara) juga telah sigap menyiapkan berbagai pasilitas.

Sebut saja, rumah sakit yang dianggap layak, membangun rumah sakit khusus penanganan virus, dan perawatan maksimal.


Salah satu contohnya tentu saja negara kita sendiri, Indonesia. Meski, bisa jadi apa yang dilakukan pemerintah masih belum sempurna, namun setidaknya sudah kita lihat bersama bagaiman dengan keseriusan pemerintah dalam mengurus dan berupaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar atau dinyatakan positif covid-19.

Misal, pemerintah menyulap gedung Wisma Atlet Kemayoran jadi rumah sakit darurat penanganan virus dimaksud. Tidak hanya itu, pemerintah juga membangun rumah sakit khusus penanganan dan perawatan pasien positif virus corona di Pulau Galang, Batam.

Kemudian, untuk penanganan pasien yang tidak tertolong atau meninggal dunia pun, pemerintah juga benar-benar serius. Mereka menggunakan standar operasional dan protokol covid-19 dalam prosesi pemulasaraan mayat hingga pemakaman.

Sementara untuk menanggulangi krisis ekonomi masyarakatnya akibat wabah coronavirus disearsed, pemerintah pun telah berupaya memberikan stimulus bagi mereka-mereka yang terdampak demi memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi global virus Wuhan masih terus bergerak liar di tanah air.

Benar, lagi-lagi tidak bisa dipungkiri apa yang telah dilakukan pemerintah ini masih jauh dari kata maksimal apalagi sempurna. Namun setidaknya, pemerintah telah membuktikan bahwa negara hadir dan siap all out melindungi warga negaranya dari serangan virus corona. Hal ini sepatutnya kita syukuri.

Tak hendak ingin mengagungkan keseriusan pemerintah Indonesia, namun sekali lagi kita sebagai warga negara +62 memang sangat beruntung dibanding dengan warga negara yang berada di Ekuador, Amerika latin.

Di negara yang dipimpin oleh Presiden Lenn Moreno telah banyak diberitakan oleh media massa setempat termasuk media massa di tanah air, bagaimana buruknya peranan pemerintah setempat dalam menangani keganasan virus corona.

Betapa tidak, di Negara tersebut banyak ditemukan mayat-mayat yang bergelimpangan di rumah-rumah warga bahkan di jalanan akibat terinfeksi virus corona. Sekali lagi, Ini membuktikan buruknya penanganan virus corona di negara Ekuador.

Dilansir BBC News Indonesia, kawasan Guayas, negara bagian Ekuador paling terdampak pandemi Covid-19, mendapati angka kematian sangat mencengangkan saat dilakukan cek silang dan dicermati dengan seksama.

Setidaknya 6.700 orang meninggal dunia di dua minggu pertama April, menjadikan Guayas area paling terdampak bukan hanya di negara tersebut tapi di seluruh Amerika Latin.

Hal ini terjadi, masih dilansir BBC News Indonesia, layanan kesehatan setempat lumpuh karena pandemi tidak dapat mendapatkan layanan kesehatan yang seharusnya.

"Kami sudah melihat orang meninggal di mobil, di ambulans, di rumahnya, di jalanan," kata Katty Meja, seorang pekerja di rumah duka di Guayaquil, ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Ekuador.

"Salah satu alasan mereka tidak dirawat di rumah sakit karena alasan kekurangan tempat tidur. Jika mereka ke klinik swasta, mereka harus membayar dan tidak semua orang punya uang," imbuhnya.

Diakui Katty, kerabat yang putus asa membiarkan mayat tergeletak di depan rumah, sementara sebagian lain membiarkannya di tempat tidur hingga berhari-hari.

Rupanya kejadian tersebut di atas diakui oleh Presiden Ekuador, Lenn Moreno, bahwa negara telah gagal mengatasi krisis kesehatan.

Berkaca dari apa yang terjadi di Ekuador memang sangat mengerikan sekaligus memprihatinkan. Dimana mayat-mayat akibat pandemi virus corona sudak tak bisa ditangani dengan baik. Mengingat ketidakmampuan negara sehingga beraplikasi pada buruknya penangangan. Sungguh tak terbayangian jika hal ini terjadi di negara kita, Indonesia.

Warga Negara Indonesia Cukup Beruntung

Jadi, terlepas dari segala kekurangan yang terjadi pada penanganan pandemi virus corona di Indonesia, tentu saja kita selaku warga negara patut merasa beruntung bahwa kita tidak separah negara Ekuador.

Namun, tentunya kita juga tetap berharap bahwa pemerintah lebih serius lagi dalam rangka menangani covid-19, agar penyebarannya bisa secepatnya diputus. Terus, koordinasi antar lini atau antar pemangku kebijakan yang selama ini masih tampak kurang padu bisa dibenahi lebih baik lagi.

Pasalnya, dalam memerangi virus Wuhan ini tidak cukup dengan mengandalkan ego masing-masing pejabat. Namun harus dibarengi dengan kerjasama serta satu tujuan. Jauhkan dulu segala kepentingan lainnya, apalagi kepentingan politik. 

Yang harus dipikirkan adalah kepentingan bersama tanpa harus membedakan warna politik, warna kepentingan dan hal lain yang hanya akan menimbulkan saling adu kuat, saling curiga yang hanya akan memantik perpecahan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun