Tak bisa kubayangkan jika rintik rindu membasahi hati
Dinginnya menembus jiwa lalu menusuk kalbu
Tatapan netraku kosong tersesat oleh ilusi tentang bayangmu
Hadirmu hanyalah pilu di simpang asa, tak mampu kusentuh walau tangan ini menghendaki
Hanya bait puisi temani hari-hariku di kala rindu mengendap dalam jiwa
Cuma aksara yang bisa kuajak bicara, lalu bersamanya merangkai  kata
Bersama kata kurajut bersama hati merindu menjadi sebuah makna
Bahwa hati dan jiwa tak akan pergi kemana, setia menungu bersama sapa mentari pagi
Saat rindu memberontak diri, rintik hujan tak mampu lagi sejukan jiwa
Saat bayangmu menggoda jiwa, pendar cahaya menghilang jatuh dalam kegelapan
Hanya bait puisi yang mampu terangi hati tenangan jiwa
Buat engkau yang di sana dengarlah kesahku..! Aku tanpa puisi, rapuh.
Sumedang 23 Oktober 2019