Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ingin (Tidak) Sehat? Cukuplah Main Medsos 30 Menit Sehari!

22 Februari 2020   00:23 Diperbarui: 22 Februari 2020   00:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hayo ngaku, berapa jam dalam sehari kita bertamasya di media sosial?"

"Sejam, dua jam, tiga jam, atau jangan-jangan seharian?"

"Kalau ada yang bilang cuma 30 menit sehari, aku pastikan itu bohong, he .. he .."

Ya, memang tidak bisa dipungkiri, saat zamam sudah serba canggih, teknologi makin maju dan maraknya media sosial ibarat pedang bermata dua. Jika kita kebablasan dan tidak hati-hati membatasi durasi penggunaannya, bukan tidak mungkin akan melukai kita sendiri.

Kenapa aku bilang medsos itu ibarat pedang bermata dua dan kenapa pula bisa melukai. Penasaran, kan?

Gampang saja koq jawabannya. Bukan rahasia umum, di satu sisi teknologi dengan segala kecanggihannya memang sangat dibutuhkan pada zaman yang serba cepat ini. 


Jika kita tidak mampu menguasainya, siap-siap saja untuk selalu ketinggalan dalam berbagai bidang.

Harap tahu, teknologi diciptakan tak lain untuk memudahkan segala urusan kita.

Namun ingat, pada sisi lain media sosial sebagai salah satu produk dari kecanggihan teknologi, kalau tidak hati-hati memanfaatkannya, bisa menyeret kita pada sederet masalah sosial dan psikologis.

Nah, maksudnya di sini adalah bakal mengganggu cara kita berkomunikasi atau cara kita dalam memandang dunia. Karena itu tadi, adanya media sosial seolah-olah kendali berada di tangan kita.

Betul, media sosial bisa mengkoneksikan kita dengan siapapun yang ada di belahan bumi. Benar, kan?

Tapi, kalau mengutip dari Quartz, dalam riset terbaru  tentang efek media sosial pada kesejahteraan dari para peneliti di University of Pennsylvania, terungkap bahwa ternyata medsos juga bisa membuat kita kesepian. Nah, loh.

Ngerti nggak maksudnya, apa yang dimaksud dengan hasil riset tersebut? Pasti ngerti, kan?

Maksudnya adalah jika kita semakin lama bertamasya di media sosial, seperti facebook, instagram, WhatsApp atau flatform medsos lainnya, disadari atau tidak akan membuat kita makin terisolasi.

Ya, kalau kita rasakan ada benanya pula apa yang dikatakan oleh hasil riset tersebut. Sering aku lihat diantara dua sahabat akrab duduk bersebelahan tapi tidak ada tegur sapa. Karena keduanya hanya fokus pada medsos yang ada pada gawainya masing-masing.

Pun dengan kehidupan berkeluarga. Kehangatan yang sejatinya dirasakan oleh seluruh anggota keluarga saat berkumpul hampir jarang ditemukan. Lagi-lagi, masalahnya adalah asik dengan gawainya sendiri dan berselancar di medsos masing-masing.

Apakah ini sehat? Tentu saja tidak. Karena bagaimanapun, dunia medsos pada dasarnya hanya menciptakan puncak gunung es. Apa yang kita lihat hanyalah sebagian kecil atau sekelumit hidup seseorang. Lantaran isinya telah lebih dulu disortir agar yang tampak hanya sisi baiknya saja.

Dan ini jelas tidak fair bagi kesehatan pikiran kita yang dipaksa untuk percaya dengan apa yang tampak di medsos.

Nah berkaca pada hal-hal tadi, menurut riset, durasi waktu yang sehat untuk bermain medsos dalam sehari adalah cuma 30 menit. 

Karena kalau lebih atau bahkan berlama-lama dengan medsos dampaknya akan terjadi depresi, kecemasan dan kesepian. Bukan karena hal lain, namun ketika kecanduan itulah yang jadi penyebabnya.

Penelitian itu sendiri diterbitkan dalam Journal of Social and Clinical Psychology edisi Desember 2018. Hasilnya menunjukkan, mengurangi waktu penggunaan media sosial dikaitkan dengan penurunan yang cukup signifikan dalam rasa kesepian.

Tapi bagaimanapun riset ini hanya mengumgkapkan gagasan. Cuma tidak ada salahnya kalau memang kita mulai membatasi durasi akses media sosial. Tiga puluh menit sehari adalah temuan ideal menurut riset ini.

Penelitian ini juga tidak menentukan waktu optimal yang sebaiknya diterapkan pengguna pada platform ini, atau cara terbaik menggunakannya. 

Terlepas dari beberapa keterbatasan itu, riset ini menawarkan dua kesimpulan berhubungan yang tak ada salahnya diikuti pengguna media sosial.

Pertama, kurangi peluang untuk melakukan perbandingan sosial. Saat kita tidak sibuk terhanyut dalam clickbait media sosial, kita sebenarnya menghabiskan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang lebih mungkin membuat kita merasa lebih baik tentang hidup. Berolahraga, mengisi dengan kesenangan lainnya jadi tidak sempat.

Kedua, karena media sosial masih tetap akan ada, adalah kewajiban bagi masyarakat untuk mencari tahu cara menggunakannya dengan bijak agar membatasi efek merusak. Dengan kata lain, letakkan ponsel dan habiskan waktu bersama orang-orang dalam hidup kita..

Terakhir, menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk mengusap dan menggulir ponsel, tidak baik untuk kesehatan mental. 

Untuk itu, yuk tidak ada salahnya kurangi bermain medsos demi menjaga kesehatan mental dan sosial kita. 

Ganti dengan mengisinya untuk kegiatan di dunia nyata. Dengan silaturrahmi ke rumah teman-teman terdekat, atau ke tetangga. Tak ada salahnya dicoba.***

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun